Sabtu, 30 April 2011

Recovery Tools - Alat untuk Menyelamatkan File Berharga Anda.

Tiga hari lalu ada kejadian yang cukup memusingkan. Awalnya, partisi di portable harddisk bermasalah, Bagian yang berisi software aplikasi kadang terbaca kadang tidak. Setelah partisi diperbaiki, bagian yang berisi file foto & video gantian error. Walaupun terdeteksi, tetapi semua file hilang tak berbekas, harddisk kosong seperti habis diformat. Bagian yang berisi file foto & video itu kapasitasnya 52 GB dan sudah terisi sekitar 43 GB, tetapi saat dilihat drive property-nya, tampak bahwa baru 69 MB yang terisi file dan itupun tidak kelihatan filenya.

Sudah dicoba dilihat kembali dengan File Explorer, Show Hidden File tidak berhasil. Search Hidden File gagal. Mengubah atribut file lewat command prompt pun tidak memberikan efek. Norton Commander juga sama saja. Konsultasi dengan teman-teman, disarankan untuk menggunakan aplikasi Recovery Tools. Sebetulnya ada banyak aplikasi untuk recovery file ini, tetapi yang sempat aku coba adalah:
  • Easy Recovery
  • Getback Files 
Sayangnya kedua aplikasi  tersebut cuma berhasil "menemukan" sekitar 29.000 files tetapi tidak berhasil menyajikannya kembali. Entah ada kesalahan di mana. Alhamdulillah, dari hasil browsing sambil menunggu proses scanning berlangsung (perlu 4-6 jam untuk scanning 52 GB) aku dapat aplikasi Testdisk Photorec yang bisa didownload gratis dari http://www.cgsecurity.org

Aplikasi dengan tampilan sederhana ini akan memunculkan command prompt dengan cursor yang berkedip-kedip dan angka yang menunjukkan sejauh mana proses berjalan. Hasil yang diperoleh, aku bisa dapatkan lagi lebih dari 23.000 file foto, video, dan dokumen text yang sebelumnya tak terlihat. Jumlahnya memang hanya sekitar 80%dari file yang "ditemukan" oleh 2 aplikasi sebe;lumnya, namun file yang diperoleh bisa tersimpan dengan baik.

File-file yang bisa di-recover tersebut tidak berada dalam folder sebagaimana file orisinalnya. Aplikasi Photorec akan menempatkan setiap 500 files berbagai tipe dalam 1 recovery folder. Artinya, dengan 23.xxx files, saya punya 44 folder yang harus dicek satu persatu untuk mengetahui apa isi di dalamnya dan mengklasifikasikannya kembali

Jika kebetulan Anda mengalami masalah yang sama sebaiknya:
1. Jangan mengubah isi atau memformat ulang harddisk sebelum recovery dilakukan
 2. Simpan file yang bisa di-recover di tempat yang berbeda dengan asalnya supaya bisa dilakukan proses dengan aplikasi lain jika aplikasi pertama gagal me-recover.
3. Pastikan proses recovery berjalan sampai selesai / tidak terputus tiba-tiba di tengah proses
Artinya, jika Anda menggunakan laptop, colokkan power ke listrik. Atau jika Anda menggunakan PC, sebaiknya pakai UPS.

Selasa, 12 April 2011

Unsur Gerak Dalam Foto

Hari Minggu, 10 April 2011, saya menghabiskan waktu di lokasi wisata Bukit Naang, Bangkinang, kabupaten kampar. Tempat ini merupakan bumi perkemahan dan tempat outbound dengan flying fox tertinggi di Sumatera. Selain permainan flying fox dari ketinggian 30 meter, ada pula permainan tree top bridge yang mengajak pengunjung merasakan kehidupan Tarzan dengan berjalan dari pohon ke pohon pada ketinggian 5 - 8 meter.

Tujuan berkunjung ke sini adalah untuk melakukan test pada lensa Minolta 75-300 mm.Secara umum, kesimpulannya lensa ini cukup tajam, respon bagus, tapi rentan terhadap fringe.

Hal lain yang cukup menarik untuk sharing adalah bagaimana unsur gerak bisa membuat foto menjadi lebih menarik & "berbicara". Ini diawali ketika saya memotret seorang gadis yang melakukan ayunan ala Tarzan. Ini fotonya:
Setting yang dipakai saat itu adalah:
  • Mode A (aperture priority)
  • ISO 200
  • f/5.6
  • Shutter speed 1/320 s
  • Autofocus mode: AF-C (continuous)
Walaupun hasilnya cukup tajam, tapi foto itu tidak memuaskan saya karena obyek terlihat hanya sekedar menggantung dan tidak bergerak. Maka selanjutnya saya coba untuk menggerakkan kamera sesuai dengan gerakan obyek. Teknik ini biasanya dikenal dengan istilah panning. Hasilnya seperti ini:
Sudah lebih menarik, tapi masih kurang dramatis. Kelihatannya 1/320 s masih terlalu cepat, jadi saya pindahkan modenya dari aperture Priority ke Shutter speed priority (mode S). Kecepatan diturunkan, dipatok di 1/60 s. Dengan metering Centre Weighted, bukaan aperture dapat f/9 atau f/10. Kamera saya gerakaan mengikuti arah gerak obyek. Hasilnya seperti ini:

 Lebih menarik kan?
Setting yang digunakan:

  • Mode S (shutterspeed priority)
  • ISO 200
  • Shutter speed 1/60 s
  • f/9.0
  • Autofocus mode: AF-C (continuous)
Jadi, untuk memotret obyek yang bergerak belum tentu harus menggunakan speed tinggi. Speed rendah bisa menghasilkan efek yang lebih menarik ... :-D