Selasa, 22 Desember 2009

Tips - Cara Download File

Ini agak tidak nyambung dengan fotografi, tapi mungkin bisa berguna untuk teman-teman.
Saya baru posting sebuah e-book tentang lighting yang mungkin bisa berguna untuk fotografi, karena ukuran file-nya besar, jadi saya taruh saja di DepositFile. Atau untuk langsung ke file-nya silakan klik di sini
Kenapa saya pilih depositFile?
Karena situs ini menawarkan program GOLD MEMBER untuk file yang di-download 15-1000 kali. Bahkan ada reward untuk setiap 1000 download. Menarik bukan?
Tapi ternyata masih banyak yang belum bisa download, jadi saya beri deh, step by step untuk downloadnya.
  1. Copy & paste link ini: http://depositfiles.com/en/files/z1ijohslz

  2. Pilih opsi FREE DOWNLOAD di bawah jam sebelah kiri

  3. Kalau muncul keterangan "NO SLOT FOR YOUR COUNTRY", tinggalkan dulu, ulangi lagi langkah 1 & 2 setelah 5 atau 10 menit

  4. Jika tidak ada masalah akan muncul tanda untuk menunggu selama 30-60 detik

  5. Setelah counter sampai ke 0 akan muncul button untuk download

  6. Setelah di-klik, maka akan mucul pilihan, klik Save

  7. Masukkan nama file yang Anda perlukan, lalu klik Save lagi

Setelah itu tinggal tunggu hingga proses download selesai. File yang saya muat berformat PDF, tapi supaya tidak mudah di-download & dibaca, extension-nya mungkin saya hilangkan. Jadi jika file tidak dikenali, rename saja file itu dan tambahkan extension PDF (.pdf) di belakangnya. :-)
semoga bermanfaat.

Senin, 21 Desember 2009

Photo session - Adventure Trip Jawa Timur

[25-27 Des 09] ADVENTURE TRIP BROMO-PULAU SEMPU-RAFTING


Kami menawarkan paket Advanture BROMO - JELAJAH PULAU SEMPU - RAFTING / ARUNG JERAM yang akan memberikan Anda pengalaman yang tidak terlupakan. Perjalanan yang mengasyikkan membawa Anda serasa berpetualang di berbagai suasana gunung, padang pasir, padang rumput, pantai, pulau, danau, dan arung jeram sungai. Dengan pengalaman adventure alam bebas, kami menawarkan paket murah backpacker.



Hari 01

# Dari Surabaya paling lambat Pkl 08.00 menuju lokasi Rafting sungai Pekalen Probolinggo dengan waktu tempuh 4-5 jam via darat. Sesampai di lokasi makan siang. Kemudian memulai pengarungan.







Lokasi yang digunakan sepanjang 12 Km selama sekitar 3 jam menggunakan perahu karet disuguhkan karakteristik sungai berbelok dan bertebing, Panorama alam yang indah, puluhan jeram ( grade 2 s/d 3+ ) yang exotic dan menantang, kemegahan air terjun, dan kemolekan gua-gua kelelawar, serta masih ditemuinya beberapa satwa langka

seperti burung elang, monyet, biawak, tupai menjadi daya tarik tersendiri yang dapat Anda nikmati.

Selepas pengarungan menuju wilayah Bromo untuk istirahat di penginapan. Acara bebas.



Hari 02

# Pagi hari jam 03.30 wib Anda akan kami bangunkan, tepat jam 04.00 wib kami ajak melihat Sun Rise (Matahari Terbit) dari Puncak Pananjakan 2776 m.

Dari gunung Penanjakan kita akan melihat pemandangan yang sangat menakjubkan suasana pagi hari yang indah dengan latar belakang pengunungan yang indah diselimuti kabut dan awan serta sunrise yang tidak akan kita temukan di tempat lain.







# Setelah puas melihat sunrise di Gunung Penanjakan dilanjutkan dengan perjalanan menuju kawah Bromo, kita akan melewati lautan pasir dengan dengan pemandangan pegunungan disekeliling kita. Setelah sampai di kaki Bromo, dilanjutkan dengan perjalanan menuju kawah dengan menaiki kuda/jalan kaki. Di area ini kita akan menjumpai gunung disamping gunung Bromo yaitu gunung Batok dan juga sebuah Pura tempat masyarakat Tengger melakukan upacara adat setiap tahunnya yang dikenal upacara Kasodo.

# Sesampai dikaki gunung kita akan menaiki anak tangga menuju puncak gunung bromo. Dari atas gunung Bromo kita akan menjumpai pemandangan yang menarik.







# Kira-kira jam 07.30 wib kita kembali ke hotel.

# Istirahat sejenak kemudian Pkl 09.00 melanjutkan perjalanan menuju Pulau Sempu melalui padang pasir dan padang rumput Bromo dengan waktu tempuh 5-6 jam perjalanan diselingi makan siang di perjalanan. Sendang Biru merupakan pelabuhan alam dikarenakan posisinya yang dilindungi oleh pulau Sempu di sebelah selatan.

# Menyeberang ke pulau Sempu digunakan perahu nelayan dengan waktu tempuh 10-15 menit.







# Kita akan turun di suatu teluk di pulau Sempu. Dari titik inilah kita akan mulai kegiatan trekking menuju Segara Anakan, tempat menginap danau di tengah pulau Sempu.

Untuk mencapai Segara Anakan jalur yang dihadapi adalah jalan setapak di tengan hutan hujan tropis yang lumayan lebat dengan waktu tempuh 3-4 jam santai.

Segara anakan adalah danau air asin. Permukaan air danau akan surut atau pasang sesuai siklus pasang surut air laut.

Jika kita memanjat tebing di sisi selatan danau, kita akan bertemu karang yang menjulang yang langsung menghadap ke pantai selatan.

Sesampai di Segara anakan kita dapat menanti tenggelamnya matahari di sisi tebing selatan. Selain itu kita juga bisa melakukan aktifitas lain seperti berenang dan memancing.

# Sore malam tiba di danau segara anakan dan bermalam di pingir danau.







Hari 03

# Di awal hari, kita dapat pergi ke tebing selatan untuk menikmati indahnya sunrise. Selepas pagi jangan lupa untuk menyempatkan diri berenang di laguna Segara Anakan.

# Pkl 09.00 Ketika matahari mulai naik, rombongan akan kembali ke Sendang Biru dan melanjutkan perjalanan kembali ke Surabaya.







Harga paket wisata per peserta: Rp 995.000



Sudah termasuk :

- Transportasi dari Surabaya ke G. Bromo, Pulau sempu dan lokasi rafting dengan menggunakan kendaraan dengan driver yang ramah dan berpengalaman ( jeep terbuka, kijang, menyesuaikan jumlah peserta )

- Menginap 1 Malam di Bromo di penginapan ( shared bath room )

- Ticket masuk obyek wisata

- Kendaraan untuk melihat Matahari terbit di puncak Penanjakan dan kawah G. Bromo

- Peralatan rafting

- Makan siang di lokasi Rafting

- Perahu penyebrangan ke Pulau Sempu

- Makan malam dan pagi di Pulau Sempu.

- Tenda dan alas tidur di Pulau.



Belum termasuk :

- Makan selama perjalanan

- Asuransi perjalanan



Perlu dipersiapkan :

- Pakaian dingin / jaket, senter dan sepatu / sandal yang gripnya bagus serta kamera untuk dokumentasi

- Daypack / backpack

- Makanan kecil / snack

- Obat-obatan pribadi

- Sun glases.



Pembayaran:

DP 50 % 3 minggu sebelum berangkat ( tanggal 2 Desember 2009 ) dan pelunasan pada hari pemberangkatan.

Transfer via Mandiri / Bca / BNI.



Untuk info lebih lanjut :

Handi PW : 021-9868 7803 dan 08131 745 2574

Febry : 0818 0635 5745

Elyudien : 08129 040702 (SMS)



E-mail : dal_adventure@yahoo.com atau elyudien@yahoo.com

YM : f_cipit@yahoo.co.id

YM : dal_adventure@yahoo.com



Kunjungi pula :

www.daladventure.com


Sabtu, 19 Desember 2009

Teknik - White Balance

Putih sebagai Standar Warna


Mungkin ada yang pernah memotret obyek, kemudian menyadari bahwa kamera merakam warna yang salah. Warna merah berubah menjadi jingga, atau hijau menjadi kuning. Ini mungkin disebabkan oleh kesalahan kamera dalam memilih warna 'putih'.
Kamera sebenarnya tidak benar-benar mengenali warna. Yang ditampilkan oleh kamera adalah seberapa jauh perbedaan frekuensi cahaya pantulan dari suatu obyek terhadap suatu frekuensi cahaya lain yang menjadi standar pembanding. Pemahaman mengenai proses reproduksi warna ini sangat penting dalam fotografi yang meemerlukan tingkat akurasi warna tinggi, misalnya dalam foto produk, warna kain, grafis cahaya, dsb.
Berikut ini adalah foto dari obyek yang sama, dipotret dengan beberapa mode white Balance yang berbeda:

Auto White Balance


Warna 'putih' dipilih sebagai standar pembanding karena warna ini bersifat netral. Pada kondisi cahaya berfrekuensi lengkap, warna putih akan memantulkan semua frekuensi cahaya, sehingga obyek berwarna putih adalah obyek yang memantulkan cahaya dengan intensitas paling tinggi. Namun karena sifatnya yang netral, putih akan merah jika diterangi oleh lampu berwarna merah, tampak biru di bawah cahaya lampu biru, dan seterusnya. Berdasarkan kondisi tersebut, Auto-WB pada kamera diatur untuk mengenali 'pantulan obyek dengan intensitas tertinggi' dan menggunakannya sebagai standar warna 'putih' untuk melakukan koreksi warna.
Akibatnya, pada kondisi-kondisi tertentu, kamera dapat mereproduksi warna yang keliru karena tidak ada benda berwarna putih pada obyek yang ditangkapnya. Dalam kondisi ini diperlukan kecermatan fotografer untuk membantu kamera melakukan koreksi warna.

Preset White Balance


Untuk melakukan koreksi warna, biasanya tersedia beberapa pilihan Preset WB pada kamera digital. Misalnya:
  • Fine, digunakan pada kondisi pemotretan outdoor siang hari dengan kondisi cahaya matahari terang
  • Shade,atau dalam beberapa tipe disebut Cloudy digunakan pada kondisi pemotretan outdoor dengan kondisi matahari terhalang atau tertutup awan
  • Fluorescent, digunakan untuk pemotretan dalam ruang dengan pencahayaan lampu neon
  • Incandescent, digunakan untuk pemotretan dalam ruang dengan pencahayaan lampu pijar/ tungsten

Pada dasarnya, urutan dari Fine sampai ke Incandescent didasarkan pada perbedaan suhu dari setiap warna cahaya. Penjelasannya akan disampaikan di bawah.

Kelvin White Balance


Kelvin WB, biasanya terdapat pada kamera DSLR profesional, didasarkan pada pemahaman fisika bahwa benda dengan suhu tertentu akan memancarkan cahaya dengan frekuensi tertentu pula. Cahaya matahari dipancarkan oleh benda dengan suhu 5500K. Lampu neon memiliki suhu 4000K, lampu pijar 3000K.
Kesalahan dalam pengaturan derajat Kelvin akan menghasilkan warna yang keliru. Patokannya:
  • Jika foto yang dihasilkan berwarna kebiruan, berarti setting temperatur terlalu rendah
  • Jika foto yang dihasilkan berwarna kekuningan, berarti setting temperatur terlalu tinggi


Custom White balance


Pemilihan pengaturan WB dengan Preset atau kelvin mungkin dianggap ribet saat fotografer tidak bisa memutuskan setting yang tepat. Beberapa kamera dilengkapi dengan pilihan Custom WB sebagai alternatif terakhir. Pada setting ini, kamera digunakan untuk memotret dan merekam warna yang dijadikan standar putih, dan selanjutnya warna ini akan digunakan untuk melakukan koreksi warna untuk obyek yang lain. Jadi fotografer cukup mengantongi selembar karton putih sebagai standar jika sewaktu-waktu diperlukan.
Uniknya, dengan cara ini, bisa digunakan warna lain selain putih sebagai standar, sehingga dapat dihasilkan 'false color' - kesalahan tonal warna yang disengaja untuk mendapatkan mood bagi sebuah foto. Misalnya untuk memperoleh kesan 'hangat' foto dibuat bernuansa kekuning-kuningan. Sebaliknya, untuk memperoleh kesan 'dingin' foto dibuat bernuansa kebiru-biruan.

Lalu seperti apa sebenarnya warna obyek yang saya potret di atas?
Dengan Custom WB pada sebuah karton putih, ini hasilnya:

Semoga bermanfaat

Rabu, 16 Desember 2009

Macromania - Reversed Lens

Perlu Ketelatenan


Untuk foto macro yang ekstrim, saya menggunakan reversed lens karena:
  • Bisa dipakai pada kamera apapun
  • Murah
  • Mudah diperoleh
  • Mudah diaplikasikan

Lensa tambahan yang saya pakai adalah lensa jadul merk Yashica 50 mm f/1.9 yang saya dapat di Cihapit seharga Rp 100.000. Sewaktu saya beli, kondisinya sudah tidak utuh. Rumah & focusing ring-nya sudah pecah, aperture seret, tapi lensanya sendiri masih bagus & jernih. Jadi sekalian saja saya lepas rumah & aperture-nya, lalu saya pasang pada tutup botol spray dengan double tape. Jadinya seperti ini:
Untuk memakainya, tinggal memasang tutup botol spray itu di filter lensa kamera. Inovasi ini pas untuk dipakai pada lensa berdiameter 58 mm. Atur zoom kamera pada posisi tele-end agar tidak terjadi vignette.
Kelemahan dari penggunaan reversed lens ini adalah:
  • Auto fokus & manual fokus tidak berfungsi

    Jadi kamera harus digerakkan maju mundur sampai obyek tampil dengan tajam.

  • DoF sangat tipis

    Walaupun sudah menggunakan bukaan f/11, obyek yang tajam sangatlah terbatas, jadi cukup sulit menangkap obyek bergerak

  • Intensitas cahaya ke sensor sangat rendah

    Karena adanya tambahan di depan lensa ditambah dengan aperture yang sempit, intensitas cahaya yang sampai ke sensor menjadi rendah


Dengan berbagai pertimbangan, maka untuk pemotretan makro dengan reversed lens ini, sebaiknya:
  1. Gunakan ISO sedang sampai tinggi

    Biasanya saya menggunakan ISO 400 karena pada ISO 100 atau 200 itu shutter menjadi sangat lambat, sedangkan di atas 400 noise akan meraja lela - ini sangat bergantung pada tipe kamera, jika menggunakan DSLR, silakan memakai ISO yang lebih tinggi

  2. Gunakan flash dengan diffuser

    Tujuannya untuk mendapat pencahayaan tambahan sehingga shutter speed bisa lebih cepat, sekaligus meredam kekuatan flash agar obyek tidak over exposed


Berikut beberapa contoh perbandingan foto dengan mode Makro terhadap foto dengan menggunakan reversed lens:
Klik pada gambar untuk melihat dengan ukuran lebih besar



Semoga bermanfaat

Macromania - Pelengkap Lensa

Beberapa Opsi Pengobatan 'Rabun Dekat'

Faset pada mata seekor lalat - dipotret dengan reversed lens
Kesulitan untuk melakukan pemotretan makro berkaitan dengan keterbatasan lensa adalah:
  1. Jarak obyek yang lebih dekat daripada jarak fokus terpendek lensa
  2. Perbandingan (skala) antara image dengan obyek terlalu kecil

Untuk mengatasi kendala ini, ada beberapa alternatif dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing:
    Pakai lensa makro

    Ini adalah alternatif untuk menghasilkan foto makro berkualitas tinggi. Dengan lensa makro, seluruh fotur pada kamera, termasuk auto-fokus, metering & white balance, dapat tetap digunakan. Sayangnya alternatif ini hanya dapat digunakan oleh pengguna kamera DSLR. Selain itu, harga sebuah lensa makro juga harus dipertimbangkan

  1. Menggunakan expansion-tube

    Alternatif ini juga hanya dapat digunakan oleh pengguna kamera DSLR. Dengan memasang tabung di antara body dan lensa, jarak antara lensa dengan sensor bertambah, sehingga jarak antara obyek dan lensa bisa dikurangi> Satu set expansion tube seharga 200-300rb jauh lebih murah daripada lensa makro, namun penggunaan expansion tube memiliki keterbatasan karena auto fokus tidak dapat digunakan. Selain itu, pertambahan jarak lensa ke sensor akan menurunkan intensitas cahaya 2-3 stop

  2. Menggunakan close-up lens/ macro converter

    Dari namanya, jelas bahwa ini adalah alat tambahan pada lensa - dipasang seperti filter - untuk mendekatkan jarak lensa ke obyek. Fungsinya mirip lup yang dipakai oleh tukang jam. Raynox merupakan merk terkenal untuk alat sejenis ini, harganya sekitar Rp 1-2jt. Alternatif ini bisa dipakai pada kamera apapun karena dipasang 'di depan' lensa. Semua fitur tetap dapat digunakan, tetapi intensitas cahaya turun 1-2 stop.

  3. Adapter+reversed lens

    Teknik ini menggunakan sebuah lensa standard (biasanya 50 mm f/1.8)yang dipasang terbalik pada body DSLR atau di depan lensa utama. Dengan teknik ini, dapat diperoleh jarak obyek sangat dekat, namun tidak dapat menggunakan autofokus. Kamera harus digerakkan maju-mundur dekat obyek untuk mendapat image paling tajam. Intensitas cahaya ke sensor juga berkurang 2-3 stop


Secara umum, alternatif selain penggunaan lensa makro akan menurunkan intensitas cahaya yang sampai ke sensor. Oleh karena itu penggunaan lighting/ flash menjadi keperluan penting dalam foto makro. Mengingat jarak obyek yang dekat (kurang dari 1 m), cahaya flash normal akan menyebabkan obyek menjadi over-exposed, jadi wajib menggunakan diffuser untuk meredam cahaya flash.
Semoga bermanfaat.

Selasa, 15 Desember 2009

Aksesoris - Slave Flash

Lebih Terang & Lebih Jauh



Para pengguna kamera poket (compact) kadang dibuat kesal sewaktu memotret di malam hari atau dalam ruangan. lash sudah menyala, tapi obyek dalam foto tetap tampak gelap. Ini mungkin disebabkan oleh keterbatasan kemampuan flash internal yang tersedia pada kamera.
Sebuah flash internal biasanya hanya mampu menerangi secara efektif obyek yang berjarak kurang dari 3 m. Jika digunakan pada obyek dekat (makro), flash ini justru menyebabkan obyek menjadi over exposed. Jadi singkatnya, flash internal hanya cocok digunakan pada obyek dengan jarak 1,2 s.d 3 m saja. Itupun dengan resiko terjadinya bayangan gelap di sekitar obyek.
Penggunaan flash external dapat menyelesaikan persoalan tersebut. Flash external dapat diatur kekuatannya dapat menghasilkan cahaya yang lebih kuat sehingga mampu menerangi pada jarak yang lebih jauh & lebih luas. Banyak tipe flash external yang dapat ditekuk, sehingga penerangan tidak bersifat langsung (direct) tapi melalui pemantulan (bounce) sehingga bayangan gelap di sekitar obyek dapat direduksi.
Tapi bagaimana bisa menggunakan flash external pada sebuah kamera poket yang tidak memiliki hot-shoe? Di situlah perlunya penggunaan slave f;ash. yaotu flash external yang akan menyala setelah flash utama (master mati. Jedanya hanya beberapa milidetik, sehingga obyek akan diterangi sebelum shutter menutup kembali.
Ada banyak produk yang bisa berperan sebagai slave-flash. Beberapa adalah flash yang sudah dilengkapi sensor cahaya, tetapi ada juga yang hanya berupa sensor & slave-trigger yang berfungsi sebagai hotshoe untuk 'flash external tanpa sensor'. Silakan menengok ke link ini untuk menengok bermacam-macam tipe & harganya:
Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa:
  1. Kamera tidak 'menyadari' adanya penerangan tambahan ini sehingga sangat mungkin terjadi over-exposed
  2. Jika da banyak fotografer yang memotret, slave flash bisa di-trigger oleh flash dari kamera lain yang menyala sebelum kamera Anda
  3. Pastikan bahwa mode flash pada kamera adalah 'ON' atau 'FORCED', jangan gunakan 'Red Eye Reduction' atau 'Slow sync'
  4. Slave flash dapat pula ditrigger oleh pre flash, yaitu flash yang menyala untuk mengukur pencahayaan sebelum kamera mengambil gambar. Jadi pastikan untuk mematikan pre-flash jika menggunakan slave flash

Untuk memastikan bahwa slave flash memberikan hasil terbaik, sempatkan untuk mengambil beberapa foto sebagai percobaan. Untungnya, sekarang sudah jaman digital, jadi kita dapat langsung mengevaluasi hasil setiap jepretan. Pada jaman film dulu - terutama untuk pemotretan dokumentasi event - terkadang fotografer menghabiskan 1 rol film untuk melakukan 'uji lapangan' pada kekuatan & penempatan slave flash.
Semoga bermanfaat

Minggu, 13 Desember 2009

Ide Bisnis - Stock Photo

Beli Foto atau Bayar Fotografer


Stock photography adalah kumpulan foto yang dapat digunakan oleh biro iklan, majalah, atau pihak-pihak lain yang membutuhkan untuk digunakan sebagai ilustrasi. Foto-foto ini dujual lepas atau 'disewa' untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu.
Situs stock photography memberikan keuntungan pada perusahaan & biro iklan karena mereka dapat langsung memilih foto-foto yang cocok untuk keperluannya tanpa direpotkan dengan biaya produksi. Dengan membeli foto dari situs stock photography, mereka juga tidak perlu mempekerjakan fotografer. Untuk para fotografer, khususnya fotografer pemula, bisnis stock photography ini memberi beberapa keuntungan:
  1. Penghasilan dari foto yang dijual putus atau komisi dai foto yang digunakan untuk jangka waktu tertentu
  2. Uji kemampuan teknis karena foto-foto yang masuk ke sebuah situs stock photography akan melalui proses seleksi sebelum dinyatakan 'layak jual'. Artinya, semakin banyak foto yang diterima
  3. Uji kemampuan membaca pasar karena foto yang terjual bukan hanya bagus secara teknis, tapi harus sesuai dengan keperluan pengguna. Semakin banyak foto yang terjual berarti kemampuan membaca trend & kebutuhan pasar yang lebih baik
  4. Melengkapi portfolio iniah yang terpenting untuk seorang fotografer. Portfolio yang baik berarti rekaman pengalaman & kemampuan yang lebih tinggi

Berikut beberapa situs stock photography:
Situs-situs di atas hanya beberapa dari banyak situs stock photography di internet. Anda dapat mencari lebih banyak lagi dengan keyword 'stock photography site' di Google ataupun Search engine lainnya. Masing-masing situs menerapkan aturan kualitas gambar & komisi yang berbeda-beda. Silakan untuk berkunjung dan melihat syarat & ketentuan yang diterapkan untuk memulai bisnis.
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 12 Desember 2009

Tips - Kembang Api

sabar Menunggu & Jepret Sebanyak Mungkin


Dalam momen tahun baru, kembang api merupakan salah satu obyek yang menarik untuk difoto. Tapi obyek yang satu ini agak tricky. Meskipun di beberapa kamera sudah terdapat Scene Program untuk Fireworks, tetap saja perlu teknik tertentu untuk memotretnya dengan baik.
Hasil yang saya pasang di sini, diperoleh setelah berkali-kali jepretan. Sewaktu memotret ini, di bagian bawah Jam Gadang ada lampu-lampu yang menyala, jadi kalau disertakan akan mengaburkan kembang apinya. Jadi terpaksa komposisinya agak aneh.
Beberapa hal yang bisa saya share untuk memotret kembang api:

  1. Gunakan tripod

    Rasanya ini wajib, karena kita akan menggunakan shutter speed lambat, 1 detik atau lebih. Penggunaan tripod akan memastikan tidak terjadi shake pada kamera sehingga diperoleh hasil yang tajam


  2. Manfaatkan obyek tetap dalam komposisi

    Ini bisa berupa gedung, monumen, atau bangunan apapun yang akan menunjukkan di mana foto diambil. Selain untuk menandai lokasi, pemanfaatan obyek tetap ini dapat berfungsi sebagai frame


  3. Gunakan jarak fokus (zoom) paling wide pada lensa

    Tujuannya untuk menangkap obyek seluas-luasnya. Kita tidak tahu di mana kembang api akan 'meledak', jadi daripada menebak arah, sebaiknya di-cover saja kemungkinan seluas mungkin. Mungkin malah bisa dapat 2 atau 3 kembang api yang meledak hampir bersamaan


  4. Gunakan resolusi tertinggi

    Karena diambil dengan widest-end, nantinya mungkin perlu dilakukan cropping untuk rekomposisi. Penggunaan resolusi tinggi akan sangat menguntungkan


  5. Gunakan exposure setting manual

    Biasanya ditandai dengan mode M. Tujuannya agar kamera bisa kita kendalikan sepenuhnya. Karena kita tidak tahu 'di mana tepatnya' kembang api akan meledak, untuk dapat foto yang cukup tajam di semua range kita harus memperoleh DoF yang dalam. Untuk itu harus digunakan aperture sempit f/8 atau lebih dan shutter speed lambat 1 s atau lebih. Ini tentunya berlawanan dengan program dalam kamera yang akan mengkompensasi bukaan dengan kecepatan, jadi harus dilakukan dengan setting manual
    Oh ya, gunakan ISO rendah, 100 atau 200 untuk mengurangi noise. Jadi kemungkinan setting yang bisa dipakai, misalnya:

    • ISO 100 f/11 1 s
    • ISO 200 f/16 1.5 s
    • Boleh dicoba kombinasi lain di sekitar itu

  6. Matikan autofokus

    Karena kondisi umum gelap & kembang api hanya menyala sesaat, autofokus kamera bisa mengalami kebingungan dan kehilangan momen karena tidak sempat mendapat fokus. Jadi sebaiknya atur fokus pada jarak terjauh lalu matikan auto fokus.


  7. Matikan flash

    Biasanya pada manual setting flash tidak menyala, tapi tak ada salahnya memastikan, sebab dalam kondisi ini flash tidak berguna. Jika menggunakan flash internal, waktu pengisiannya mungkin malah jadi gangguan.


  8. Jepret sebanyak-banyaknya

    Jangan mereview terlalu lama karena momennya akan cepat dan waktunya terbatas. ambil saja foto sebanyak-banyaknya lalu diseleksi di rumah :-)


Semoga bermanfaat

Jumat, 11 Desember 2009

Olah Digital - Rekomposisi dan Edit background

Ini foto keluarga hasil jepretan sendiri di rumah

Jelek sekali ... hehehe ... Posisi berdiri Amjad terlalu ke kiri, latar belakang juga tidak menunjang, jadi harus dilakukan penyesuaian. Kalau sudah begini, mau gak mau Photoshop harus turun tangan.

Untuk awalnya, saya isolasi dulu Amjad & bagian di sebelah kirinya.

Klik Copy, lalu klik dan tahan marquee-nya sambil digeser ke kanan sampai di tempat yang rasanya enak untuk dilihat.
Klik Paste, maka Amjad pun berpindah tempat :-)


Selanjutnya pekerjaan dikonsentrasikan untuk mengubah background
Supaya gampang, saya buat layer baru yang diberi warna sesuai dengan yang diinginkan. Supaya gampang saya ambil warna coklat dari pintu yg ada.
Setelah itu pakai Eraser untuk menghapus sebagian layer depan sampai gambar keluarga seluruhnya tampak. Layer depan bisa di-merge ke layer awal & hasilnya semua background tertutup.


Untuk editing selanjutnya, kita bisa gunakan Magic Wand untuk melakukan seleksi atas seluruh background. Supaya tidak tampak kaku, background yang baru diubah ini diberi tekstur (Filter --> Texture --> Texturizer) lalu dibuat blur (Filter --> Blur --> Lens Blur) agar tidak mengalahkan ketajaman obyek utama. Background juga bisa diatur lagi warnanya


Untuk menyamarkan sambungan antara obyek utama & background, saya tambahkan lagi efek pencahayaan (Filter --> Render --> Lighting effects) dengan opsi Spotlight
Hasil akhirnya seperti ini:


Semoga bermanfaat

Kamis, 10 Desember 2009

Tips - Point of Interest

Memastikan Pesan Tersampaikan dengan Tepat


Point of Interest adalah daya tarik utama yang ingin ditunjukkan dalam sebuah foto. Idealnya, hanya ada 1 (satu) POI dalam foto agar pesan yang ingin disampaikan melalui foto itu sampai pada pemirsa. Ada beberapa teknik untuk memastikan POI ini ditangkap oleh pemirsa:
  1. Fill The Frame

    Dengan obyek utama yang mengisi seluruh frame, sudah kelas bahwa tidak ada obyek lain yang memecahkan perhatian pemirsa. Untuk dapat memenuhi frame dengan obyek, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, misalnya

    • Bergerak mendekati obyek
    • Menggunakan lensa tele atau zoom
    • Cropping


  2. Depth of Field

    Dengan mengatur DoF sedemikian rupa, maka obyek utama akan tampak tajam sedangkan lingkungan sekitarnya menjadi blur. Dengan kondisi ini, maka seluruh perhatian akan tertuju pada obyek utama saja. Untuk memcapai DoF yang tipis, langkah yang dapat dilakukan adalah:

    • Set aperture dengan bukaan palung lebar (angka paling rendah)
    • Gunakan zoom terpanjang (tele-end)
    • Jarak background yang cukup jauh dari obyek
    • Menggerakkan kamera mengikuti gerakan obyek

  3. Posisi dan Komposisi

    Penempatan obyek dalam frame akan menentukan seberapa besar perhatian tertarik pada obyek atau bagian dari obyek. Posisi tengah adalah dominan. Atas lebih menarik dari bawah. Posisi pada 1/3 dan perpotongannya akan memberikan tekanan lebih. Misalnya penempatan garis mata model pada 1/3 atas frame.

    Selain itu, keseimbangan & warna juga turut menentukan. Warna terang lebih menarik daripada warna gelap. Warna kuning adalah yang paling menarik perhatian


  4. Garis dan Pola

    Dengan memanfaatkan garis dan pola yang konvergen menuju obyek utama, perhatian dapat digitring ke satu arah


  5. Framing

    Framing adalah pemanfaatan elemen atau obyek tertentu yang ada di sekitar obyek sebagai pembatas, sehingga seluruh perhatian terpusat pada obyek utama


  6. Editing

    Merupakan langkah terakhir jika foto sudah tersimpan dalam bentuk file di memory-card atau hard-disk. Banyak hal dapat dilakukan dalam editing untuk memastikan agar hanya 1(satu) POI dalam foto, misalnya:

    • Cropping, membuang bagian yang tidak penting sekaligus mengatur komposisi
    • Pengaturan cahaya dan warna, dengan menurunkan intensitas cahaya di sekitar obyek atau mengatur tonal warna
    • Blurring lingkungan di sekitar obyek, sehingga opbyek utama tampil lebih mencolok
    • Sharpening, menaikkan ketajaman obyek utama
    • Menghapus obyek lain yang berpotensi memecah perhatian

Selasa, 08 Desember 2009

Macromania - Bunga

Indah untuk Semua



Bunga dirancang untuk menarik perhatian serangga agar bisa membantu tanaman dalam penyerbukan, tapi ternyata keindahannya juga menarik untuk manusia. Memotret bunga, bisa dikatakan lebih mudah daripada memotret serangga karena bunga tidak akan terbang ke mana-mana. Jadi fotografer tidak perlu bersusah payah bergerak ke sana ke mari seperti mengikuti serangga. Namun begitu, ada kemungkinan mendapat bonus foto serangga ketika dia hinggap di bunga yang sedang kita bidik. Tetap ada hal-hal yang bisa disampaikan untuk memperindah foto sekuntum bunga.

Yang sebaiknya dilakukan:

  1. Penuhi ruang gambar

    Ini bisa ditempuh dengan memotret dari jarak dekat, atau melakukan crop ketat saat editing. Tujuannya agar hanya ada 1 (satu) daya tarik dalam foto bunga itu. Sebenarnya tak ada salahnya menampilkan latar belakang selama tidak ada obyek lain yang menjadi pemecah perhatian


  2. Setting mode pemotretan ke makro

    Ini akan memastikan bunga yang Anda foto berada dalam fokus yang tajam walaupun dipotret dari jarak dekat


  3. Mendapat cahaya yang rata

    Tujuannya agar detil pada seluruh bagian bunga terekam dengan baik. Untuk memperoleh cahaya yang rata, pemotretn sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Jika pemotretan dilakukan pada siang hari, sebaiknya gunakan reflektor untuk memperoleh cahaya yang rata. Kondisi mendung dapat menguntunngkan karena dalam kondisi ini cahaya akan merata. Namun kondisi mendung sering mengakibatkan white-balance tidak sempurna dan menghasilkan foto yang 'dingin' karena warna tidak tampil dengan maksimal.


  4. Gunakan diffuser jika menggunakan flash

    Penggunaan flash pada jarak yang terlalu dekat menyebabkan cahaya yang terlalu kuat (harsh) dan berppotensi memudarkan warna akibat over-exposure. Oleh sebab itu sebaiknya menggunakan diffuser untuk meredam flash. Diffuser ini dapat dibuat sendiri dengan biaya sangat terjangkau


Semoga bermanfaat

Senin, 07 Desember 2009

Tips - Foto yang Bagus

Berbicara dengan Bahasa Gambar



Ada yang bertanya,"Kriteria foto yang bagus itu seperti apa sih?"

Well, saya sebetulnya agak bingung juga menjawabnya. Soalnya ada banyak sekali kategori dalam fotografi & kondisinya bisa berbeda-beda. Foto yang bagus belum tentu indah. Anak korban kelaparan di Ethiopia jelas bukan pemandangan yang indah, tapi toh banyak yang bilang fotonya bagus. Secara umum, mungkin bisa dikatakan bahwa foto yang bagus adalah jika "pemirsa menangkap makna yang ingin diabadikan oleh fotografer lewat fotonya"

Kalau mau agak panjang sedikit, kita coba lihat dari elemen-elemennya:
  • Pencahayaan

    Cahaya - termasuk white balance - harus sesuai dengan efek yang ingin ditimbulkan. Ada yang ingin menimbulkan kesan horror/ spooky, jadi tentunya cahaya juga dibuat remang-remang

  • Komposisi

    Ele,em-elemen dalam foto harus saling mendukung sehingga menimbulkan kesan yang sesuai dan membawa pesan yang ingin disampaikan

  • Kejelasan

    Bisa juga disebut kesederhanaan. Pemirsa dapat menangkap dengan jelas apa yang ingin disampaikan oleh fotografer. Caranya dengan menunjukkan yang mana POI (Pount of Interest) dan mana elemen pendukungnya.

  • Keunikan

    Banyak obyek yang pada dasarnya menarik dan sering diabadikan, misalnya monumen, bangunan, model yang cantik, atau landscape. Untuk itu, setiap fotografer harus bisa menemukan sesuatu yang unik agar berbeda dengan karya lainnya

  • Cerita

    Jika yang diabadikan bukan obyek tunggal, harus jelas kisah yang ingin disampaikan melalui foto

  • Momen

    Banyak foto yang berharga sebetulnya tidak terlalu bagus dalam hal teknis, namun mengabadikan momen penting yang tak terulang. Misalnya foto tsunami atau WTC 9/11. Jadi penting bagi para fotografer untuk membawa kamera ke mana pun :-)


Semoga bermanfaat.

Minggu, 06 Desember 2009

Tips - Memotret Benda Gelap

Obyek yang membingungkan kamera



Memotret benda gelap - contohnya tutup lensa di atas itu - dapat menjadi hal yang sulit. Mungkin akan diperoleh gambar yang blur akibat shake karena shutter speed yang terlalu lambat. Atau mungkin juga lensa kamera terus menerus bergerak maju mundur & tak berhasil mendapatkan fokus. Kalau pernah mengalami kejadian ini, itu disebabkan oleh kurangnya pantulan cahaya dari benda yang berwarna gelap.
Kamera memerlukan pantulan cahaya yang cukup untuk melakukan focusing dan metering. Focusing dilakukan ketika shutter ditekan setengah, motor dalam kamera kan menggerakkan lensa maju mundur sehingga diperoleh nilai maksimum intensitas cahaya pada sensor. Setelah focus diperoleh, kamera akan mengkalkulasi setting aperture & shutter speed berdasarkan intensitas cahaya yang masuk.
Benda gelap hanya memantulkan sedikit cahaya, akibatnya sensor 'tidak merasakan' perubahan intensitas saat lensa digerakkan. Seandainya fokus berhasil ditemukan, intensitas pantulan cahaya yang rendah akan menyababkan sensor mengatus shutter speed sangat lambat, terkadang lebih daripada 1 detik.
Untuk mengatasi permasalahan ini, ada beberapa cara yang dapat ditempuh:
  1. Menggunakan setting manual
    • Cari obyek lain yang berwarna terang & jaraknya sama dengan obyek yang akan difoto
    • Pasang exposure mode ke P, dan lakukan focusing sampai muncul angka exposure settingnya
    • Pindahkan exposure mode ke M & atur setting sesuai yang diperoleh sebelumnya
    • Ubah posisi focus ke manual
    • Ambil beberapa foto dengan angle berbeda
  2. Jika tidak terdapat setting manual. namun tersedia AE-lock dan AF-lock
    • Letakkan obyek berwarna terang di jarak yang sejajar dengn obyek
    • Pasang AF & AE-lock
    • Lakukan focusing & metering ke obyek kedua
    • Arahkan kamera ke obyek benda gelap
    • Ambil foto dengan setting AF & AE beberapa kali dengan scene program berbeda untuk memilih yang terbaik nanti
  3. Jika tidak terdapat setting manual dan tidak ada AF-lock/ AE-lock
    • Letakkan obyek berwarna terang di jarak yang sejajar dengn obyek
    • Lakukan focusing & metering ke obyek kedua
    • Tahan shutter dengan menekan setengah setelah metering diperoleh
    • Arahkan kamera ke obyek benda gelap
    • Ambil foto beberapa kali dengan scene program berbeda untuk memilih yang terbaik nanti

Semoga bermanfaat

Sabtu, 05 Desember 2009

Tips - Night Shot

Memastikan Hasil sesuai Keinginan



Foto malam dengan cahaya lampu yang bersinar seperti bintang & goresan cahaya dari mobil yang bergerak selalu menarik untuk dinikmati. Beberapa kamera sudah dilengkapi dengan mode malam hari (Night Mode), tapi terkadang mode foto malam ini tidak memberikan hasil sesuai harapan. Beberapa sebab hasil yang tidak sesuai harapan:
  • Mode malam mengubah setting ISO menjadi lebih tinggi, sehingga mengakibatkan banyak noise
  • Mengatur bukaan aperture lebar, sehingga DoF menjadi sempit dan pendar cahaya lampu menjadi lingkaran
  • Shutter speed kurang lambat, sehingga goresan cahaya lampu mobil kurang panjang

Dengan pertimbangan di atas, untuk mendapat foto malam terbaik, biasanya saya menggunakan setting manual. Berapa setting yang paling tepat, sangat tergantung pada kondisi setempat. Jadi sebaiknya lakukan beberapa kali shot sebagai bahan evaluasi. Urutan setting yang biasa saya lakukan adalah:
  • Setting ISO pada 100 atau 200 - tujuannya untuk menekan noise
  • Setting aperture pada f/8 atau lebih - untuk memperoleh DOF jauh dan menampilkan star-effect pada pendar cahaya lampu
  • Sesuaikan speed berdasarkan pre-shot - biasanya saya mulai dengan 2 s, lalu diperlambat sesuai kebutuhan

Cara lain yang mungkin dilakukan adalah menggunakan mode P, ambil sekali pemotretan, lalu perhatikan setting yang diperoleh kamera. Setelah itu baru dipindahkan ke M dan menyesuaikan shutter speed dengan prinsip perubahan 1 stop aperture harus dikompensasi dengan perubahan 1 stop shutter ke arah berlawanan.
Tips lain yang mungkin bermanfaat:
  • Usahakan mendapatkan blue-hour, sekitar 15-20 menit menjelang Maghrib
  • Sebaiknya gunakan tripod atau letakkan kamera di tempat yang kokoh
  • Gunakan auto-timer untuk mencegah shake saat shutter ditekan
  • Jika ada manusia ditampilkan di latar depan, gunakan slow-sync flash

Semoga bermanfaat

Kamis, 03 Desember 2009

Tips - memilih Lensa (2)

Menyesuaikan 'Mata" dengan Keperluan



Catatan ini merupakan lanjutan dari catatan saya sebelumnya tentang Memilih Lensa, ditujukan untuk para pengguna DSLR pemula (karena pengguna poket atau superzoom tidak akan dipusingkan oleh penggantian lensa, begitu pula dengan para pengguna DSLR yang sudah berpengalaman). Pemilihan lensa harus disesuaikan dengan kategori foto yang kita kehendaki. Kategori ini bisa didasarkan pada:
  • Foto yang paling sering kita ambil, atau
  • Tuntutan pekerjaan

Dari pemahaman mengenai kategori foto ini, kita dapat menentukan kriteria dari lensa yang kita perlukan. Supaya lebih mudah dimengerti, contohnya sebagai berikut:
  • Paparazzi dan wartawan olahraga sering mengambil foto dari jarak jauh dan perlu kecepatan respon agar tidak ketinggalan momen, jadi perlu lensa tele dengan fokus jauh (di atas 200 mm) yang dilengkapi image stabilizer & motor ultrasonik
  • Foto produk dalam studio dengan penerangan terbatas, perlu lensa dengan jarak fokus pendek (antara 18 sampai 50 mm), bisa memotret dari jarak dekat (makro) dan aperture lebar
  • Foto panggung/ show memerlukan lensa yang mampu memotret dalam kondisi low-light (aperture lebar/ fast lens), respon cepat (motor ultrasonik atau sejenisnya), dan fokus jauh (200 mm atau lebih)
  • Untuk foto jurnalistik, travelling, human interest, yang diperlukan adalah fleksibilitas & kejelian menangkap momen. Lensa vario dengan range lebar (sapujagad) dan bobotyang ringan paling cocok untuk memenuhi keperluan ini, misalnya 18-135 mm atau 18-200 mm

Setelah mengetahui kriteria lensa yang kita perlukan, barulah kita dapat mencari lensa yang sesuai dengan keperluan & anggaran.

Selasa, 01 Desember 2009

Teknik - ISO

Kepekaan Sensor terhadap Cahaya


ISO adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan ukuran kepekaan film atau sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi angka ISO, semakin kecil intensitas cahaya yang diperlukan untuk 'membakar' film. Perubahan angka ISO 2 kali lipat berarti intensitas cahaya yang dibutuhkan menjadi 1/2 nya.
Pada kamera analog yang menggunakan film, gambar dihasilkan oleh butiran peka cahaya (film grain) yang terbakar oleh tumbukan foton cahaya. ISO berkaitan langsung dengan jumlah & ukuran butiran peka cahaya (grain) pada lapisan Perak Bromida (AgBr) yang melapisi film. ISO yang lebih tinggi berarti ukuran grain yang lebih besar sehingga foto akan tampak lebih kasar.
Pada kamera digital, gambar dihasilkan oleh formasi pixel yang menyala akibat tumbuan foton cahaya pada sensor. Untuk menyalakan pixel ini diperlukan cahaya cengan intensitas (jumlah foton) tertentu. Ketika angka ISO dinaikkan, kamera akan memberikan sejumlah energi pada sensor, sehingga pixel akan menyala oleh tumbukan foton dengan intensitas yang lebih rendah. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut:
ISO x, perlu 8 foton untuk menyalakan sensor yang ditenagai 2 satuan listrik
ISO 2x, perlu 4 foton untuk menyalakan sensor yang ditenagai 4 satuan listrik

Resiko dari peningkatan ISO adalah adanya pixel yang 'menyala' bukan oleh tumbukan foton cahaya, tetapi oleh energi listrik yang diberikan pada pixel tersebut atau oleh hamburan energi akibat tumbukan foton pada pixel di dekatnya. Inilah salah satu penyebab timbulnya noise pada ISO tinggi. Karena adanya hamburan energi ketika tumbukan foton ini, kamera poket yang bersensor kecil (berarti jarak antara pixel lebih rapat) lebih rentan noise daripada kamera DSLR yang bersensor besar (jarak antara pixel lebih renggang).
Untuk pemotretan dengan kamera poket, sebaiknya menggunakan ISO 100 pada siang hari yang cerah, ISO 200 ketika cahaya redup, dan sebaiknya tidak lebih dari ISO 400 dalam kondisi kurang cahaya. Penggunaan ISO di atas 400 akan menyebabkan noise yang berlebihan.
Pada kamera DSLR, penggunaaan ISO tinggi dapat dimaksimalkan sesuai keadaan.