Rabu, 02 Maret 2011

"Lensa apa ya berikutnya?"

Pertanyaan di atas disampaikan oleh beberapa teman yang sudah memiliki kamera + lensa kit dan menginginkan lensa tambahan yang lebih memenuhi seleranya. Mereka menanyakan, lensa apa yang sebaiknya dibeli dan biasanya saya balik bertanya:
"Apa yang mau difoto?" atau
"Apa kekurangan yang paling terasa dari lensa kit?" atau
"Lensa seperti apa yang diinginkan?"
dan sejenisnya.

Memilih lensa menurut saya adalah preferensi pribadi, salah satu bentuk manifestasi kepribadian dan kesenangan dalam fotografi. Lensa yang cocok untuk satu orang belum tentu sesuai untuk yang lain. Misalnya ada teman yang menyarankan memakai Tamron 17-50 mm sebagai pengganti lensa kit karena lebih tajam. Tapi saya gak terlalu peduli dengan ketajaman ekstra, yang saya perlukan adalah lensa dengan tele yang cukup jauh, maka saya kemudian membeli Tamron 18-200 mm yang "katanya" tidak tajam, lelet, berat, dsb.

Namun demikian, kita bisa saja mengelompokkan lensa-lensa itu dalam beberapa kelas:
  1. Standard zoom lens merupakan lensa vario dengan jarak fokus yang dapat diubah-ubah dan bukaan maksimal aperture berubah sesuai dengan jarak fokusnya. Lensa ini cocok untuk berbagai keperluan dokumentasi pribadi. Lensa kit 18-55 mm, 18-70 mm, 28-80 mm dan sejenisnya termasuk jenis lensa ini. Karena kualitasnya seadanya, banyak yang menghendaki alternatif yang lebih baik. Misalnya:  untuk zoom range yang lebih luas bisa dipilih 18-105 mm, 28-135 mm, 28-200 mm, dst. Untuk ketajaman lebih biasanya digunakan Tamron 17-50 mm atau Carl Zeiss 16-80 mm
  2. Prime lens memiliki jarak fokus yang tetap sehingga kualitas dan ketajamannya sangat baik.Akan tetapi  fotografer harus banyak berjalan kaki untuk menyesuaikan komposisi dan proporsi foto. Lensa jenis ini di antaranya 50 mm f/1.8. Alternatifnya, misalnya 50 mm f/1.4, 50 mm f/1.2, 85 mm f/3.5, 135 mm f/4, dst.
  3. Wide lens adalah lensa dengan jarak fokus pendek sehingga diperoleh ruang pandang (FOV - Field Of View) yang lebih luas. Lensa yang termasuk jenis ini, di antaranya 10-22 mm, 11-18, dll. Pegembangan lain adalah ke lensa fishye, misalnya Samyang 8 mm.
  4. Fast lens adalah lensa dengan bukaan lebar. Lensa-lensa ini memiliki angka aperture f/2.8, f/2, f/1.8 atau lebih kecil. Keuntungannya, dengan aperture lebar, maka dapat diperoleh shutter speed yang lebih tinggi. Itulah sebabnya lensa ini memperoleh sebutan fast lens. Efek samping dari bukaan yang lebar adalah lens blur atau bokeh karena DoF (Depth of Field) yang sempit.
  5. Macro lens adalah lensa yang memiliki konstruksi khusus sehingga memungkinkan untuk memotret obyek dari jarak dekat (50 cm atau kurang). Lensa macro yang sesungguhnya memiliki kemampuan pembesaran 1:1, adapun spesifikasi yang banyak dipakai adalah 100 mm f/2.8 Macro, 50 mm f/2.8 macro, dst. Namun demikian, produsen lensa 3rd party seperti Sigma, Tamron, dan Tokina mengembangkan lensa vario dengan kemampuan makro 1:4, !:5 atau !:7, seperti misalnya Tamron 18-200 Di II LD Aspherical Macro yang memiliki jarak obyek minimum 45 cm dengan perbesaran 1:4
  6. Super tele lens adalah lensa-lensa dengan jarak fokus di atas 180 mm, misalnya 100-400 mm, 170-500 mm, dst. Lensa-lensa jenis ini cocok untuk pemotretan olahraga, alam liar, pengamatan burung, dan obyek-obyek lain yang tidak memungkinkan fotografer mendekati obyek secara langsung.

Selain dari jarak fokus dan aperture, perlu diperhatikan juga fitur tambahan pada lensa yang akan memberikan kemudahan (dengan harga yang sesuai), di antaranya:
  1. Motor lensa kualitas tinggi yang lebih responsif, sehingga menjamin ketajaman obyek yang bergerak. Lensa jenis ini biasanya memiliki kode khusus yang berbeda dari setiap pabrikan, misalnya SSM (Super Sonic Motor), HSM (High Speed Motor), DX, SAM, dsb 
  2. Image stabilizer merupakan fitur yang berguna untuk meredam guncangan pada pemotretan dengan speed rendah. Fitur ini juga memiliki kode yang berbeda-beda, misalnya IS (Image Stabilizer) pada canon, VR (Vibration Reduction) pada Nikon, SSS (Super Steady Shoot) pada Sony, dsb.
  3. Coating (bahan kimia pelapis optik lensa) merupakan faktor penting karena respon sensor digital terhadap cahaya berbeda dengan reaksi pada film. Permasalahan pada coating dapat menimbulkan flare, chromatic aberration (CA), ghosting, dsb. Lensa-lensa digital biasanya memiliki beberapa lapisan sehingga diberi tanda MC (multi coating) yang secara umum memiliki performa lebih baik dibandingkan lensa lama yang masih single coating.
  4. Aspherical merupakan konstruksi lensa yang mengandung elemen lensa aspheric dan berfungsi untuk mengurangi pembiasan spherical aberration yang disebabkan oleh bentuk lensa yang cembung.
  5. Low Dispersion adalah elemen optis yang minim dispersi (penyebaran) cahaya, sehingga intensitas cahaya yang sampai pada sensor menjadi lebih tinggi dan detil yang diperoleh lebih banyak. 
 Beberapa tulisan yang lalu tentang lensa mungkin bisa memberikan tambahan informasi:
Memilih Lensa untuk Anda
Memilih Lensa Sesuai Keperluan
Lensa Manual
Zoom Lens
Fast Lens
Prime Lens

Semoga bisa memberi pedoman untuk memilih lensa berikutnya :-)