tag:blogger.com,1999:blog-65815527901450663332024-03-05T15:56:01.846+07:00Fotografi DasarBlog tentang tips, teknik, istilah & produk yang berkaitan dengan fotografiAwan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.comBlogger135125tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-12671117997618189992012-03-14T01:32:00.000+07:002012-03-14T01:47:26.579+07:00MIRRORLESS – Keluarga Baru Kamera Digital<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.s.img-dpreview.com/files/articles/8986630048/IMG_7207-2.jpg?v=1384" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="178" src="http://3.s.img-dpreview.com/files/articles/8986630048/IMG_7207-2.jpg?v=1384" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><b>Gambar dari: <a href="http://3.s.img-dpreview.com/files/articles/8986630048/IMG_7207-2.jpg?v=1384">http://3.s.img-dpreview.com/files/articles/8986630048/IMG_7207-2.jpg?v=1384</a></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Para penggemar fotografi akhir-akhir ini memiliki semakin
banyak pilihan <i>gear</i>. Jika sebelumnya,
telah ada 3 kategori kamera digital, yaitu:</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l3 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-size: 7pt; text-indent: -0.25in;"> </span><span style="text-indent: -0.25in;">Kamera kompak / poket: kamera dengan sensor
kecil , lensa yang telah menyatu dalam satu system dan kemampuan setting
terbatas</span></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Kamera DSLR: kamera dengan sensor besar,
keleluasaan setting, dan pilihan berbagai ukuran lensa sesuai kebutuhn (</span><i style="text-indent: -0.25in;">interchangeable lens</i><span style="text-indent: -0.25in;">)</span></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Kamera prosumer: kamera kompak dengan lensa </span><i style="text-indent: -0.25in;">super-zoom</i><span style="text-indent: -0.25in;"> dan keleluasaan setting yang hamper
setara DSLR (baca blog: </span><a href="http://fotografi-dasar.blogspot.com/2011/01/prosumer-superzoom-masih-tetap-menarik.html">Kamera Prosumer</a><span style="text-indent: -0.25in;">
)</span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal">
Sejak tahun 2008, dunia kamera digital dimeriahkan dengan
keluarga baru yang dikenal dengan sebutan <i>mirrorless
camera. </i>Keluarga ini memiliki system dan cara kerja yang mirip dengan
sebuah DSLR, lengkap dengan kemampuan untuk berganti lensa (<i>interchangeable lens</i>) kecuali pada satu
komponen, yaitu tidak adanya <i>reflective mirror</i>
yang memantulkan cahaya dari lensa ke <i>viewfinder</i>.
</div>
<div class="MsoNormal">
Hilangnya komponen <i>mirror
</i>menyebabkan tidak adanya <i>optical
viewfinder </i>(digantikan oleh <i>electronic
viewfinder</i>) dan memungkinkan body kamera menjadi lebih tipis daripada DSLR.
Hasilnya adalah kamera-kamera dengan body seukuran kamera kompak (poket) dengan
“mata” yang besar. Populasi kamera yang ditandai dengan munculnya Olympus PEN ini
telah menjadi semakin padat dengan produk-produk:</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-indent: -.25in;">
</div>
<ol>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Olympus PEN series </span><a href="http://www.dpreview.com/reviews/olympusepm1">PEN-EPM1</a></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Panasonic G series </span><a href="http://www.dpreview.com/reviews/panasonicdmcgx1">GX1</a></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Samasung NX series </span><a href="http://www.dpreview.com/reviews/samsungnx200/">NX200</a></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Sony NEX series </span><a href="http://www.dpreview.com/reviews/sonynex7/">NEX7</a></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Ricoh GX series </span><a href="http://www.dpreview.com/previews/ricohgxrmounta12/">GXR-A12</a></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Pentax Q series </span><a href="http://www.dpreview.com/previews/pentaxQ/">Q</a></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Nikon 1 series </span><a href="http://www.dpreview.com/articles/6600156832/first-impressions-using-the-nikon-v1" style="text-indent: -0.25in;">V1</a></li>
</ol>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://a.img-dpreview.com/news/1109/nikon/FAMILY_3_FPO_FCO_FCP_sm.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://a.img-dpreview.com/news/1109/nikon/FAMILY_3_FPO_FCO_FCP_sm.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><b>Gambar dari: <a href="http://a.img-dpreview.com/news/1109/nikon/FAMILY_3_FPO_FCO_FCP_sm.jpg">http://a.img-dpreview.com/news/1109/nikon/FAMILY_3_FPO_FCO_FCP_sm.jpg</a></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih
kamera <i>mirrorless </i>ini?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-indent: -.25in;">
<b>(1)<span style="font-size: 7pt;">
</span>Desain dan <i>interface</i></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
Kamera-kamera <i>mirrorless</i> pada umumnya memiliki desain yang kompak dengan sedikit
variasi pada dimensi body-nya, namun memiliki berbagai variasi pada
tombol-tombol yang berfungsi sebagai <i>interface</i>
antara kamera dan <i>user</i>.</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
Olympus PEN dan Panasonic G merupakan 2
seri yang memiliki cukup banyak tombol <i>interface
</i> (terasa lebih mirip DSLR) sedangkan
Sony NEX mengandalkan <i>internal</i> menu
dan <i>touchscreen </i>(terasa seperti
kamera kompak) .</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-indent: -.25in;">
(<b>2)<span style="font-size: 7pt;">
</span>Ukuran<i>
sensor</i></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
Ukuran sensor kamera <i>mirrorless</i> pada umumnya lebih besar daripada yang dipakai pada
kamera kompak, namun pada umumnya lebih kecil daripada DSLR. Ini akan
berpengaruh pada kemampuannya memotret dalam kondisi <i>lowlight </i>(<i>high</i> ISO).
Kamera-kamera dengan sensor yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik
untuk menekan <i>noise</i> pada kondisi <i>lowlight</i>.</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
Berdasarkan urutan ukuran sensornya Sony
NEX, Ricoh GX dan Samsung NX memiliki sensor besar dengan ukuran APS-C, disusul Olympus PEN dan Panasonic
G dengan sensor 4/3, diikuti oleh Nikon 1 dengan sensor CX dan ditutup oleh
Pentax Q dengan ukuran sensor 1/2.3” (setara poket dan prosumer)</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-indent: -.25in;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-indent: -.25in;">
<b>(3)<span style="font-size: 7pt;">
</span>Pilihan</b><i><b> setting</b><o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
Kamera-kamera <i>mirrorless </i>memiliki pilihan setting yang setara dengan DSLR <i>entry level</i> hingga <i>enthusiast</i>, dengan bonus berbagai macam <i>art-filter</i> dan olah digital <i>on-board</i>.
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-indent: -.25in;">
<b>(4)<span style="font-size: 7pt;">
</span>Fitur</b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
Beberapa seri Olympus PEN dan Panasonic G
memiliki <i>image stabilizer. </i>Rata-rata
kamera <i>mirrorless</i> sudah dilengkapi
dengan <i>face-detection</i>. Nikon 1
memiliki kemampuan autofocus dengan <i>phase-detect</i>
maupun <i>contrast-detect</i>.</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-indent: -.25in;">
<b>(5)<span style="font-size: 7pt;">
</span>Pilihan lensa</b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
Olympus PEN sebagai pelopor keluarga ini
memiliki pilihan lensa paling banyak karena dapat menggunakan lensa-lensa
dengan mount 4/3 yang digunakan oleh keluarga DSLR Olympus E. Dengan
sendirinya, lensa-lensa tersebut dapat digunakan pula oleh Panasonic G. Kamera-kamera
<i>mirrorless </i>lainnya mengandalkan
berbagai macam <i>lens adapter</i> untuk
dapat menggunakan berbagai lensa. Kombinasi lensa manual jadul dengan body <i>mirrorless </i>dapat diakomodasi dengan
menggunakan adapter M42.</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo4; text-indent: -.25in;">
<b>(6)<span style="font-size: 7pt;">
</span>Aksesoris</b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast">
Aksesoris tambahan pada kamera <i>mirrorless</i> tidaklah sebanyak pada kamera
DSLR. Aksesoris yang bias ditambahkan di antaranya adalah flash, GPS, <i>electronic viewfinder</i>. Beberapa jenis
kamera <i>mirrorless</i> tidak menyediakan
port untuk aksesoris tambahan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kombinasi dari dimensi yang kompak, setting yang leluasa,
dan kebebasan memilih lensa terdengar sebagai ramuan ideal bagi para fotografer.
Apakah ini berarti bahwa era DSLR telah berakhir?</div>
<div class="MsoNormal">
Untuk saat ini, jawabannya adalah<i><b> “tidak”</b></i> … atau mungkin <b><i>“belum”</i></b>.
Setidaknya ada 2 faktor yang masih menjadi penghalang bagi kamera <i>mirrorless, </i>yaitu:</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -.25in;">
</div>
<ol>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Ukuran sensor yang – pada umumnya – kecil,
sehingga foto yang dihasilkan pada kondisi </span><i style="text-indent: -0.25in;">lowlight
</i><span style="text-indent: -0.25in;">(</span><i style="text-indent: -0.25in;">high </i><span style="text-indent: -0.25in;">ISO) masih kalah dari DSLR</span></li>
<li><span style="text-indent: -0.25in;">Keterbatasan fitur dan aksesoris yang masih belum
selengkap DSLR</span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di samping berbagai keterbatasan lain dalam hal performance
dan fitur. Namun demikian, kamera-kamera <i>mirrorless
</i> ini juga mamiliki kelebihan yang
akan sangat menguntungkan jika dimanfaatkan dengan tepat sebagaimana pengalaman
kawan saya yang ditulis dalam catatan di <a href="http://www.blibli.com/camera-promo/review.html">http://www.blibli.com/camera-promo/review.html</a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selanjutnya …. Terserah Anda :-D </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bacaan lebih lanjut:</div>
<div class="MsoNormal">
<a href="http://www.dpreview.com/articles/8986630048/mirrorless-roundup-2011">http://www.dpreview.com/articles/8986630048/mirrorless-roundup-2011</a></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="http://www.popularmechanics.com/technology/gadgets/reviews/mirrorless-camera-comparison-test#slide-1">http://www.popularmechanics.com/technology/gadgets/reviews/mirrorless-camera-comparison-test#slide-1</a></div>
<span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><a href="http://www.digitalcamera-hq.com/search/mirrorless">http://www.digitalcamera-hq.com/search/mirrorless</a></span>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-55941702975289043332011-12-16T14:17:00.002+07:002011-12-16T14:27:38.456+07:00Tutorial LightingFotografi berarti "menggambar dengan cahaya". Dan itu artinya bahwa esensi dari fotografi adalah memahami faktor pencahayaan dan efeknya pada foto yang dihasilkan. Keseimbangan antara <i>highlight </i>dan <i>shadow </i>merupakan salah satu efek yang timbul dari pengaturan pencahayaan.<br />
Secara prinsip, terdapat 2 cara pencahayaan pada fotografi:<br />
<b>(1) Available lighting (ambient)</b><br />
adalah pemotretan dengan memanfaatkan cahaya yang tersedia, baik natural light maupun room light,<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/s720x720/384848_10150438803289486_695869485_8238352_2044797989_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/s720x720/384848_10150438803289486_695869485_8238352_2044797989_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br /><b>(2) Artificial lighting</b><br />
adalah pemotretan dengan menggunakan sumber cahaya yang sengaja ditambahkan seperti penggunaan <i>flash</i>, <i>strobist</i>, <i>studio light</i>, dan alat-alat pendukung lainnya.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v2280/248/74/647023904/n647023904_1305431_2200.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v2280/248/74/647023904/n647023904_1305431_2200.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
Saya baru saja menemukan sebuah situs menarik yang memberikan penjelasan mengenai tips & teknik <i>lighting </i>ini, silakan klik:<br />
<a href="http://www.geofflawrence.com/photography_tutorial_lighting.htm">Tutorial Lighting Photography</a><br />
Selamat belajar & praktek :-)Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-49577843173121413632011-12-11T11:10:00.001+07:002011-12-11T11:47:01.658+07:00Menentukan Shutter SpeedPemilihan shutter speed akan menentukan hasil & efek yang muncul pada foto. Beberapaefek yang dapat muncul dari pemilihan shutter speed di antaranya:<br />
<br />
<b>(1) Freezing</b><br />
Adalah efek yang menyebabkan obyek bergerak tampak tajam dan seakan-akan "membeku" dalam foto. Efek ini diperoleh dengan menggunakan shutter speed tinggi pada obyek yang bergerak, misalnya pada foto burung berikut ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://aaronwarias.files.wordpress.com/2011/04/bird-flying.jpg?w=300&h=273" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://aaronwarias.files.wordpress.com/2011/04/bird-flying.jpg?w=300&h=273" /></a></div>
<br />
<br />
(foto dari <a href="http://aaronwarias.wordpress.com/2011/04/06/hello-world/">http://aaronwarias.wordpress.com/</a> <br />
Efek ini juga bisa digunakan untuk foto olahraga atau foto anak seperti foto berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v2320/248/74/647023904/n647023904_1340096_3912.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v2320/248/74/647023904/n647023904_1340096_3912.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
Untuk melakukan freezing, shutter speed harus diset cukup tinggi agar dapat mengimbangi atau melampaui kecepatan gerak obyek. Shutter speed yang disarankan biasanya 1/500 s atau lebih cepat. <br />
<br />
<b>(2) Panning</b><br />
Adalah efek yang menyebabkan obyek tampak jelas dengan latar belakang blur. Foto ini diperoleh dengan menggunakan shutter speed sedang sampai lambat (1/100 s atau lebih lambat) dan menggerakkan kamera searah dengan gerakan obyek.<br />
Contoh foto sebagai berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVFc5VsJF7-2_X9TWSaE0R90OygnS0vqGzpP2efLR_V0OuTjuGcfPj4nBi-7VHepdxoR3FgfoUbduyTbcnkEnu9W2tJSaIcYGjUMay6sLSpBR4NR7S51VGnIMLDNsn99TgvWO-0xutxKQD/s1600/panning.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVFc5VsJF7-2_X9TWSaE0R90OygnS0vqGzpP2efLR_V0OuTjuGcfPj4nBi-7VHepdxoR3FgfoUbduyTbcnkEnu9W2tJSaIcYGjUMay6sLSpBR4NR7S51VGnIMLDNsn99TgvWO-0xutxKQD/s320/panning.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>(3) Motion blur</b><br />
Adalah efek yang timbul karena gerakan ebagian obyek dalam foto. Efek ini diperoleh dengan menggunakan shutter speed sedang sampai lambat (1/100 s atau lebih lambat) dan mengunci fokus pada satu obyek diam.<br />
Contoh fotonya sebagai berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiarXVCq_iaVKszAWWdvs5SwWx_fjh9OqbtxIlvPHxOuqXo2u0hJKgh2jfmL-moD3ICTgJzrQLoZL4qsrK6ri20NlU12W_3ojG3YJqoWG596F_P4cOzMlqddWTBf2rTMpvdXheqGJcUMvCQ/s1600/W+HDR+DSCF4606+C.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiarXVCq_iaVKszAWWdvs5SwWx_fjh9OqbtxIlvPHxOuqXo2u0hJKgh2jfmL-moD3ICTgJzrQLoZL4qsrK6ri20NlU12W_3ojG3YJqoWG596F_P4cOzMlqddWTBf2rTMpvdXheqGJcUMvCQ/s320/W+HDR+DSCF4606+C.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<b>(4) Trace of light</b><br />
Adalah efek yang ditimbulkan akibat penggunaan shutter speed lambat (1 s atau lebih lambat) sehingga meninggalkan jejak gerakan cahaya pada foto. Contohnya seperti pada foto berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0TYmb12tskBcMvRmjUctD1w7Jb41o94lGV0X3ZLPAio5uSZ73x-5NLqJweTyE-gDgHfbE4CKBsjozz5-9h8vbppJNjyYXtGumnoNs31sIImyjhFwHIC5p5gDCmCQpQzY_dS8SRLet6QH3/s1600/Gambar+03+Night.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0TYmb12tskBcMvRmjUctD1w7Jb41o94lGV0X3ZLPAio5uSZ73x-5NLqJweTyE-gDgHfbE4CKBsjozz5-9h8vbppJNjyYXtGumnoNs31sIImyjhFwHIC5p5gDCmCQpQzY_dS8SRLet6QH3/s320/Gambar+03+Night.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Kreativitas footografer akan dapat menghasilkan lebih banyak lagi efek-efek menarik dari pemilihan shutter speed.<br />
<br />
ketepatan pemilihan shutterspeed juga akan mempengaruhi ketajaman gambar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan shutter speed di antaranya:<br />
<b>(1) Gerakan obyek</b><br />
Shutter speed harus dapat mengimbangi atau melebihi kecepatan gerak obyek agar diperoleh foto obyek yang tajam<br />
<b>(2) Jarak fokus lensa</b><br />
Untuk menjamin ketajaman gambar, sebaiknya digunakan shutter speed minimal 1.5x jarak fokus lensa. Jadi jika menggunakan lensa 50 mm, sebaiknya gunakan shutter speed lebih cepat daripada 1/75 s. Lensa 300 mm sebaiknya menggunakan shutter speed 1/450 s atau lebih cepat ,,, dan seterusnya<br />
<b>(3) Batas kestabilan pribadi</b><br />
Setiap fotografer sebaiknya mengenali seberapa stabil pegangannya pada kamera. Dengan lensa standar 50 mm, beberapa fotografer dapat memperoleh foto yg tajam pada speed 1/30 s. Jika menggunakan kecepatan lebih lambat dari itu, sebaiknya gunakan alat bantu seperti monopod atau tripod.<br />
<br />
Silakan dipraktekkan :-)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-45844069368378019722011-10-01T09:59:00.004+07:002011-10-01T10:33:46.918+07:00Sunset - Capturing the Golden MomentSuasana menjelang matahari terbenam dengan nuansa jingga dan langit yang berwarna-warni selalu menarik untuk diabadikan. Akan tetapi cukup banyak rekan yang mengeluhkan kesulitan dalam menangkap momen tersebut. <p>Untuk membantu rekan-rekan, saya menulis 4 tips yang dapat dipraktekkan untuk mengabadikan sunset. Setting yang benar-benar pas untuk setiap kesempatan mungkin berbeda, jadi Anda harus temukan sendiri, tetapi saya harap tahap-tahap untuk menentukannya bisa membantu Anda.</p><p><strong>SUNSET 01 - Menemukan setting yang tepat</strong></p><p><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 492px; height: 720px;" src="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/s720x720/293588_165841210168408_100002275901265_339694_347991708_n.jpg" border="0" alt="" /><br />Pada foto yang pertama ini, sasarannya adalah menangkap nuansa jingga yang muncul menjelang matahari terbenam. Yang perlu dilakukan adalah menentukan setting speed & aperture yang tepat. Untuk memperoleh perkiraan setting, saya pakai:</p><ul><li><br />mode A, f/16, ISO 100, metering SPOT.</li><li>metering pada titik terang di bawah matahari </li><li>review gambar yang diperoleh </li><li>pindahkan mode dari A ke M dan lakukan penyesuaian speed</li></ul><p>Pada setting seperti ini, biasanya diperoleh matahari bulat jingga dengan obyek di latar depan berupa siluet.</p><p><strong>SUNSET 02 - Siluet di Latar Depan</strong><br />Setelah memperoleh setting yang terbaik untuk mengabdikan matahari yang sedang terbenam, pertahankan setting tersebut dengan menggunakan mode M. Setelah itu, carilah obyek yang menarik di latar depan sehingga foto tampil lebih menarik. Misalkan pada foto bangau berikut ini</p><p> <img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 540px; height: 720px;" src="http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/s720x720/308556_165841823501680_100002275901265_339695_411722302_n.jpg" border="0" alt="" /><br /></p><p><strong>SUNSET 03 - Menggunakan Fill In Flash</strong></p><p>Jika ingin menampilkan obyek di latar depan, harus ada cahaya tambahan untuk mengimbangi cahaya yang kuat di latar belakang. Penggunaan flash menjadi solusi alternatif agar obyek di latar depan muncul.<br />Yang perlu diperhatikan adalah maximum sync speed (shutter speed tertinggi yang bisa dicapai saat flash menyala). Ini akan menjadi salah satu pembatasan pada setting dan harus dikompensasi dengan pengaturan ISO atau aperture.<br />Contoh hasilnya saya bandingkan 2 foto berikut:</p><p> <img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 207px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikc-8djiUEY47zz7IqyiGyQarOJA0v2Yv_5IIrZxIbVygB48IKnT7JkeC3Ry0JJ_a-_-FE5VAbW10aW9nthSZbfuit0xryrdxFEiEGlqJJYmANyZpupi8nfET0DxDwm9Yby50wgbqzVc4/s320/Fill+Flash+S2a.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5658361548477495906" /> Pada foto atas, flash tidak digunakan sehingga teman saya hanya muncul sebagai siluet. Dengan menggunakan flash pada mode M dan diset slow sync, diperoleh hasil sebagaimana foto sebelah bawah.</p><p><strong>SUNSET 04 - HDR</strong><br />Jika ingin menampilkan banyak obyek di latar depan pada daerah yang luas, HDR menjadi alternatif untuk memuunculkan lebih banyak warna. Untuk melakukan ini, shutter harus dipasang ke mode BRACKETING dengan step +-0.5 atau +-0.7<br />Sebaiknya gunakan tripod dan timer agar pada saat pemotretan kamera tidak bergerak. Selanjutnya 3 foto yang diperoleh digabungkan dengan software HDR atau bisa juga dengan Photoshop<br />Hasilnya kira-kira seperti ini:<br /></p><p> <img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 720px; height: 481px;" src="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/s720x720/296478_165843973501465_100002275901265_339700_1938945391_n.jpg" border="0" alt="" /><br /></p><p>walau bagaimana pun, diperlukan banyak praktek & eksperimen untuk memperoleh hasil terbaik. Silakan mencoba.<br /></p>AWhttp://www.blogger.com/profile/03230738651848332662noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-53345655840504421572011-09-20T17:11:00.004+07:002011-09-20T17:14:58.463+07:00Fill-In Flash - Tetap Penting di Siang HariBeberapa rekan berpikir bahwa "flash tidak diperlukan untuk foto outdoor siang hari"<br />
Contoh yang berikut ini akan menunjukkan manfaat penggunaan flash pada foto outdoor di siang hari.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSYGMwKutqZ68IphUxqgU3ERh6166GqLU_epbMuRbFXFJ6Oe4q-Sk3Pavd7OshycmVCCne-R1lQd-6DCRprFJBU4z42jGoTG01Fb8Om91c8Yp_gZfG_edmWRpxd3xCSZo_dJCrUnh5ezwv/s1600/Fill+Flash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="208" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSYGMwKutqZ68IphUxqgU3ERh6166GqLU_epbMuRbFXFJ6Oe4q-Sk3Pavd7OshycmVCCne-R1lQd-6DCRprFJBU4z42jGoTG01Fb8Om91c8Yp_gZfG_edmWRpxd3xCSZo_dJCrUnh5ezwv/s320/Fill+Flash.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Kiri: tanpa flash --- kanan: fill in flash (on)</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Latar belakang yang sebagian adalah langit yang masih terang menyebabkan metering dengan mode "Multi Segment" atau "Centre Weighted" dan menghasilkan foto subyek dengan wajah yang gelap seperti dalam foto sebelah kiri. Sebaliknya metering dengan mode "Spot" akan menghasilkan wajah yang cukup terang dengan latar belakang yang pudar akibat over exposure.<br />
Foto sebelah kanan dimbil dengan memaksa Flash menyala dengan teknik fill-in (flash diset pada kondisi On). Flash internal kamera sudah cukup untuk melakukan ini pada jarak subyek maksimal 2,5 meter. Jika jarak subyek lebih dari itu, sebaiknya gunakan flash external.Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com2Garut, Indonesia-7.2484175 107.9096501-7.3114245 107.8306861 -7.1854105000000006 107.98861409999999tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-71383479812272529652011-07-22T11:47:00.000+07:002011-07-22T11:47:02.504+07:00Teknik - Meteringkamera-kamera digital saat ini memiliki beberapa macam mode <b>metering</b>. Namun ternyata banyak yang belum memahami, apa efek yang dihasilkan dari perbedaan mode metering tersebut. Atau bahkan lebih parah lagi, belum mengetahui apa fungsi dan makna dari metering.<br />
<br />
Metering adalah fungsi yang dimiliki kamera digital untuk menentukan exposure setting berdasarkan intensitas cahaya yang sampai ke sensor. Pada dasarnya ada 3 besaran yang menentukan dalam exposure settung, yaitu:<br />
<ol><li>Shutter speed</li>
<li>Aperture</li>
<li>ISO</li>
</ol>Setting mana yang disetel oleh kamera ditentukan oleh exposure mode yang dipilih oleh fotografer. Misalnya:<br />
<ol><li>Mode <i>AUTO</i>: semua setting ditentukan oleh kamera</li>
<li>Mode <i>Program</i> (P): ISO ditentukan oleh fotografer, kamera menghitung shutter speed & aperture</li>
<li>Mode <i>Speed Priority</i> (S atau Tv): ISO & shutter speed ditentukan fotografer, kamera menentukan lebar aperture</li>
<li>Mode <i>Aperture Priority</i> (A atau Av): ISO & bukaan aperture ditentukan oleh fotografer, kamera menentukan shutter speed</li>
<li>Mode <i>Manual</i> (M): semua setting telah dilakukan oleh fotografer, metering kamera hanya memberikan notifikasi saja namuntidak akan mengubah setting apapun. </li>
</ol> Pemilihan mode metering akan memperngaruhi hasil setting yang dilakukan oleh kamera. Pada kondisi pemotretan dengan cahaya yang merata dan obyek yang <i>full colour</i>, pemilihan mode metering tidak memberikan perbedaan hasil yang signifikan. Akan tetapi pada obyek yang kontras, permilihan mode yang tepat akan memberi hasil yang berbeda. Paling tidak ada 3 mode metering yang umum ditemui, yaitu:<br />
<ol><li><b>Multi segment</b>: pada mode ini, kamera melakukan exposure setting berdasarkan intensitas cahaya rata-ratadari seluruh bagian frame (95-100% area frame). Mode multi segment ini mirip dengan mode matrix dan average.</li>
<li><b>Centre weighted</b>: pada mode ini, kamera melakukan exposure setting berdasarkan intensitas cahaya yang datang dari sebagian besar frame dengan memberi bobot lebih besar pada intensitas cahaya di bagian tengah (50-75% area frame). Mode ini disebut juga partial metering.</li>
<li><b>Spot</b> pada mode ini, kamera hanya memperhitungkan intensitas cahaya yang datang dari bagian tengah frame (5-15% area frame)</li>
</ol><br />
Untuk jelasnya, berikut ini adalah gambaran area yang diperhitungkan dalam metering.<br />
<ol><li>Kotak merah adalah batas area yang diperhatikan dalam mode multi segment ' matrix / average</li>
<li>Kotak biru adalah batas area yang diperhitungkan dalam mode Centre Weighted</li>
<li>Kotak jingga (oranye) di tengah adalah batas area yang diperhitungkan dalam mode Spot </li>
</ol><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHWsgTnCiX6FVufeNiBYIr2jVlP9GIye7gmKH0UTdxNM_AybXUKtLn6shHtH0lynpMNEpq9srCC3-Y14UhB3i3cj0JQDhXfDlQvQPwO3IhVx3why8OtCwAK-4dkUxVmup1aTyLI_iRemwP/s1600/Metering+Area+Notes.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHWsgTnCiX6FVufeNiBYIr2jVlP9GIye7gmKH0UTdxNM_AybXUKtLn6shHtH0lynpMNEpq9srCC3-Y14UhB3i3cj0JQDhXfDlQvQPwO3IhVx3why8OtCwAK-4dkUxVmup1aTyLI_iRemwP/s320/Metering+Area+Notes.jpg" width="320" /></a></div><br />
Agar lebih jelas, saya aplikasikan area di atas pada obyek dan latar belakang yang kontras. Pada pemotretan ini saya menggunakan mode Aperture Priority (A) dengan ISO 800 dan f/5.6 sehingga perbedaan hasil metering akan tampak pada shutter speed.<br />
<br />
<b>1. Obyek GELAP dengan latar belakang TERANG</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHEZVRX4mDZme4BGKyzvG1EmSsWmjJpahZqnXvieuegkvu5Xg1lqWrXmgjRqglvEFsIkgmAXLX8V0T_NhGc7cccbMy_44VKyffokYrq3j-gcgQeM63ye6XDisMzJjopRk9ifEWAu09avn-/s1600/G+Metering.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHEZVRX4mDZme4BGKyzvG1EmSsWmjJpahZqnXvieuegkvu5Xg1lqWrXmgjRqglvEFsIkgmAXLX8V0T_NhGc7cccbMy_44VKyffokYrq3j-gcgQeM63ye6XDisMzJjopRk9ifEWAu09avn-/s320/G+Metering.jpg" width="320" /></a></div><br />
Pada obyek di atas, mode Spot akan mengukur area dengan warna hitam. Karena itu kamera akan menaikkan exposure sehingga diperoleh shutter speed 1/2 s. Akibatnya, latar belakang yang terang menjadi over exposure dengan hasil seperti ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCaj6PGJLWW3B41xWqiIMsFAYD0VZC8GCjeZ-Sd-yNeQZjXe70IMYimb9-YbqO9scaBrJ8ryiMVuKz5gc2TSkhtsWPvct8hGfIQoHS9RaxAOKT6iVJ1hkNm1ADd15503G_hP0k5GDzfNDf/s1600/G+Spot+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCaj6PGJLWW3B41xWqiIMsFAYD0VZC8GCjeZ-Sd-yNeQZjXe70IMYimb9-YbqO9scaBrJ8ryiMVuKz5gc2TSkhtsWPvct8hGfIQoHS9RaxAOKT6iVJ1hkNm1ADd15503G_hP0k5GDzfNDf/s320/G+Spot+2.jpg" width="320" /></a></div>Jika mode metering diubah ke Centre weighted, sebagian besar area dalam kotak biru adalah warna gelap, akan tetapi kamera memperhitungkan juga warna terang di latar belakang, sehingga shutter speed naik menjadi 1/5 s<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpYJU-kVfDBw-AnPkzqZhyUGzIACaK48fKnXTH2V0lnxNx10ZZrC7t2IOu5ifTkw_WTZREXWVNlcHicoi-sFjtdZTJVsFRts-y2GeKZXtV8I2qlr_kc5mF3hyT-gyW_OFlcSgYoV2Embq0/s1600/G+Segment+5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpYJU-kVfDBw-AnPkzqZhyUGzIACaK48fKnXTH2V0lnxNx10ZZrC7t2IOu5ifTkw_WTZREXWVNlcHicoi-sFjtdZTJVsFRts-y2GeKZXtV8I2qlr_kc5mF3hyT-gyW_OFlcSgYoV2Embq0/s320/G+Segment+5.jpg" width="320" /></a></div><br />
Pada saat menggunakan mode Multi Segment, seluruh luasan latar belakang ikut diperhitungkan, sehingga diperoleh shutter speed yang lebih cepat lagi, yaitu 1/8 s dengan hasil sebagai berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih6_j-Z9HVhmzWvTJaZdWn0dX1wzhTwM1kfA2pxUzCdJiL9jwLN6uDer3tVTYeC3GIzbCPjgmuX6Rsg0z_FCotSKX_zxCm4doYOHtrxNPLsYuR1hy2BUXGshgJjxViIIoZWLQ-Uhg9MPYy/s1600/G+CW+8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih6_j-Z9HVhmzWvTJaZdWn0dX1wzhTwM1kfA2pxUzCdJiL9jwLN6uDer3tVTYeC3GIzbCPjgmuX6Rsg0z_FCotSKX_zxCm4doYOHtrxNPLsYuR1hy2BUXGshgJjxViIIoZWLQ-Uhg9MPYy/s320/G+CW+8.jpg" width="320" /></a></div>Perubahan setting shutter speed tersebut menunjukkan perbedaan detil yang jelas di latar belakang dan pada tutup lensa. Semakin luas area yang diperhitungkan, semakin cepat shutter speed yang dipilih.<br />
Efek yang berlawanan muncul pada obyek terang pada latar belakang gelap.<br />
<br />
<br />
<b>2. Obyek TERANG dengan latar belakang GELAP</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6wEkspY26_VDmiQ2t5SMKQ9w1bJzoyU1yrKNF3-aI5-RjuEZKhyphenhyphenAIHObI7egkub-i8eUDMIFkLad4R1Rrz9i5NcIaaakDBxV2Mjc5dSjqYTDyEWPON-w4An6WjG38TNkkc9BNFqyx2pSm/s1600/T+Metering.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6wEkspY26_VDmiQ2t5SMKQ9w1bJzoyU1yrKNF3-aI5-RjuEZKhyphenhyphenAIHObI7egkub-i8eUDMIFkLad4R1Rrz9i5NcIaaakDBxV2Mjc5dSjqYTDyEWPON-w4An6WjG38TNkkc9BNFqyx2pSm/s320/T+Metering.jpg" width="320" /></a></div>Pemotretan dengan mode Spot menghasilkan pengukuran pada bidang yang dominan putih, sehingga diperoleh shutter speed 1/6 s<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqCWBxRGiwYN31hXXrSE1v1-8CGKlvust99lfAOW7J90uOC2GUYV2-SsI7oFPW7WU0PJ8ViRGdBR_monrJFXGH2nxYY8rAueD_OdQZRo76sV8uVGSTmXvofmGV0goT11bfAmi9USax3hQW/s1600/T+Spot+6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqCWBxRGiwYN31hXXrSE1v1-8CGKlvust99lfAOW7J90uOC2GUYV2-SsI7oFPW7WU0PJ8ViRGdBR_monrJFXGH2nxYY8rAueD_OdQZRo76sV8uVGSTmXvofmGV0goT11bfAmi9USax3hQW/s320/T+Spot+6.jpg" width="320" /></a></div>Dengan mode Centre Weighted, sebagian besar area berwarna gelap, akan tetapi obyek di tengah yang berwarna terang mendapat porsi perhitungan lebih besar, sehingga shutter speed hanya turun sedikit menjadi 1/4 s.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6-6suf5IMwUtSaGqQ41_DbxjG9JoPTR_4jWHDjU6kWQU7IqnKBGLXaXRhW2BrZb871Q1cwGYC1ggr5g6kf-tsTQqHiIftN3AinrOu0yjzyUeDvhon1uC34jbrbYXxofv3g5M-SKFhlDpA/s1600/T+CW+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6-6suf5IMwUtSaGqQ41_DbxjG9JoPTR_4jWHDjU6kWQU7IqnKBGLXaXRhW2BrZb871Q1cwGYC1ggr5g6kf-tsTQqHiIftN3AinrOu0yjzyUeDvhon1uC34jbrbYXxofv3g5M-SKFhlDpA/s320/T+CW+4.jpg" width="320" /></a></div><br />
Pada saat menggunakan mode Multi Segment<b>, kamera </b>menangkap banyak area gelap, akibatnya shutter speed jadi lambat, diperoleh hasil 1/2 s yang menyebabkan sedikit over esposed seperti berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5GKya7FKF8l93-n-zk9U2zTIAhLfK0gtmbuam2Qjq_Pb_8JG56vnRgy-T6BWla6cyf6okgFKv2xjNMWK6LY2jEsHbGsw9z8UKuSQJW_OOFmIhoADAbD1N0WjFbHD9XA2eIR6Jhob3c4bJ/s1600/T+Segment+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5GKya7FKF8l93-n-zk9U2zTIAhLfK0gtmbuam2Qjq_Pb_8JG56vnRgy-T6BWla6cyf6okgFKv2xjNMWK6LY2jEsHbGsw9z8UKuSQJW_OOFmIhoADAbD1N0WjFbHD9XA2eIR6Jhob3c4bJ/s320/T+Segment+2.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">Mode mana yang Anda pilih bergantung pada seberapa luas & seberapa banyak detil yang hendak ditampilkan.<b></b>serta seberapa jauh kontras antara obyek dengan latar belakangnya.</div>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-2791097240673195312011-05-21T19:50:00.000+07:002011-05-21T19:50:26.568+07:00Perspektif dan KomposisiCatatan ini dibuat setelah memperhatikan 2 buah foto yang diambil pada kesempatan yang sama dengan obyek yang juga sama. Foto tersebut adalah:<br />
1. Foto oleh <a href="http://www.facebook.com/?ref=home#%21/tumiskangkung">Irfan A.Tachrir</a>:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/223290_2040977749889_1407687072_2423021_6225930_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/223290_2040977749889_1407687072_2423021_6225930_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
2. Foto jepretanku sendiri:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwD7DxazXdQ1pnqF70y0QTNcMxjt9XzWYHJBCjiNs8N0Fim27eCwPTYDrcyB1LQajNo5l2DKY4IxwKgLUR8YTakKDZmoaEmIV-Uw6RDhdw1LZ4ohvBgVZMLFvATF0tUKz63mKjIjqaY3vv/s1600/DSC09801-o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwD7DxazXdQ1pnqF70y0QTNcMxjt9XzWYHJBCjiNs8N0Fim27eCwPTYDrcyB1LQajNo5l2DKY4IxwKgLUR8YTakKDZmoaEmIV-Uw6RDhdw1LZ4ohvBgVZMLFvATF0tUKz63mKjIjqaY3vv/s320/DSC09801-o.jpg" width="320" /></a></div>Saat saya melihat foto yang diupload kang Irfan di halaman <a href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=2040977749889&set=a.2040977069872.126411.1407687072&type=1">facebook</a>-nya, saya enasaran karena foto itu tampak lebih menarik daripada foto yang saya punya. Awalnya, perbedaan yang paling jelas adalah pada tonal warnanya. Karena penasaran, saya mencoba mengolah sedikit foto yang saya punya agar lebih mendekati tonal warna pada foto Kang Irfan. hasilnya seperti ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxqEuknQl0ncbxkwuEWOLFNsdLqaI1rr3rVo66fGOC95nPuBgqEg6T_5Gjt2LXASvvVZKfL5d-zpMkRrz-xdfI5VQwU3zLjD4onufIPsQmBXuWJZnFNL8tUWB54w3H-n6YYqog5vP2h6e0/s1600/DSC09801.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxqEuknQl0ncbxkwuEWOLFNsdLqaI1rr3rVo66fGOC95nPuBgqEg6T_5Gjt2LXASvvVZKfL5d-zpMkRrz-xdfI5VQwU3zLjD4onufIPsQmBXuWJZnFNL8tUWB54w3H-n6YYqog5vP2h6e0/s320/DSC09801.jpg" width="320" /></a></div>Dengan tonal yang berdekatan, tampak jelas adanya perbedaan lain yaitu <b>perbedaan komposisi</b> yang dihasilkan dari <b>perbedaan perspektif</b>. Kag Irfan mengambil foto tersebut dari posisi berdiri (lebih tinggi dari model), sehingga lengkungan rel kereta tampak utuh tak terputus dan membentuk frame di sekitar model. Sedangkan saya mengambil foto tersebut dari posisi jongkok, sejajr dengan model yang mengakibatkan terputusnya lengkungan rel kereta karena tertutup oleh badan model.<br />
Kesimpulan: foto Kang Irfan tampil lebih menarik bukan saja karena pilihan tonal warnanya, tetapi karena berhasil menempatkan elemen-elemen dalam foto untuk tampil saling mendukung. Jadi dalam setiap kesempatan pemotretan, eksplorasi berbagai macam angle agar diperoleh hasil yang maksimal.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnd0Qg6xdleWWFuVCy58AwApnF81RHYU3ABluFxHFae2gYTmPKcUsG7eh8nO6DGIxeJ9zu9K9hpIt_OtB_tX7ymgteHL0EiYhn0flAZUptyKskc2IRHcbnoAHQ64a98OIYXEFuNQvV5YRf/s1600/DSC09801.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-8176510688835117132011-04-30T11:04:00.000+07:002011-04-30T11:04:04.842+07:00Recovery Tools - Alat untuk Menyelamatkan File Berharga Anda.Tiga hari lalu ada kejadian yang cukup memusingkan. Awalnya, partisi di portable harddisk bermasalah, Bagian yang berisi software aplikasi kadang terbaca kadang tidak. Setelah partisi diperbaiki, bagian yang berisi file foto & video gantian error. Walaupun terdeteksi, tetapi semua file hilang tak berbekas, harddisk kosong seperti habis diformat. Bagian yang berisi file foto & video itu kapasitasnya 52 GB dan sudah terisi sekitar 43 GB, tetapi saat dilihat drive property-nya, tampak bahwa baru 69 MB yang terisi file dan itupun tidak kelihatan filenya.<br />
<br />
Sudah dicoba dilihat kembali dengan File Explorer, Show Hidden File tidak berhasil. Search Hidden File gagal. Mengubah atribut file lewat command prompt pun tidak memberikan efek. Norton Commander juga sama saja. Konsultasi dengan teman-teman, disarankan untuk menggunakan aplikasi Recovery Tools. Sebetulnya ada banyak aplikasi untuk recovery file ini, tetapi yang sempat aku coba adalah:<br />
<ul><li></li>
</ul><ul><li>Easy Recovery</li>
<li>Getback Files </li>
</ul>Sayangnya kedua aplikasi tersebut cuma berhasil "menemukan" sekitar <strong><span style="color: #cc0000;">29.000</span></strong> files tetapi tidak berhasil menyajikannya kembali. Entah ada kesalahan di mana. Alhamdulillah, dari hasil browsing sambil menunggu proses scanning berlangsung (perlu 4-6 jam untuk scanning 52 GB) aku dapat aplikasi <strong><span style="color: blue;">Testdisk Photorec</span> </strong>yang bisa didownload gratis dari <a href="http://www.cgsecurity.org/">http://www.cgsecurity.org</a><br />
<br />
Aplikasi dengan tampilan sederhana ini akan memunculkan <em>command prompt</em> dengan cursor yang berkedip-kedip dan angka yang menunjukkan sejauh mana proses berjalan. Hasil yang diperoleh, aku bisa dapatkan lagi lebih dari <strong><span style="color: #38761d;">23.000 </span></strong>file foto, video, dan dokumen text yang sebelumnya tak terlihat. Jumlahnya memang hanya sekitar 80%dari file yang "ditemukan" oleh 2 aplikasi sebe;lumnya, namun file yang diperoleh bisa tersimpan dengan baik.<br />
<br />
File-file yang bisa di-<em>recover</em> tersebut tidak berada dalam folder sebagaimana file orisinalnya. Aplikasi Photorec akan menempatkan setiap 500 <em>files</em> berbagai tipe dalam 1 <em>recovery folder</em>. Artinya, dengan 23.xxx files, saya punya 44 folder yang harus dicek satu persatu untuk mengetahui apa isi di dalamnya dan mengklasifikasikannya kembali <br />
<br />
Jika kebetulan Anda mengalami masalah yang sama sebaiknya:<br />
1. Jangan mengubah isi atau memformat ulang harddisk sebelum recovery dilakukan<br />
2. Simpan file yang bisa di-recover di tempat yang berbeda dengan asalnya supaya bisa dilakukan proses dengan aplikasi lain jika aplikasi pertama gagal me-recover.<br />
3. Pastikan proses recovery berjalan sampai selesai / tidak terputus tiba-tiba di tengah proses<br />
Artinya, jika Anda menggunakan laptop, colokkan power ke listrik. Atau jika Anda menggunakan PC, sebaiknya pakai UPS.Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-731837316412945302011-04-12T17:26:00.000+07:002011-04-12T17:26:18.466+07:00Unsur Gerak Dalam FotoHari Minggu, 10 April 2011, saya menghabiskan waktu di lokasi wisata Bukit Naang, Bangkinang, kabupaten kampar. Tempat ini merupakan bumi perkemahan dan tempat <i>outbound</i> dengan <i>flying fox</i> tertinggi di Sumatera. Selain permainan <i>flying fox </i>dari ketinggian 30 meter, ada pula permainan <i>tree top bridge</i> yang mengajak pengunjung merasakan kehidupan Tarzan dengan berjalan dari pohon ke pohon pada ketinggian 5 - 8 meter.<br />
<br />
Tujuan berkunjung ke sini adalah untuk melakukan test pada lensa Minolta 75-300 mm.Secara umum, kesimpulannya lensa ini cukup tajam, respon bagus, tapi rentan terhadap <i>fringe.</i><br />
<br />
Hal lain yang cukup menarik untuk sharing adalah bagaimana unsur gerak bisa membuat foto menjadi lebih menarik & "berbicara". Ini diawali ketika saya memotret seorang gadis yang melakukan ayunan ala Tarzan. Ini fotonya:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/216521_10150177662758905_647023904_6570516_3075804_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/216521_10150177662758905_647023904_6570516_3075804_n.jpg" width="320" /></a></div><span id="goog_1006740495"></span><span id="goog_1006740496"></span>Setting yang dipakai saat itu adalah:<br />
<ul><li></li>
<li>Mode A (aperture priority)</li>
<li>ISO 200</li>
<li>f/5.6</li>
<li>Shutter speed 1/320 s</li>
<li>Autofocus mode: AF-C (continuous) </li>
</ul>Walaupun hasilnya cukup tajam, tapi foto itu tidak memuaskan saya karena obyek terlihat hanya sekedar menggantung dan tidak bergerak. Maka selanjutnya saya coba untuk menggerakkan kamera sesuai dengan gerakan obyek. Teknik ini biasanya dikenal dengan istilah <i>panning</i>. Hasilnya seperti ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/205076_10150177674438905_647023904_6570644_2815101_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/205076_10150177674438905_647023904_6570644_2815101_n.jpg" width="214" /></a></div>Sudah lebih menarik, tapi masih kurang dramatis. Kelihatannya 1/320 s masih terlalu cepat, jadi saya pindahkan modenya dari <i>aperture Priority</i> ke <i>Shutter speed priority </i>(mode S). Kecepatan diturunkan, dipatok di 1/60 s. Dengan metering Centre Weighted, bukaan aperture dapat f/9 atau f/10. Kamera saya gerakaan mengikuti arah gerak obyek. Hasilnya seperti ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/208038_10150177662878905_647023904_6570520_7782095_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/208038_10150177662878905_647023904_6570520_7782095_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
Lebih menarik kan? <br />
Setting yang digunakan:<br />
<br />
<ul><li>Mode S (shutterspeed priority)</li>
<li>ISO 200</li>
<li>Shutter speed 1/60 s</li>
<li>f/9.0 </li>
<li>Autofocus mode: AF-C (continuous) </li>
</ul>Jadi, untuk memotret obyek yang bergerak belum tentu harus menggunakan speed tinggi. Speed rendah bisa menghasilkan efek yang lebih menarik ... :-DAwan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-26799467886872604812011-03-02T15:45:00.000+07:002011-03-02T15:45:00.360+07:00"Lensa apa ya berikutnya?"Pertanyaan di atas disampaikan oleh beberapa teman yang sudah memiliki kamera + lensa kit dan menginginkan lensa tambahan yang lebih memenuhi seleranya. Mereka menanyakan, lensa apa yang sebaiknya dibeli dan biasanya saya balik bertanya:<br />
"Apa yang mau difoto?" atau<br />
"Apa kekurangan yang paling terasa dari lensa kit?" atau<br />
"Lensa seperti apa yang diinginkan?"<br />
dan sejenisnya.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/188365_10150128310603905_647023904_6276253_2907129_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="174" src="http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/188365_10150128310603905_647023904_6276253_2907129_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
Memilih lensa menurut saya adalah preferensi pribadi, salah satu bentuk manifestasi kepribadian dan kesenangan dalam fotografi. Lensa yang cocok untuk satu orang belum tentu sesuai untuk yang lain. Misalnya ada teman yang menyarankan memakai Tamron 17-50 mm sebagai pengganti lensa kit karena lebih tajam. Tapi saya gak terlalu peduli dengan ketajaman ekstra, yang saya perlukan adalah lensa dengan tele yang cukup jauh, maka saya kemudian membeli Tamron 18-200 mm yang "katanya" tidak tajam, lelet, berat, dsb.<br />
<br />
Namun demikian, kita bisa saja mengelompokkan lensa-lensa itu dalam beberapa kelas:<br />
<ol><li><strong>Standard zoom lens</strong> merupakan lensa vario dengan jarak fokus yang dapat diubah-ubah dan bukaan maksimal aperture berubah sesuai dengan jarak fokusnya. Lensa ini cocok untuk berbagai keperluan dokumentasi pribadi. Lensa kit 18-55 mm, 18-70 mm, 28-80 mm dan sejenisnya termasuk jenis lensa ini. Karena kualitasnya seadanya, banyak yang menghendaki alternatif yang lebih baik. Misalnya: untuk zoom range yang lebih luas bisa dipilih 18-105 mm, 28-135 mm, 28-200 mm, dst. Untuk ketajaman lebih biasanya digunakan Tamron 17-50 mm atau Carl Zeiss 16-80 mm</li>
<li><strong>Prime lens</strong> memiliki jarak fokus yang tetap sehingga kualitas dan ketajamannya sangat baik.Akan tetapi fotografer harus banyak berjalan kaki untuk menyesuaikan komposisi dan proporsi foto. Lensa jenis ini di antaranya 50 mm f/1.8. Alternatifnya, misalnya 50 mm f/1.4, 50 mm f/1.2, 85 mm f/3.5, 135 mm f/4, dst.</li>
<li><strong>Wide lens</strong> adalah lensa dengan jarak fokus pendek sehingga diperoleh ruang pandang (<strong>FOV</strong> - <em>Field Of View</em>) yang lebih luas. Lensa yang termasuk jenis ini, di antaranya 10-22 mm, 11-18, dll. Pegembangan lain adalah ke lensa <em>fishye</em>, misalnya Samyang 8 mm.</li>
<li><strong>Fast lens</strong> adalah lensa dengan bukaan lebar. Lensa-lensa ini memiliki angka aperture f/2.8, f/2, f/1.8 atau lebih kecil. Keuntungannya, dengan aperture lebar, maka dapat diperoleh <em>shutter speed </em>yang lebih tinggi. Itulah sebabnya lensa ini memperoleh sebutan <em>fast lens</em>. Efek samping dari bukaan yang lebar adalah <em>lens blur </em>atau <em>bokeh </em>karena <strong>DoF </strong>(<em>Depth of Field</em>) yang sempit.</li>
<li><strong>Macro lens </strong>adalah lensa yang memiliki konstruksi khusus sehingga memungkinkan untuk memotret obyek dari jarak dekat (50 cm atau kurang). Lensa macro yang sesungguhnya memiliki kemampuan pembesaran 1:1, adapun spesifikasi yang banyak dipakai adalah 100 mm f/2.8 Macro, 50 mm f/2.8 macro, dst. Namun demikian, produsen lensa 3rd party seperti Sigma, Tamron, dan Tokina mengembangkan lensa vario dengan kemampuan makro 1:4, !:5 atau !:7, seperti misalnya Tamron 18-200 Di II LD Aspherical Macro yang memiliki jarak obyek minimum 45 cm dengan perbesaran 1:4</li>
<li><strong>Super tele lens </strong>adalah lensa-lensa dengan jarak fokus di atas 180 mm, misalnya 100-400 mm, 170-500 mm, dst. Lensa-lensa jenis ini cocok untuk pemotretan olahraga, alam liar, pengamatan burung, dan obyek-obyek lain yang tidak memungkinkan fotografer mendekati obyek secara langsung.</li>
</ol><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/183809_10150128310418905_647023904_6276248_4626683_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/183809_10150128310418905_647023904_6276248_4626683_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
Selain dari jarak fokus dan aperture, perlu diperhatikan juga fitur tambahan pada lensa yang akan memberikan kemudahan (dengan harga yang sesuai), di antaranya:<br />
<ol><li><strong>Motor </strong>lensa kualitas tinggi yang lebih responsif, sehingga menjamin ketajaman obyek yang bergerak. Lensa jenis ini biasanya memiliki kode khusus yang berbeda dari setiap pabrikan, misalnya SSM (Super Sonic Motor), HSM (High Speed Motor), DX, SAM, dsb </li>
<li><strong>Image stabilizer</strong> merupakan fitur yang berguna untuk meredam guncangan pada pemotretan dengan speed rendah. Fitur ini juga memiliki kode yang berbeda-beda, misalnya IS (Image Stabilizer) pada canon, VR (Vibration Reduction) pada Nikon, SSS (Super Steady Shoot) pada Sony, dsb.</li>
<li><strong>Coating </strong>(bahan kimia pelapis optik lensa) merupakan faktor penting karena respon sensor digital terhadap cahaya berbeda dengan reaksi pada film. Permasalahan pada coating dapat menimbulkan <em>flare</em>, <em>chromatic aberration</em> (<em>CA</em>), <em>ghosting</em>, dsb. Lensa-lensa digital biasanya memiliki beberapa lapisan sehingga diberi tanda <em>MC</em> (<em>multi coating</em>) yang secara umum memiliki performa lebih baik dibandingkan lensa lama yang masih <em>single coating</em>.</li>
<li><strong>Aspherical </strong>merupakan konstruksi lensa yang mengandung elemen <em><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Aspheric_lens">lensa aspheric </a></em>dan berfungsi untuk mengurangi pembiasan <em><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Spherical_aberration">spherical aberration</a></em> yang disebabkan oleh bentuk lensa yang cembung.</li>
<li><strong>Low Dispersion</strong> adalah elemen optis yang minim dispersi (penyebaran) cahaya, sehingga intensitas cahaya yang sampai pada sensor menjadi lebih tinggi dan detil yang diperoleh lebih banyak. </li>
</ol> Beberapa tulisan yang lalu tentang lensa mungkin bisa memberikan tambahan informasi:<br />
<a href="http://fotografi-dasar.blogspot.com/2009/11/tips-memilih-lensa.html">Memilih Lensa untuk Anda</a><br />
<a href="http://fotografi-dasar.blogspot.com/2009/12/tips-memilih-lensa-2.html">Memilih Lensa Sesuai Keperluan</a><br />
<a href="http://fotografi-dasar.blogspot.com/2010/02/aksesoris-lensa-manual.html">Lensa Manual</a><br />
<a href="http://fotografi-dasar.blogspot.com/2009/11/aksesoris-zoom-lens.html">Zoom Lens</a><br />
<a href="http://fotografi-dasar.blogspot.com/2009/11/aksesoris-fast-lens.html">Fast Lens</a><br />
<a href="http://fotografi-dasar.blogspot.com/2009/11/aksesoris-prime-lens.html">Prime Lens</a><br />
<br />
Semoga bisa memberi pedoman untuk memilih lensa berikutnya :-)Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-43440999528682232672011-02-20T18:44:00.001+07:002011-03-02T14:05:32.908+07:00Stage PhotographyHari senin, 14 Februari 2011, saya berkesempatan menyaksikan penampilan <i>live </i> permainan biola Idris sardi di Ballroom Hotel basko, Padang. Saat itu saya hanya membawa lensa <i>all round </i>Tamron 18-200 mm f/3.5-6.3 yang sebetulnya kurang cocok untuk <i> stage photography </i>atau foto panggung. Pemotretan seperti ini memiliki tingkat kesulitan tersendiri, antara lain karena<br />
<ul><li>Cahaya yang tidak merata</li>
<li>Penyanyi, penari, atau pemain yang selalu bergerak</li>
<li>Jarak yang jauh antara fotografer dan panggung</li>
<li>Waktu yang terbatas</li>
</ul><br />
Idealnya, untuk melakukan pemotretan seperti ini digunakan:lensa dengan jarak fokus cukup panjang (135 mm atau lebih) dan aperture lebar (f/2.8, f/2 atau lebih besar lagi). Fitur <i>image stabilizer</i> dan sejenisnya akan sangat membantu.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQBdr1N-jSZVs7C2AqZS_f2Y1ru_IN-ruJY0YTxMNrKoS7tmOSlwDgIe_3KHQKezpG5j81dLS1A-TQe_OZSeSrSn4gxDFY-GoePxVFnbKdQn0kINMM2XUmT6upOpGgyaYEhnIcaMg0OyLr/s1600/eDSC06987.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="249" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQBdr1N-jSZVs7C2AqZS_f2Y1ru_IN-ruJY0YTxMNrKoS7tmOSlwDgIe_3KHQKezpG5j81dLS1A-TQe_OZSeSrSn4gxDFY-GoePxVFnbKdQn0kINMM2XUmT6upOpGgyaYEhnIcaMg0OyLr/s320/eDSC06987.jpg" width="320" /></a></div><br />
Beberapa hal yang perlu dilakukan jika hendak melakukan pemotretan penampilan di panggung:<br />
<ol><li><b>Datang lebih awal</b>, tujuannya untuk melakukan survei lokasi & memperoleh tempat terbaik untuk memotret. selama pertunjukan, mungkin Anda tidak dapat berpindah tempat karena penuh, jadi pastikan untuk memproleh tempat terbaik sejak awal.</li>
<li><b>Sedekat mungkin dengan panggung</b>, tujuannya agar pemotretan tidak terhalang oleh pemirsa atau aktivitas lainnya. Jarak juga berpengaruh pada pencahayaan dan ketepatan fokus</li>
<li><b>Gunakan shutter speed priority</b>, (mode S atau Tv) tujuannya agar diperoleh kecepatan yang cukup untuk mencegah <i>motion blur </i>akibat gerakan penampil. Idealnya, diperlukan speed 1/40 s atau lebih cepat. Usahakan untuk memperoleh speed ini dengan menggunakan bukaan terlebar dan naikkan ISO secukupnya, Pemilihan speed yang tepat juga bisa menampilkan gerakan (<em>motion blur</em>) di panggung.</li>
<li><b>Metering centre weighted</b>, disebabkan biasanya lokasi di sekitar penampil utama memperoleh penerangan lebih kuat sedangkan lokasi lain cenderung gelap. <i>Average </i>atau <i>matrix metering </i>akan beresiko <i>over-exposed</i> pada penampil utama sedangkan <i>spot metering</i> justru akan menyebabkan bagian lain panggung terlalu gelap (<i>under-exposed</i>)</li>
<li><b><span style="color: red;">Jangan menggunakan flash</span></b>, karena penggunaan flash mungkin mengganggu konsentrasi penampil dan mengurangi suasana pencahayaan panggung yang sesungguhnya (<i>ambience</i>). Penggunaan flash juga beresiko interferensi dengan flash lain sehingga foto menjadi gelap. Lebih baik menggunakan ISO tinggi (800 , atau lebih) untuk memperoleh foto yang lebih mendekati kenyataan.</li>
<li><b>Custom White Balance</b>, pencahayaan panggung yang berubah-ubah sering mengacaukan fungsi AWB, oleh karena itu sebaiknya gunakan Custom White Balance dengan menggunakan <i>Grey Card</i> atau lakukan setting <i>Kelvin WB</i> pada 2900-3600 K.</li>
<li><b>Manual fokus</b>, diperlukan jika lensa tidak dilengkapi USM atau SSM yang memungkinkan respon cepat. Penampil yang selalu bergerak dan pencahayaan yang tidak merata sering menyulitkan reaksi lensa sehingga banyak momen terlewat.</li>
<li><b>Potret sebanyak-banyaknya</b>, merupakan kiat untuk memperoleh lebih banyak potensi momen terbaik. Manfaatkan waktu Anda untuk memperoleh lebih banyak foto & jangan habiskan untuk me-<em>review </em>(<em>monkeying</em>). Review singkat diperlukan untuk memperoleh setting yang tepat, selain itu gunakan untuk memotret.</li>
<li> </li>
</ol>Apabila memungkinkan, potretlah penampil saat bersiap naik ke panggung atau saat istirahat. Pada situasi di luar panggung, ada lebih banyak kesempatan memperoleh foto yang tajam dengan ekspresi yang menarik.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3HLcTsl9RLtRK-TkcKml_f70ybBiH22T1Lm1rL0whIxXPDg3-uSUS-f4nQsZQXi8oN7lThD7k8mBTfamo2ZabII9mj3TpACqzbiB-7RO1lsnV8IDRhz6kBp8MGSCrN45xnAWoY9sui0lV/s1600/eDSC06999.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3HLcTsl9RLtRK-TkcKml_f70ybBiH22T1Lm1rL0whIxXPDg3-uSUS-f4nQsZQXi8oN7lThD7k8mBTfamo2ZabII9mj3TpACqzbiB-7RO1lsnV8IDRhz6kBp8MGSCrN45xnAWoY9sui0lV/s320/eDSC06999.jpg" width="320" /></a></div><br />
Karena ketidaksesuaian lensa, pemotretan penampilan di panggung malam itu hasilnya kurang memuaskan, untunglah ada kesempatan untuk memotret Mas Idris saat ngobrol makan malam. Yang lebih menarik, obrolan dengan Mas Idris & keluarga malam itu memberikan saya banyak hal untuk direnungkan & dipraktekkan. Berbagai topik mengenai perjalanan hidup, sikap bersyukur & optimis, serta nasionalisme disampaikan secara ringan oleh Mas Idris.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjswsh_zIGDiNGKbdcfugTO5zckzBnWPJ8K34KwziC9md-5ZVSBQimNI_tPH2yGweQNovKPDjt_GQE5HvBvNsQDudoT8Ba8dv1LSWFJKRxZCTwzJY5aVtNruRuYrNQK68c_GkZX9tCBh6Ai/s1600/eDSC07088.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjswsh_zIGDiNGKbdcfugTO5zckzBnWPJ8K34KwziC9md-5ZVSBQimNI_tPH2yGweQNovKPDjt_GQE5HvBvNsQDudoT8Ba8dv1LSWFJKRxZCTwzJY5aVtNruRuYrNQK68c_GkZX9tCBh6Ai/s320/eDSC07088.jpg" width="320" /></a></div><br />
Karena blog ini khusus mengenai fotografi, silakan klik link berikut untuk membaca lebih lanjut obrolan dengan mas Idris:<br />
<a href="http://www.facebook.com/note.php?created&&note_id=10150143078012915">Belajar Tentang Hidup Bersama Idris Sardi</a>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-7026232079530549282011-02-11T01:11:00.001+07:002011-02-11T09:25:20.670+07:00Photographer's Notes - Shot ListIni sebetulnya sebagian dari percakapan saya dengan fotografer senior <b>Aryono Huboyo Djati </b>(<b>AHD</b>) di Mall Ambassador beberapa bulan lalu. Baru terpikir untuk menuliskannya ketika seorang teman mengeluh selalu ketinggalan momen sewaktu hunting Street Photography.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/154354_496951228904_647023904_5645852_2400647_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/154354_496951228904_647023904_5645852_2400647_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
Masalahnya adalah, teman tersaebut tidak mengantisipasi, momen apa yang <i>mungkin </i>dia temui dalam suatu lokasi di waktu tertentu. Akibatnya, dia gagal mengantisipasi setiap momen karena masih berkutat dengan setting kamera saat sesuatu terjadi. Dia juga tidak sempat berinteraksi untuk mengkondisikan subyek agar cocok dengan konsep. Fotografi adalah sebuah proses. sebagaimana semua profesi yang lain, seorang fotografer tidak dapat mengandalkan <i>kebetulan</i> tetapi harus berusaha untuk mendapatkan momen yang terbaik dengan properti yang tersedia. Itulah perlunya memiliki <i>Photographer's Notes</i> atau <i>Shot List</i>.<br />
<br />
<i>Photographer Notes </i>atau <i>Shot List</i> adalah sebuah catatan yang berisi konsep atau sketsa kondisi yang bisa ditemui dalam sebuah proses hunting atau sesi foto. Dalam catatan ini fotografer - berdasarkan pengalaman atau eksplorasinya - sudah memperkirakan momen apa saja yang dapat terjadi dengan memperhitungkan kondisi lokasi, cuaca, dan berbagai faktor lainnya. Sebagai seorang fotografer yang banyak berkarya dalam kategori <i>human interest</i>, AHD beberapa kali menyebutkan bahwa human interest ataupun <i>street photography </i>tidaklah sama dengan <i>candid</i><br />
<br />
AHD waktu itu memberi contoh:<br />
Lokasi pemotretan: Jembatan Penyeberangan<br />
Waktu: Siang hari menjelang sore<br />
Dari data tersebut, maka dibuat pemetaan yang lebih spesifik untuk dieksplorasi, misalnya:<br />
(1) Bagian mana dari jembatan yang akan dimanfaatkan: tiangnya, tangganya, di atas jembatan dsb<br />
(2) Siapa subyek yang dapat ditemui: anak-anak, gadis remaja, nenek tua, dsb<br />
(3) Sedang apa subyek saat itu: berjalan, menunggu, berjualan, dsb<br />
(4) Faktor highlight & bayangan<br />
(5) dsb<br />
<br />
Tambahan dari AHD setelah membaca artikel ini, tentang pentingnya konsep:<br />
<em> "konsistensi terhadap tema yg mau difoto, semisal di jembatan penyeberangan banyak yg bagus utk direkam,... dalam prakteknya kita kudu targetin semisal 'kaki2 penyeberang',... kalo toh nantinya diantara kaki2 ada pengemis tertidur,... anggap saja bonus dari variant kaki2 dimaksud"</em><br />
<br />
(dikirim via Facebook, matur nuwun sanget untuk tambahan ilmunya)<em> </em><br />
<br />
AHD juga memberikan link sebagai bahan bacaan tambahan: <a href="http://sempakusut.blogspot.com/2011/02/lihat-sekitar-dan-lebih-sensitif.html">Lihat Sekitar & Lebih Sensitif</a><br />
<br />
Dari contoh tersebut, kita dapat mengembangkannya ke berbagai lokasi lain, seperti: lampu lalu lintas, taman kota, monumen, museum, dsb. Kalau perlu, kita dapat melakukan <i>conditioning, </i>mengkondisikan subyek agar berada di lokasi terbaik pada waktu yang paling tepat. Survei sebelum pemotretan tentu akan memberi manfaat yang besar. Seringkali seorang fotografer harus datang lagi ke suatu tempat untuk memperoleh momen yang terbaik. Dengan langkah-langkah dan persiapan yang baik, maka kita tidak perlu membuang terlalu banyak frame untuk foto-foto yang kurang memuaskan.<br />
<br />
Catatan ini juga dapat dipelajari & dievaluasi kembali sehingga fotografer semakin terlatih & tanggap terhadap kondisi sekelilingnya. Oleh karena itu, saya setuju sekali dengan kutipan yang digunakan <b>Frunze</b> (seorang rekan di komunitas <a href="http://www.alpharian.com/">Alpharian</a>) dalam signature-nya: <span style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #cccccc; font-family: "Verdana", "Tahoma", "Arial", sans-serif;"><span style="font-family: "Times", "Times New Roman", serif;"><i><span style="color: #444444;">"Fotografer sejati adalah Fotografer yang mau menghargai sebuah foto tidak hanya dari hasilnya, tetapi juga prosesnya."</span></i></span></span></span></span><br />
<br />
Keep jepret!<br />
Salam <span style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #cccccc; font-family: "Verdana", "Tahoma", "Arial", sans-serif;"><span style="font-family: "Times", "Times New Roman", serif;"><i><span style="color: #444444;"> :) </span></i></span></span></span></span>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-56459356353480538772011-01-25T10:30:00.000+07:002011-01-25T10:30:54.781+07:00Macro dengan Extension TubeFotografi makro merupakan kategori yang menarik bagi banyak orang. Banyak alternatif untuk membuat foto makro, sebagaimana yang sudah saya tulis dalam artikel terdahulu, atau menggunakan reversed lens seperti yg dilakukan rekan saya Roi Rungkadi Ismail dan Adrianus Juniarno. Artikel & diskusi lengkap silakan di-klik ke <a href="http://www.fotografer.net/isi/forum/topik.php?id=3193923771">Fotografer.Net</a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.fotografer.net/images/forum/3193923789.jpg?id=104d3e3d283a9a6" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.fotografer.net/images/forum/3193923789.jpg?id=104d3e3d283a9a6" /></a></div><div align="center"><strong><span style="font-size: x-small;">Reversed lens & flash diffuser by Roi Ismail</span></strong></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.fotografer.net/images/forum/3193923788.jpg?id=104d3e3d283a65a" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.fotografer.net/images/forum/3193923788.jpg?id=104d3e3d283a65a" /></a></div><div align="center"><strong><span style="font-size: x-small;"> Reversed lens by Adrianus Juniarno</span></strong></div><br />
Extension Tube merupakan alat tambahan yang murah & efektif untuk foto macro. Prinsip dasar alat ini adalah menjauhkan jarak lensa dari kamera, sehingga bayangan obyek paling tajam jatuh pada R3, yaitu jarak antara 2f dan tak hingga (f = <em>focal length</em>, jarak fokus lensa). Efeknya, image yang diterima oleh sensor adalah sama atau lebih besar daripada obyek aslinya.<br />
Dengan prinsip seperti di atas, extension tube dapat dibuat sendiri dengan menggunakan berbagai macam tabung, di seperti pipa paralon, tutup botol hairspray, kaleng minuman ringan, dsb sepanjang diameternya cocok dengan lensa yang akan kita gunakan. Pada test kali ini, saya menggunakan lensa M42 dengan extension tube yang saya beli dari Mas Teguh (paijo43) di bursa <a href="http://alpharian.com/web/forum/viewthread.php?thread_id=8302">Alpharian.com</a> seharga Rp 100.000. bentuk barangnya seperti ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs788.ash1/167845_10150106102683905_647023904_6003417_7239275_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs788.ash1/167845_10150106102683905_647023904_6003417_7239275_n.jpg" width="320" /></a></div>Extension tube ini terdiri dari 3 bagian, yaitu tabung 1 cm, 2 cm, dan 4 cm. Kita bisa mengkombinasikan pemakaiannya sehingga diperoleh variasi jarak antara 1 cm s.d 7 cm. Extension tube ini saya pasangkan pada lensa Helios 2/58 M44-2 seperti ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs756.ash1/164700_10150106103293905_647023904_6003425_4577780_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs756.ash1/164700_10150106103293905_647023904_6003425_4577780_n.jpg" width="320" /></a></div>Lalu dipasangkan pada kamera Sony a200 seperti ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/hs068.snc6/167851_10150106103248905_647023904_6003424_5573056_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/hs068.snc6/167851_10150106103248905_647023904_6003424_5573056_n.jpg" width="320" /></a></div>Hasilnya, lensa Helios M44-2 yang memiliki jarak obyek normal minimum 48 cm, dengan berbagai kombinasi dapat memotret obyek pada jarak 7 s.d 20 cm. Keuntungan dari penggunaan macro extension tube dibandingkan metode yang lain adalah:<br />
<ol><li>Pemasangan yang mudah</li>
<li>Dapat dikombinasi sedemikian untuk memperoleh jarak ideal</li>
<li>Tidak memiliki elemen optik sehingga tidak mempengaruhi kualitas lensa</li>
</ol>Namun demikian, macro extension tube tetap memiliki kelemahan, yaitu:<br />
<ol><li>Focusing ring tidak bekerja, kamera harus digerakkan maju mundur untuk memperoleh hasil paling tajam</li>
<li>F-stop turun 1-2 stop tergantung panjang tube yang digunakan</li>
</ol>Hasil pemotretan dengan extension tube sebagai berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs787.ash1/167713_10150106102813905_647023904_6003418_5874948_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs787.ash1/167713_10150106102813905_647023904_6003418_5874948_n.jpg" width="320" /></a></div><div align="center"><strong><span style="font-size: x-small;">Obyek test</span></strong> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/hs066.snc6/167607_10150106102908905_647023904_6003419_2792518_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/hs066.snc6/167607_10150106102908905_647023904_6003419_2792518_n.jpg" width="320" /></a></div><div align="center"><strong><span style="font-size: x-small;">Jarak terdekat normal: 48 cm</span></strong></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/hs041.snc6/167154_10150106103028905_647023904_6003421_4361568_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/hs041.snc6/167154_10150106103028905_647023904_6003421_4361568_n.jpg" width="320" /></a></div><div align="center"><strong><span style="font-size: x-small;"> </span></strong> <strong><span style="font-size: x-small;">Sony A200 + Helios + Macro ext 1 cm</span></strong></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs782.ash1/167244_10150106103103905_647023904_6003422_8303817_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs782.ash1/167244_10150106103103905_647023904_6003422_8303817_n.jpg" width="320" /></a></div><div align="center"><strong><span style="font-size: x-small;"> </span></strong> <strong><span style="font-size: x-small;">Sony A200 + Helios + Macro ext 3 cm</span></strong></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/hs042.snc6/167224_10150106103183905_647023904_6003423_6921188_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/hs042.snc6/167224_10150106103183905_647023904_6003423_6921188_n.jpg" width="320" /></a></div><div align="center"><strong><span style="font-size: x-small;">Sony A200 + Helios + Macro ext 7 cm</span></strong><strong><span style="font-size: x-small;"> </span></strong></div>Selamat mencobaAwan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-17055036311842790052011-01-21T18:26:00.000+07:002011-01-21T18:26:31.205+07:00Lensa Manual di Body DigitalYang dimaksud dengan lensa manual adalah lensa-lensa dari jaman kamera film (analog) yang belum memiliki fasilitas autofocus. Karena belum ada fasilitas autofocus tersebut, jadi kita harus memutar-mutar focusing ring-nya untuk memperoleh fokus yang tepat.<br />
<br />
Ada beberapa faktor yang menyebabkan lensa manual menjadi menarik, di antaranya:<br />
<ol><li>Unik, karena mengundang pertanyaan dari rekan-rekan kalau hunting</li>
<li>Bokeh, beberapa memiliki ciri yang khas dan menghasilkan foto yang menarik. </li>
<li>Optik, kualitas & ketajamannya tidak kalah dengan lensa-lensa baru</li>
<li> Harga yang relatif lebih murah daripada lensa baru. </li>
</ol>Beberapa lensa manual memiliki bokeh yang <em>swirly</em>, istilah yang merujuk pada bentuk melingkar pada latar belakang yang blur sebagaimana pada contoh berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipD6ZYtAV75sd_aQ1saEJEAifieHHUnVASnqokJTT0BKFEOWK6nkx06gnFFGKEMRixTZ4vu6IxGEe7Blj4MAn8VrN1kbGugyeBSZabOE2esY2XX6tz1YE4YK_dZq6zDErRr8aydWHHNGnd/s1600/x+DSC05918.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipD6ZYtAV75sd_aQ1saEJEAifieHHUnVASnqokJTT0BKFEOWK6nkx06gnFFGKEMRixTZ4vu6IxGEe7Blj4MAn8VrN1kbGugyeBSZabOE2esY2XX6tz1YE4YK_dZq6zDErRr8aydWHHNGnd/s320/x+DSC05918.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxaKIDJh53O5uvSbEwXgq9hB0sbD1BEeU3gPNeZtgjMBO74osXhwSxJZLsYzaGVnCHE8AOfILrfjLAPVT8Mq8hkK18bvRePYlYMZC5qIekOCdykojCIoGAX3eqJkFbtvfMd4MeCu9QcKEM/s1600/xDSC06233a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxaKIDJh53O5uvSbEwXgq9hB0sbD1BEeU3gPNeZtgjMBO74osXhwSxJZLsYzaGVnCHE8AOfILrfjLAPVT8Mq8hkK18bvRePYlYMZC5qIekOCdykojCIoGAX3eqJkFbtvfMd4MeCu9QcKEM/s320/xDSC06233a.jpg" width="214" /></a></div><br />
Coating pada lensa manual juga dapat menghasilkan tonal warna yang khas, seperti perbandingan berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs736.ash1/162933_10150095180623905_647023904_5846400_1980005_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs736.ash1/162933_10150095180623905_647023904_5846400_1980005_n.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs736.ash1/162933_10150095180628905_647023904_5846401_2837118_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs736.ash1/162933_10150095180628905_647023904_5846401_2837118_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
Asyiknya, banyak lensa manual yang dapat dimiliki dengan harga di bawah Rp 1.000.000. Bahkan ada yang harganya di bawah Rp 500.000.<br />
<br />
Namun demikian, adabeberapa hal yang harus diperhatikan dari lensa-lensa ini, yaitu:<br />
<ol><li>Adapter yangtepat, diperlukan untuk "menyambung" lensa ke body. Adapter ini juga diperlukan untuk "menipu" body karena beberapa body kamera tidak mau melepas shutter jika tidak ada lensa yang terpasang.</li>
<li>Coating, kebanyakan masih memakai single coating atau bahkan tanpa coating, sehingga sangat rentan terhadap flare jika memotret dengan arah cahaya yang tidak tepat.</li>
<li>Keausan mekanis, menyebabkan beberapa lensa lama ambrol bagian aperture-nya walau baru dipakai beberapa kali. Ini bisa dirasakan dari kelancaran saat memutar <em>focusing ring</em> dan <em>aperture ring</em>.</li>
<li>Kerjasama tangan & mata harus baik untuk menjamin diperolehnya gambar yang tajam. </li>
</ol> Alhamdulillah, saya dapat "warisan" adapter M42 to Sony Alpha dari AHD. Adapter dengan <em>chip </em><em>AF confirm</em> ini sangat membantu dalam pemotretan karena ada bunyi "beep" yang muncul saat obyek masuk ke fokus. Untuk latihan, saya dapat pinjaman Carl Zeiss Pancolar 50 mm f/1.8 dari kang Irfan Tachrir. Belakangan, saya dapat Helios M44-2 dengan jarak fokus 58 mm dan bukaan maksimal f/2 yang saya beli dari Kang Saeful di Bogor. <br />
<br />
Ini foto lensa Helio M44-2 yang terpasang di body Sony Alpha A-200:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs793.ash1/168356_10150098002618905_647023904_5888845_3020964_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs793.ash1/168356_10150098002618905_647023904_5888845_3020964_n.jpg" width="320" /></a></div> Mau tau le bih banyak soal lensa manual dan community-nya? Silakan klik <a href="htp://www.lensa-manual.net">Lensa-Manual.Net</a>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-77196782895684064182011-01-09T22:28:00.000+07:002011-01-09T22:28:31.911+07:00Prosumer Superzoom Masih Tetap MenarikWalaupun kamera DSLR semakin terjangkau dan banyak inovasi dari kamera tanpa cermin yang ringkas, tetapi produk prosumer superzoom tetap menarik minat para pehobi fotografi. Dari catatan di blog ini saja, tanggapan untuk artikel <a href="http://fotografi-dasar.blogspot.com/2009/11/kamera-superzoom-2-juta.html">Kamera Superzoom 2 Jutaan</a> masih terus muncul. Saya, dengan berbagai pertimbangan, terpaksa mengabaikan beberapa pertanyaan yang pada dasarnya sudah pernah ditanyakan.<br />
Paling tidak, ada 5 keunggulan dari kamera prosumer superzoom ini:<br />
1. Range fokus lensa yang lebar, cocok dipakai di berbagai kesempatan<br />
2. Bentuk yang ringkas<br />
3. Bobot yang ringan<br />
4. Keleluasaan setting (P, A, S, M dan Scene program)<br />
5. Harga yang terjangkau<br />
Sudah tentu tiada gading yang tak retak, semua produk mempunyai kelemahan. Sensor yang kecil akan memberi keterbatasan dalam kondisi cahaya yang kurang (lowlight) dan penggunaan ISO tinggi. Namun jika Anda penyuka fotografi makro, kamera prosumer superzoom ini sangat menguntungkan, silakan lihat artikel <a href="http://fotografi-dasar.blogspot.com/2010/12/close-up-macro-photography-dslr-vs.html">Close Up Macro Photography</a> dan beberapa artikel tentang macro lainnya.<br />
<br />
Perkembangan teknologi dan munculnya produk-produk baru membuat pilihan yang tertulis dalam artikel sebelumnya menjadi <strong><em>out-of-date</em></strong> . Jika Anda bermaksud membeli prosumer superzoom saat tulisan ini dibuat, beberapa pilihan di kisaran harga Rp 2.000.000 yang dapat dipertimbangkan adalah:<br />
- Canon SX130 IS atau SX210IS<br />
- Casio exilim EX-H5<br />
- Fujifilm S1600, S1800, S1900, S2500, S2550, S2800<br />
- Nikon L110, P8000, P9100<br />
- Olympus SP600UZ<br />
- Panasonic Lumix TZ7, FZ28<br />
- Sony H55<br />
<br />
Mungkin masih ada yang lain belum tertulis, tapi saya yakin alternatif pilihan yang sudah disebut di atas itu cukup membingungkan Anda untuk memilih salah satu yang paling cocok ...hehehe ...<br />
Penekanannya, pilih yang <strong>paling cocok</strong>. Kenapa bukan yang terbaik?<br />
Karena yang terbaik mungkin tidak tersedia di lokasi Anda. mungkin pula harganya tak terjangkau, dsb. Salah satu yang perlu dipertimbangkan adalah pilih kamera yang <strong>bergaransi resmi </strong>dan <strong>service point-nya mudah dijangkau</strong> dari lokasi Anda. Ini akan memudahkan Anda jika ada kesulitan atau masalah pada unit yang Anda beli.Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com72tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-67778625085428607132010-12-15T21:52:00.002+07:002010-12-15T23:18:23.860+07:00Drybox AlternatifSeiring dengan pertambahan peralatan memotret, mulai terasa penuhnya tas yang biasa saya bawa. Saat ini, secara keseluruhan ada 4 kamera digital (1 DSLR, 2 prosumer, 1 poket), 1 kamera SLR, 6 lensa, 2 flash, ditambah berbagai filter. Yang jelas, tidak semuanya dibawa kalau mau motret. Artinya, harus ada tempat penyimpanan untuk alat-alat yang sedang tidak digunakan.<br />
<br />
Drybox atau dry cabinet tentunya merupakan jawaban yang paling logis untuk tempat penyimpanan ini. Tapi tahu sendiri kan, berapa harganya barang itu? Jadi sebagai alternatif, saya pergi ke Ace Hardware untuk membeli:<br />
<b>1 unit storage container plastic with handle</b><br />
ukuran 28 cm x 40 cm x 28 cm, harga Rp 48.000<br />
<b>1 kitchen tray plastic</b><br />
ukuran 28 cm x 22 cm x 15 cm, harga Rp 12.000<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdAhjC9lkQz5OsAK9VIBI3k9ciNrPvXzdcPkeB7RGvEh8-KddTsXUnMC_2RxU0IRE7MWHiqb0RUjemv-SdUo5RadaNndlfrIO6rc_b0-fA6ypG0RuJvnxAYyZdXWaxp5-BWC7zmfNLOtbf/s1600/Drybox+01+DSC04688.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdAhjC9lkQz5OsAK9VIBI3k9ciNrPvXzdcPkeB7RGvEh8-KddTsXUnMC_2RxU0IRE7MWHiqb0RUjemv-SdUo5RadaNndlfrIO6rc_b0-fA6ypG0RuJvnxAYyZdXWaxp5-BWC7zmfNLOtbf/s320/Drybox+01+DSC04688.jpg" width="320" /></a></div><br />
Untuk menjamin agar di dalam box tersebut tetap kering dan memantau suhunya, saya hubungi seller di sebuah bursa fotografi untuk membeli sepaket perlengkapan senilai Rp 140.000 yang berisi:<br />
<b>1 higrometer</b><br />
<b>1 termometer</b><br />
<b>1 kg silica gel biru</b><br />
<br />
Awalnya saya bermaksud membeli silica gel elektrik yang bisa recycle, tapi barangnya tidak tersedia, jadi untuk sementara saya pikir silica gel biru cukuplah. Paket silica gel biru ini datang bersama 50 buah kantong plastik kecil, jadi setiap kantong kecil bisa diisi 20 gr. Kantong kecil yang sudah diisi silica gel harus dilubangi/ ditusuk-tusuk dengan jarum jika akan digunakan. Biasanya setiap kantong saya beri 10 lubang dan saya letakkan 2 atau 3 kantong dalam box. Silica gel harus diganti jika warna biru memudar menjadi merah atau bening.<br />
<br />
Untuk pengujian awal, kotak saya bersihkan lalu saya letakkan termometer dan higrometer dan kotak ditutup. Setelah 15 menit, saya tengok kembali dan melihat bahwa temperatur di dalamnya adalah 28 derajat Celcius dengan kelembaban 80%. Masih belum cocok untuk menyimpan lensa-lensa.<br />
<br />
Lalu saya letakkan 2 bungkus silica gel, kotak ditutup dan didiamkan selama 2 jam. Setelah saya tengok kembali, ternyata suhu tetap 28 derajat Celcius, tetapi kelembaban turun hingga 50%. sebagaimana tampak pada foto berikut<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOJQdxcMtIxMns5r91mMVxxi0PpNQFdkQHS3xp2HkzmRnhijh745d1ssMF82A3LoN6xEi8xFlAzabWdUcFWoRrRttSA7E-lVQf6LcLz0x_ApsseQHgQ7TNmG8aSpabM0QveTN6udcI6yEQ/s1600/Dry+box+03+DSC04687.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOJQdxcMtIxMns5r91mMVxxi0PpNQFdkQHS3xp2HkzmRnhijh745d1ssMF82A3LoN6xEi8xFlAzabWdUcFWoRrRttSA7E-lVQf6LcLz0x_ApsseQHgQ7TNmG8aSpabM0QveTN6udcI6yEQ/s320/Dry+box+03+DSC04687.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><br />
Sippp, jadilah lensa-lensa mulai saya tata di dalam kotak tersebut. Tray plastik ukuran 28 cm x 22 cm x 15 cm sengaja saya beli sehingga ada ruang khusus untuk menempatkan lensa secara terpisah dari peralatan lain.<br />
<div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQMUDvGkQYnh8Vlln6f1Q5SUiaw1bpTWRqfLDrBubWrG5g2JNetomfQo48lgcvFvStcIlobfHKC1eatwucIqAXv7vdUN7HR11cRkwzz4AVzb1Xj9DeUN1gzT1D7YbISJX1w7QVXMmLXTp_/s1600/Dry+box+02+DSC04685.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQMUDvGkQYnh8Vlln6f1Q5SUiaw1bpTWRqfLDrBubWrG5g2JNetomfQo48lgcvFvStcIlobfHKC1eatwucIqAXv7vdUN7HR11cRkwzz4AVzb1Xj9DeUN1gzT1D7YbISJX1w7QVXMmLXTp_/s320/Dry+box+02+DSC04685.jpg" width="320" /></a></div>Dua jam kemudian, saya cek kembali, ternyata temperatur dan kelembanban menunjukkan angka 28 derajat Celcius dan 40%. Alhamdulillah, jadi aman. Total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang adalah <b>Rp 200.000</b>. Biar murah, yang penting efektif.<br />
<br />
Yang memerlukan paket termometer, higrometer, dan silica gel, bisa klik link ini:<br />
<a href="http://alpharian.com/web/forum/viewthread.php?thread_id=3695&pid=238088#post_238088">Hygrometer+Thermometer+Silica Gel</a>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-41129633653484162662010-12-12T13:02:00.001+07:002010-12-12T17:25:45.010+07:00Close Up/ Macro Photography: DSLR vs ProsumerBeberapa rekan tertarik untuk menekuni dunia kecil yang biasa dikenal dengan <i>close-up photography</i> atau lebih populer dengan istilah makro, akan tetapi merasa bahwa alatnya belum mencukupi. Padahal sebetulnya untuk foto-foto close-up, tidak diperlukan peralatan yang terlalu canggih. Kamera poket pun bisa digunakan untuk foto makro, bahkan punya beberapa kaunggulan karena adanya live-view dan DoF yg lebar (baca catatan saya sebelumnya tentang Aperture di kamera DSLR, prosumer dan poket)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs733.ash1/162730_495882318904_647023904_5627190_6905240_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs733.ash1/162730_495882318904_647023904_5627190_6905240_n.jpg" width="214" /></a></div><br />
Jika foto obyek yang diperoleh dirasa kurang besar, bisa ditambahkan close-up filter. Ada beberapa pilihan untuk tambahan filter ini:<br />
1. Filter <em>high-end</em> sejenis Raynox Supermacro Scan DCR 250 (harga Rp 900rb)<br />
2. Filter close-up Kenko +1, +2, +4 atau sejenisnya (Rp 200-800rb, tergantung ukuran ring)<br />
3. Membuat sendiri (harga bervariasi, tergantung kreativitas)<br />
<br />
Pada kesempatan ini saya coba bandingkan hasil foto close-up pada sebuah obyek berukuran 5 mm x 50 mm. Pemotretan dilakukan di dalam ruangan dengan cahaya dari lampu baca ditambah dengan kertas putih sebagai reflektor. Obyek ditempatkan pada sebuah meja kecil seperti ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/hs603.ash2/155576_495615688904_647023904_5623239_104328_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/hs603.ash2/155576_495615688904_647023904_5623239_104328_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
Untuk memberi gambaran ukuran obyek yang sebenarnya, silakan perhatikan foto saat pemotretan dilakukan dengan cara seperti ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/hs380.ash2/65873_495615728904_647023904_5623241_8191519_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="202" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/hs380.ash2/65873_495615728904_647023904_5623241_8191519_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
Hasil yang diperoleh:<br />
1. Kamera prosumer Canon SX 20 IS ditambah filter close-up buatan sendiri<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs1218.snc4/157072_495615608904_647023904_5623237_788392_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs1218.snc4/157072_495615608904_647023904_5623237_788392_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
2. Kamera Sony A200 + Tamron 18-200 mm + Raynox DCR 250<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs953.snc4/74657_495615793904_647023904_5623243_824906_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs953.snc4/74657_495615793904_647023904_5623243_824906_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
Kedua kamera memiliki resolusi tertinggi 10 MP. Kamera prosumer Canon SX20 IS pada dasarnya tidak berbeda dengan poket karena sama-sama menggunakan sensor 1/2.5 in. Kamera Sony A200 adalah DSLR entry level dengan sensor APS-C. Dari kedua foto di atas tampak bahwa tidak ada perbedaan signifikan selama intensitas cahaya cukup.<br />
<br />
Filter close-up yang dipasang pada Canon SX 20 IS adalah lensa cembung yang diambil dari sebuah lensa lama dan dipasang pada ring filter 52 mm, sehingga bisa dipasang pada thread lensa kamera. Lensa untuk filter ini, bisa juga menggunakan kaca pembesar atau lup. Jadi jika dinilai harganya mungkin Rp 100rb atau kurang.<br />
<br />
Motret makro pakai poket? Siapa takut .... :-)Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-68536805985924372492010-12-09T14:08:00.004+07:002010-12-09T16:39:36.127+07:00Pilihan Lensa Vario<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs893.snc4/72659_494125863904_647023904_5603182_6845637_n.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 720px; height: 540px;" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs893.snc4/72659_494125863904_647023904_5603182_6845637_n.jpg" border="0" alt="" /></a><br /><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="color:#0000EE;"><u><br /></u></span></div>Bulan lalu lensa kit Sony DT 18-70 mm yang biasa terpasang di kamera rusak gear motonya, akibatnya setiap digunakan lensa itu berbunyi "rrrrr ...." dan sering ga dapat fokus. Sewaktu dbawa ke service centre, perkiraan biaya perbaikannya adalah Rp 500.000 dengan waktu perbaikan sekitar 2 minggu, yang artinya sama dengan harga lensa kit <i>2nd</i>. Akan tetapi, mengingat kasus kerusakan gear tersebut cukup sering terjadi pada lensa kit (ada resiko lensa yang baru dibeli nantinya rusak lagi), akhirnya saya memutuskan untuk membeli lensa Minolta 28-80 Macro sebagai pengganti.<div><br /></div><div>Walaupun lensa pengganti ini tidak sepenuhnya "<i>digital design</i>", tetapi saya menyukai adanya petunjuk jarak obyek yang memudahkan kita untuk melakukan <i>focusing</i> secara manual. Selain itu, lensa ini juga dilengkapi dengan fitur <i>macro</i> pada FL 80 mm, memberi hasil yang lebih menarik daripada lensa kit pada FL 70. Namun demikian, pada mode makro <i>focusing</i> harus dilakukan secara manual.<br /><div><br /></div><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhalPUJp0RYlrBsjPAQqUoOTs86tZrAsxHBCgBVhg3t-EFZ6GtH2sYHTJCUD_M7B5hyYa7LJ5yTFM91PO_7CiwoD-3y1CnjIUcPo0RIL3ocihxRnmDvEpUkk60w66OoxyEnzgZyAf5A8BM/s1600/Lens+091220101660.jpg"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhalPUJp0RYlrBsjPAQqUoOTs86tZrAsxHBCgBVhg3t-EFZ6GtH2sYHTJCUD_M7B5hyYa7LJ5yTFM91PO_7CiwoD-3y1CnjIUcPo0RIL3ocihxRnmDvEpUkk60w66OoxyEnzgZyAf5A8BM/s200/Lens+091220101660.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5548613834721595698" style="display: block; margin-top: 0px; margin-right: auto; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px; " /></a></div><div><br /></div><div>Tidak berselang lama, saya mendapat tawaran lensa sapujagad, yaitu Tamron 18-200 mm Di-II LD XR Aspherical Macro. Dengan memperhitungkan <i>crop factor</i> 1.5x. lensa ini pada dasarnya memiliki range yang seimbang dengan lensa sapujagad Sigma 28-300 mm yang pernah saya pakai bersama kamera Canon EOS 1000 FN (analog) bertahun-tahun yang lalu. Namun demikian, setelah melakukan beberapa kali tes, saya menemukan kelebihan & kekurangan dari setiap lensa yang ada.</div><div><br /></div><div>Lensa Tamron 18-200 memang unggul dalam range sehingga praktis untuk dibawa dalam berbagai kesempatan. Tapi lensa ini bukannya tanpa kelemahan. Beberapa hal yang saya rasakan:</div><div>1. Distorsi di bagian tepi gambar pada posisi <i>wide end</i> (18 mm)</div><div>2. Ketajaman yang cenderung <i>soft</i> pada <i>tele-end</i>.</div><div>3. Respon yang lebih lambat</div><div><br /></div><div>Lambatnya respon saat pencarian fokus kelihatannya disebabkan oleh berat lensa tersebut. Oleh karena itu saya tetap mempertahankan kedua lensa Minolta yang sudah saya miliki meskipun <i>focus range</i>-nya sudah tercover oleh si Tammy.</div><div><br /></div><div>Lebih lengkap mengenai Tamron 18-200mm Di II LD XR Aspherical macro, silakan klik:</div><div><a href="http://www.cameralabs.com/reviews/Tamron18200mm/page6.shtml">http://www.cameralabs.com/reviews/Tamron18200mm/page6.shtml</a></div><div><a href="http://www.dpreview.com/news/0502/05022105tamron_18-200mm.asp">http://www.dpreview.com/news/0502/05022105tamron_18-200mm.asp</a></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div></div>AWhttp://www.blogger.com/profile/03230738651848332662noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-49501769783508256442010-11-10T11:38:00.001+07:002010-11-10T11:45:22.665+07:00HDR Photography 02<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">Setelah memperoleh "bahan" untuk diolah dengan teknik HDR, langkah selanjutnya adalah menggunakan software untuk melakukan proses. Beberapa software yang dapat digunakan adalah:</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">1. Adobe Photoshop (dengan File > Automate > Merge to HDR)</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">2. Photomatix / Pro</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">3. Nik Software - HDR Efex Pro</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">4. Dynamic Photo HDRi</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">5. dan lain-lain</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">Pada kesempatan ini saya memakai aplikasi <b><i>Dynamic Photo HDRi. </i><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Bagi Anda yang tertarik untuk mencoba menggunakan software ini, silakan kunjungi: <a href="http://dynamic-photo-hdr.en.softonic.com/">http://dynamic-photo-hdr.en.softonic.com/</a></span><i> <span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"> untuk mendownload.</span></span></i></b></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;">Setelah aplikasi ini Anda isntall pada komputer, jalankan sehingga diperoleh tampilan seperti berikut:</span></span></i></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwklTl9QJSWV3fzINuh-Fa2NpWsM0aDZrSYLLaUMgtVmkU1ONJ7sstbprj7MEwrHf2rORwps4Zjh6OzirfuegaTt7ZPylf9Yx1ususdsuttq3-_UhNagYRIPI0UYrPYUlAlLJm78ak9Llo/s1600/Dynamic+HDRI+02.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwklTl9QJSWV3fzINuh-Fa2NpWsM0aDZrSYLLaUMgtVmkU1ONJ7sstbprj7MEwrHf2rORwps4Zjh6OzirfuegaTt7ZPylf9Yx1ususdsuttq3-_UhNagYRIPI0UYrPYUlAlLJm78ak9Llo/s320/Dynamic+HDRI+02.jpg" width="320" /></a></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">Untuk memulai proses pembuatan foto HDR, klik tombol <b>Create HDR file</b> pada kolom kanan paling atas</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;">Selanjutnya, klik tombol <b>Add Images </b>di atas kotak paling kiri pada pop-up window dan pilih file yang akan diolah dengan melakukan <b>selection</b> pada 3 file yang dimaksud, lalu klik <b>Open</b>.</span></span></i></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_GYNjAzLfqRmhe7a-zrhuBzaBPnqQ8DT2of3IdXg1KaIgyYUWMIMLRh0Z1pJaieJVfSqAM4vyQ3UYKRhoYe09m2_is8ibMX6OsE8nXKQBPVA64D0-gYaVdXYe4NwdTK7tE-maTqNoXHfI/s1600/Dynamic+HDRI+03.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_GYNjAzLfqRmhe7a-zrhuBzaBPnqQ8DT2of3IdXg1KaIgyYUWMIMLRh0Z1pJaieJVfSqAM4vyQ3UYKRhoYe09m2_is8ibMX6OsE8nXKQBPVA64D0-gYaVdXYe4NwdTK7tE-maTqNoXHfI/s320/Dynamic+HDRI+03.jpg" width="320" /></a></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><br />
</span></span></i></b></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;">Selanjutnya akan source file dan preview hasil proses akan ditunjukkan pada kotak tengah dan kanan. Untuk melanjutkan proses, Anda dapat melakukan penyesuaian pada preview, atau langsung klik <b>OK</b></span></span></i></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqj6i33QwAHeiN7Kpu8HXybTbUtxq0iRYzHPJWw0aaSNhrCdvEq7O1fQbEqH0KthWW2o5pPO36tltSF5M7mjOupJjh__BqKP6tLmm2wbQ3IJuFPSwtW0b_VbjJcDVq1uXvW40rTkS0lFTp/s1600/Dynamic+HDRI+04.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqj6i33QwAHeiN7Kpu8HXybTbUtxq0iRYzHPJWw0aaSNhrCdvEq7O1fQbEqH0KthWW2o5pPO36tltSF5M7mjOupJjh__BqKP6tLmm2wbQ3IJuFPSwtW0b_VbjJcDVq1uXvW40rTkS0lFTp/s320/Dynamic+HDRI+04.jpg" width="320" /></a></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">Tahap selanjutnya adalah alignment. Jika Anda menggunakan tripod saat memotret, alignment mungkin tidak diperlukan, Anda tinggal klik tombol <b>Align Files</b> di kolom kanan untuk setiap kombinasi gambar. Jika alignment otomatis tidak berhasil, Anda dapat melakukannya secara manual dengan slider <b>vertical</b>, <b>horisontal</b> dan <b>rotation</b> di kolom kanan bawah.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Y9jgBxIk4_BvRajJvYpv08tmiKanlK3-DqnKJYmatdwE18FTmkPBFzLezT5CrAV_N1GWyNm_RWwA9na-Evzebhqc_iX1gBuFxxqHcvwJEUodBsPSp-EcIN5JOhbrp0BRSe1Nvdswc8F_/s1600/Dynamic+HDRI+05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Y9jgBxIk4_BvRajJvYpv08tmiKanlK3-DqnKJYmatdwE18FTmkPBFzLezT5CrAV_N1GWyNm_RWwA9na-Evzebhqc_iX1gBuFxxqHcvwJEUodBsPSp-EcIN5JOhbrp0BRSe1Nvdswc8F_/s320/Dynamic+HDRI+05.jpg" width="320" /></a></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><i><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;">Setelah proses alignment selesai, klik <b>OK. </b>Anda akan dibawa kembali ke window utama dengan preview f</span></span></i>ile yang dipilih. Selanjutnya klik tombol <b>Tone Map HDR</b> pada kolom sebelah kanan. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMvvm5CchmzFm0lWiiMUpc9Qgsnyx3pZ9qaRCzRS5KRyKg9mBuBZ8lmpWXvOZ2POVIhSTRvH4erTEe70vj1z3RzHXA4QFFoAHNDYvNexYAq6xhmW70PsBRHzSeYEIJ4iNmzXOFTjdBPIJ0/s1600/Dynamic+HDRI+06.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMvvm5CchmzFm0lWiiMUpc9Qgsnyx3pZ9qaRCzRS5KRyKg9mBuBZ8lmpWXvOZ2POVIhSTRvH4erTEe70vj1z3RzHXA4QFFoAHNDYvNexYAq6xhmW70PsBRHzSeYEIJ4iNmzXOFTjdBPIJ0/s320/Dynamic+HDRI+06.jpg" width="320" /></a></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">Langkah ini akan memunculkan window baru untuk proses <b>Tone Mapping</b> dan sebuah window lain yang berisi <b>Quick Guide </b>sebagai petunjuk proses tone mapping. Anda dapat mengklik <b>OK </b>untuk menutup Quick Guide atau <b>F1 </b>untuk memunculkannya kembali.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">Dynamic Photo HDRI menyediakan beberapa mode Tone Mapping yang dapat dipilih pada kolom kiri atas dan <i>fine tuning</i> dengan beberapa slider di kolom kiri bawah. Mode yang tersedia adalah:</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">>; Eye Catching</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">>; Ultra Contrast</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">>; Smooth Processing</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">>; Photographic</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">>; Human Eye</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">Anda bisa mencobanya satu persatu untuk mengetahui perbedaannya. Perubahan ini dapat dilihat pengaruhnya pada preview di kolom tengah. Setelah menentukan mode HDR, pengaturan lebih detil bisa dilakukan dengan slider di kolom kiri bawah dan kolom kanan.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9XtEUofXRK3qkfqrZDVZiR-ZRFzlL0oZq_bbAUzBDgChwJA-HeS3oDxnctFskcQRr83hm43d4lrEMhZP0y0twYoFfPR4lPSdiqmvwOWAr2uxIbkgdXK0N4jraYwm6IPaX92RZ2oe7A2B-/s1600/Dynamic+HDRI+07.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9XtEUofXRK3qkfqrZDVZiR-ZRFzlL0oZq_bbAUzBDgChwJA-HeS3oDxnctFskcQRr83hm43d4lrEMhZP0y0twYoFfPR4lPSdiqmvwOWAr2uxIbkgdXK0N4jraYwm6IPaX92RZ2oe7A2B-/s320/Dynamic+HDRI+07.jpg" width="320" /></a></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">Jika Anda sudah memperoleh file HDR yang sesuai dengan selera, selanjutnya klik tombol <b>Process </b>di kiri bawah. Pilihannya adalah:</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">>; <b>Process and Save</b> untuk langsung menyimpan file HDR yang telah selesai</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">>; <b>Process and Edit</b> untuk melanjutkan editing gambar dengan aplikasi <b>Photo Bee</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0qtURrIGp0MuOFO4YsJ6QHrii4NL7QGRcqQboe92MLNSTg4IcNYPGGRmFLNQcWyE1sZ94P75Ktz8Z6kjzjJF8Nq4Qyf7CEQ9xY0EsroQdfPu2WOuMHtrJLAUBuHSCGUquqJCKyRhMaVHk/s1600/Dynamic+HDRI+08.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0qtURrIGp0MuOFO4YsJ6QHrii4NL7QGRcqQboe92MLNSTg4IcNYPGGRmFLNQcWyE1sZ94P75Ktz8Z6kjzjJF8Nq4Qyf7CEQ9xY0EsroQdfPu2WOuMHtrJLAUBuHSCGUquqJCKyRhMaVHk/s320/Dynamic+HDRI+08.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH-uSc1Ri0RQDVfXz91sbaSj7EoC44WmRQlqbWDZFw_ZcqXdANUQh8Pe64B4DdlXbX9gzYAwf15kBVvom0FW_pjgypfG0p_R71KswjBth2z4S5Hlk0OdkaK8vXyS6y2yQ_3W__a07gBE1l/s1600/PKU+Mosque+HDR+DSC03409.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH-uSc1Ri0RQDVfXz91sbaSj7EoC44WmRQlqbWDZFw_ZcqXdANUQh8Pe64B4DdlXbX9gzYAwf15kBVvom0FW_pjgypfG0p_R71KswjBth2z4S5Hlk0OdkaK8vXyS6y2yQ_3W__a07gBE1l/s320/PKU+Mosque+HDR+DSC03409.jpg" width="320" /></a></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><b><br />
</b></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><b>Selamat berkreasi!</b></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><br />
</span></span></i></b></div>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-31649023362599152652010-11-10T10:53:00.000+07:002010-11-10T10:53:43.974+07:00HDR Photography 01Foto HDR biasanya digunakan pada obyek pemotretan dengan kontras cahaya yang lebar. Misalnya obyek yang berwarna gelap dengan latar belakang langit biru pada siang hari, atau sebaliknya obyek dengan lampu berwarna-warni di malam hari.<br />
<br />
Pada obyek seperti ini, perbedaan kontras antara daerah shadow dan highlight menyebabkan hilangnya detil pada salah satu aspek. Metering di daerah shadow akan menyebabkan bagian highlight menjadi <i>overexposed</i> dan menghilangkan sebagian detil. Sebaliknya, metering pada bagian highlight menyebabkan hilangnya detil pada area shadow akibat <i>underexposed</i>. Oleh karena itu, untuk merekam semua detil dilakukan beberapa kali pemotretan untuk merekam detil dari masing-masing daerah yang kemudian digabungkan dalam 1 (satu) gambar.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAiLRywIG6vRjvL0JqIhUc_yurmFmDKwC31zz4aCLUPks6Hls9npI_CrD3SLeIUHjUcFsDs1u0eQyU29pGtEKCNR0YJxpsmF-XplSS2WFKtzkQt0EXEP6W4s3GWLX3WqpUqTVon5VVQ6ea/s1600/PKU+Sudirman+HDR+DSC03262.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAiLRywIG6vRjvL0JqIhUc_yurmFmDKwC31zz4aCLUPks6Hls9npI_CrD3SLeIUHjUcFsDs1u0eQyU29pGtEKCNR0YJxpsmF-XplSS2WFKtzkQt0EXEP6W4s3GWLX3WqpUqTVon5VVQ6ea/s320/PKU+Sudirman+HDR+DSC03262.jpg" width="320" /></a></div><br />
Untuk membuat foto HDR, prosesnya terdiri dari proses pengambilan gambar dan proses olah digital. Tulisa ini akan berfokus pada proses pengambilan gambarnya dahulu.<br />
<br />
Pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan mode <b>BRACKETING</b> - yaitu mengambil 3 atau lebih foto berturut-turut dengan <b>EXPOSURE VALUE</b> yang berbeda-beda. Mode bracketing ini biasanya berada pada menu <b>drive mode</b>, dan dapat diatur melalui tombol akses atau di dalam menu. Contohnya seperti ini:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZdEzmnSuOAETYE0q8CbclB7x-xgEY_UpanvXckJSb80-NOn15q7gp0YYnvbMFk3W1Fnv4QEXET3_pamypPABPe9X-8XH59_-fllgHg9gYJDSBWahZPVmifHkB4m4o1WC9qe8l4gbyju0U/s1600/Bracketing+button+091120101580.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZdEzmnSuOAETYE0q8CbclB7x-xgEY_UpanvXckJSb80-NOn15q7gp0YYnvbMFk3W1Fnv4QEXET3_pamypPABPe9X-8XH59_-fllgHg9gYJDSBWahZPVmifHkB4m4o1WC9qe8l4gbyju0U/s320/Bracketing+button+091120101580.jpg" width="320" /></a></div><b>Foto: Drive Mode Button pada kamera Kodak C533</b><br />
<b><br />
</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio5e8AkYQSvtf6CxfxZSTr4GSrN7zs3v2JHhPvKucGJ2HrxK-2tUgQzgve7xTSQ1wrDMpW8D2x_DUHaDgjsfO0gQRhFBJAM8CvVf-emxTrKaAjfQ2HngtI3V32Xz8fBbso3lpqzUMdpJ3I/s1600/Bracketing+Menu+091120101583.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="252" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio5e8AkYQSvtf6CxfxZSTr4GSrN7zs3v2JHhPvKucGJ2HrxK-2tUgQzgve7xTSQ1wrDMpW8D2x_DUHaDgjsfO0gQRhFBJAM8CvVf-emxTrKaAjfQ2HngtI3V32Xz8fBbso3lpqzUMdpJ3I/s320/Bracketing+Menu+091120101583.jpg" width="320" /></a></div><b>Foto: Drive mode Bracketing pada menu Sony A200 dengan EV +0.7</b><br />
<b><br />
</b><br />
Pemotretan dengan mode bracketing akan menghasilkan 3 gambar atau lebih dengan nilai exposure yang dapat diatur antara (+-)0,3 hingga (+-)2.0, bergantung pada jenis kamera yang digunakan. Contoh hasil foto dengan mode bracketing ditunjukkan pada foto-foto berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWBbTZH22T-2cOBkPmnV9LBnNpyPSzphu-Oa7DS_KFgAxaKxZ8W8kf3UKL6u2lUnCYaeGsGakL9BiRvmfZHyZ-htILyQl-L2eLKhOw7sjvnU9lDC_q5zREDsPxg-DEhkXlqDfHm6wNX0-q/s1600/Bracketing+Pics.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWBbTZH22T-2cOBkPmnV9LBnNpyPSzphu-Oa7DS_KFgAxaKxZ8W8kf3UKL6u2lUnCYaeGsGakL9BiRvmfZHyZ-htILyQl-L2eLKhOw7sjvnU9lDC_q5zREDsPxg-DEhkXlqDfHm6wNX0-q/s320/Bracketing+Pics.jpg" width="159" /></a></div><b>Contoh foto dengan mode bracketing, klik gambar untuk tampilan lebih besar</b><br />
<br />
Beberapa tips untuk pemotretan dengan mode bracketing:<br />
1. Pilih obyek dan latar belakang yang memiliki detil<br />
2. Setting kamera:<br />
-- (a) Exposure mode P, A, M<br />
-- (b) WB Auto atau Daylight<br />
-- (c) Metering average, multi segment atau centre weighted<br />
-- (d) Lakukan metering pada midtone<br />
-- (e) Gunakan aperture sempit f/8, f/11 dst<br />
3. Lakukan metering pada <i>midtone</i><br />
4. Hindari obyek yang bergerak<br />
5. Sebaiknya gunakan tripod atau monopod<br />
<br />
Jika sudah diperoleh gambar dengan exposure value yang berbeda seperti di atas, maka selanjutnya adalah proses olah digital.Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-72330343918918572472010-11-08T22:05:00.000+07:002010-11-08T22:05:04.818+07:00Kamera Kompak vs Kamera HandphoneKamera poket digital HP M407 - kamera digital pertama yang saya punya - sempat jatuh dan body-nya berantakan. Setelah dicoba untuk disatukan kembali, kamera ini sebetulnya masih bisa berfungsi tetapi LCD-nya mati total. Untuk memotret masih bisa dipakai karena kamera ini punya optical viewfinder, tapi menunya tidak bisa diakses, kecuali dengan penuh perasaan ... hehehe ...<br />
Tadi malam, masih dalam rangka "nostalgia", kamera kecil ini saya bawa jalan-jalan. Ndilalah, saya terjebak hujan. Jadi sambil menunggu hujan reda, saya coba bandingkan hasil jepretan kamera HP M407 ini dengan hasil dari Nokia N95. Setiap gambar dapat di-klik untuk menampilkan ukuran lebih besar. Berikut perbandingannya:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHeaJv96eG7ijQLnis_q_zbuEI5k77HO9IKMcZD-zR0jae8hn761OiWqnGAVkIdkAKMY9Fjz1R9Gad8u4YWpq8xuX-9awFsxn5s5IJzJmHldMDTkhWs90ho1C7bvRIEkqr-ug4MBdn6ZgQ/s1600/Nokia+vs+HP+01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHeaJv96eG7ijQLnis_q_zbuEI5k77HO9IKMcZD-zR0jae8hn761OiWqnGAVkIdkAKMY9Fjz1R9Gad8u4YWpq8xuX-9awFsxn5s5IJzJmHldMDTkhWs90ho1C7bvRIEkqr-ug4MBdn6ZgQ/s320/Nokia+vs+HP+01.jpg" width="213" /></a></div><br />
Data EXIF dari masing-masing foto sebagai berikut:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2FvBoT3bf7cRBC8TMdFAG7jLgjwWh_Jc7ZxR14VtS2kEeSAvj6tVej9XhCihHMbzU2tqdAb_ibXoJKYFcMvJzytoUSr7JtFQm7rhVUf-JL8yV8G94J-GPyuFrla4S4hZdXTv5XNW75hf2/s1600/Nokia+vs+HP+00+EXIF.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2FvBoT3bf7cRBC8TMdFAG7jLgjwWh_Jc7ZxR14VtS2kEeSAvj6tVej9XhCihHMbzU2tqdAb_ibXoJKYFcMvJzytoUSr7JtFQm7rhVUf-JL8yV8G94J-GPyuFrla4S4hZdXTv5XNW75hf2/s320/Nokia+vs+HP+00+EXIF.jpg" width="320" /></a></div><br />
Crop 100% dari masing-masing foto:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifZAm0ucIQK9okEgfjvmzAx3bjz3BTHRNrgBGvOTP-87TvCBLCmEel-0RU8b2a_DUoKdzCeXDXK5yMf5gf1LCyF9m6oebA-vDEcInb6L5R6hq7twoxFQRywWshII-InkOXqOGWyZ5gv_Va/s1600/Nokia+vs+HP+03.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifZAm0ucIQK9okEgfjvmzAx3bjz3BTHRNrgBGvOTP-87TvCBLCmEel-0RU8b2a_DUoKdzCeXDXK5yMf5gf1LCyF9m6oebA-vDEcInb6L5R6hq7twoxFQRywWshII-InkOXqOGWyZ5gv_Va/s320/Nokia+vs+HP+03.jpg" width="320" /></a></div><br />
Crop 100% dari setiap kamera menunjukkan bahwa hasil dari Nokia N95 lebih tajam dan menampilkan lebih banyak detil. Hal ini mungkin disebabkan oleh penggunaan lensa Carl Zeiss Tessar 2.8/6 dan shutter speed yang lebih tinggi.<br />
<br />
<b>Kesimpulan:</b><br />
Teknologi fotografi senantiasa berkembang. Bukan hanya DSLR entry level modern yang mampu mengimbangi DSLR profesional, tetapi kamera handphone pun telah melewati apa yang dicapai kamera digital kompak beberapa tahun yang lalu.<br />
Jadi, jangan bepergian tanpa kamera. Walaupun hanya kamera handphone, jangan biarkan momen berlalu tanpa diabadikan :-)Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-47989484764204546862010-10-29T21:00:00.001+07:002010-10-29T21:04:12.608+07:00Masalah Focusing<div class="MsoNormal">Sistem <i>auto-focus</i> pada kamera digital kadang-kadang mengalami kesulitan dalam menentukan focus secara tepat. Cahaya yang kurang atau permukaan yang gelap & tidak memantulkan cahaya menyebabkan lensa terus menerus bergerak tanpa dapat menemukan focus yang benar (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">hunting</i>).</div><div class="MsoNormal">Para pengguna kamera DSLR dapat dengan mudah mengatasi masalah ini dengan memindahkan tombol AF ke MF (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">manual focus</i>), tapi banyak tipe kamera digital kompak tidak memiliki fitur ini. Berikut beberapa teknik yang mungkin dapat membantu:</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><b>(1)</b><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><b> </b></span><b>Cari sumber cahaya dengan jarak yang sama</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Pada kondisi yang kurang cahaya, kamera akan lebih mudah melakukan focusing pada obyek yang terang. Jadi, jika ada obyek yang memancarkan cahaya pada jarak yang sama, lakukan focusing pada sumber tersebut, tekan setengah shutter dan lakukan rekomposisi menuju obyek yang dimaksud.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><b>(2)</b><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><b> </b></span><b>Gunakan laser pointer</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Ide menggunakan laser pointer muncul setelah melihat film Expendables dan memperhatikan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">focusing assist light</i> pada kamera yang memancarkan setitik cahaya berwarna merah. Kamera Sony A200 yang saya gunakan kebetulan tidak memiliki focusing assist light terpisah sehingga untuk focusing di ruang gelap, flash internal harus diaktifkan. Menggantikan flash tersebut dengan sebuah senter LED tidak member hasil yang memuaskan, jadi saya coba dengan laser pointer. Dan <b><span class="Apple-style-span" style="color: red;">BERHASIL!</span></b> Cahaya merah yang jatuh pada obyek dengan segera dikenali dan direspon oleh system autofocus pada kamera. Jadi, sekarang saya menggunakan gantungan kunci dan membawa ballpoint yang sekaligus berfungsi sebagai laser pointer <span style="font-family: Wingdings;">J</span> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEpc9tNyiBzXN18Aw2ctC5xiAhT3MvFJmuki1RFWSeWFKbcEe_LniUrnV9y5LWkIXnhXUDwl28peL_vMOsOo_rUnWv6vTrgHEwRELHDdPZq7ERO_22r40G-aB1G7vyyfcJIqyt5pQPDlVi/s1600/Focus+0+291020101558.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEpc9tNyiBzXN18Aw2ctC5xiAhT3MvFJmuki1RFWSeWFKbcEe_LniUrnV9y5LWkIXnhXUDwl28peL_vMOsOo_rUnWv6vTrgHEwRELHDdPZq7ERO_22r40G-aB1G7vyyfcJIqyt5pQPDlVi/s320/Focus+0+291020101558.jpg" width="240" /></a></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="font-family: Wingdings;"><br />
</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><b>(3)</b><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><b> </b></span><b>Letakkan benda lain yang memantulkan cahaya di dekat obyek</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Ide ini muncul ketika menyadari bahwa kain pelapis kursi yang saya gunakan membungungkan kamera karena menyerap dan tidak memantulkan cahaya sebagaimana mestinya. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBjQKj9YESkwQplHD_qZwbsEU5DAYsj2725E3iPnDU4WWxDVGp6hOt2085pGnztH35BSih76R7oueJ4Pinhippi4h5WubNdcjfKUDrE5EbPhu_jRKrbiVIObEz7ihBp-17S4QhRmoS43rT/s1600/Focus+1+DSC03195.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBjQKj9YESkwQplHD_qZwbsEU5DAYsj2725E3iPnDU4WWxDVGp6hOt2085pGnztH35BSih76R7oueJ4Pinhippi4h5WubNdcjfKUDrE5EbPhu_jRKrbiVIObEz7ihBp-17S4QhRmoS43rT/s320/Focus+1+DSC03195.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Saya berhasil memotretnya dengan manual focusing sebagaimana pada foto berikut:</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGskLgszkyHNp0d8EYuiUy0lN_X05sz-E6NeoM7YkcT5Pbatj-Jr1n-QfRzrAnLIk3eX3HM_uGzEevcETZ_Fw2KhOQckeFtuNl0F4bRuQBe-dzxw0uKgq6cpn6a3yGwFN8-MuRu-7GpPKi/s1600/Focus+2+DSC03198.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGskLgszkyHNp0d8EYuiUy0lN_X05sz-E6NeoM7YkcT5Pbatj-Jr1n-QfRzrAnLIk3eX3HM_uGzEevcETZ_Fw2KhOQckeFtuNl0F4bRuQBe-dzxw0uKgq6cpn6a3yGwFN8-MuRu-7GpPKi/s320/Focus+2+DSC03198.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast">Tetapi rupanya lebih mudah jika saya letakkan benda lain dan melakukan rekomposisi. Perhatikan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">safety </i></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">glasses</i> warna kuning yang saya letakkan di atas kursi sebagai focusing point. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia8L7bRGZDSjPzdNMuFAJmf-VlTFrnMirqQxH82aI0jL6g0l-jkrvxA5Lpg91b82vkska2XlfhiePe13cmWSspLmDVIdyG1nQKlqlMSY0P1M1B2GpG3D7-iIjQ1j6DKoIPdc2Rz5q_jO62/s1600/Focus+3+DSC03204.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia8L7bRGZDSjPzdNMuFAJmf-VlTFrnMirqQxH82aI0jL6g0l-jkrvxA5Lpg91b82vkska2XlfhiePe13cmWSspLmDVIdyG1nQKlqlMSY0P1M1B2GpG3D7-iIjQ1j6DKoIPdc2Rz5q_jO62/s320/Focus+3+DSC03204.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast">Teknik ini bias digunakan secara efektif dengan kamera yang tidak memiliki fasilitas manual focus </div><div class="MsoListParagraphCxSpLast"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast"><b>Gunakan aperture sempit</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast"><b></b></div><b></b><br />
<b><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-weight: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">Teknik di atas diperlukan untuk pemotretan obyek diam di ruang dengan cahaya minim. Pada pemotretan di luar ruang yang cukup cahaya dengan obyek yang bergerak, penggunaan bukaan aperture sempit (angka f/ tinggi) merupakan cara yang lebih efektif. Dengan aperture sempit, daerah tajam menjadi cukup lebar sehingga obyek dapat tampil tajam. Jika cahaya cukup, penggunaan shutter speed tinggi akan menghasilkan foto yang lebih bagus lagi.</div></b>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-51713250570669457332010-10-23T14:50:00.000+07:002010-10-23T14:50:35.870+07:00Mode M Bukan Keharusan<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mode M merupakan salah satu fitur yang hanya terdapat pada kamera DSLR dan kamera kompak <i style="mso-bidi-font-style: normal;">high</i>-<i style="mso-bidi-font-style: normal;">end</i>. Mode yang ini menyerahkan segala keputusan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">exposure setting </i>pada fotografer dan sering dianggap sebagai ukuran ketinggian ilmu seorang fotografer. Banyak peminat fotografi yang baru membeli kamera prosumer atau DSLR mengirimkan pesan sejenis ini:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Mas, kasih tau dong, untuk mode M itu berapa setting yang pas supaya dapat foto yang bagus?”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Terus terang, saya jarang pakai mode M. Buat saya, penggunaan mode M bukanlah suatu keharusan. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Saya lebih menganggapnya sebagai “jurus pamungkas”, jurus yang beresiko tinggi dan tidak perlu digunakan kecuali pada kondisi yang memaksa dan penggunaan mode lain tidak dapat memperoleh hasil yang diharapkan. Penggunaan mode M menuntut fotografer untuk selalu mengevaluasi setting yang dipakai dan ini dapat memecah perhatian.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebagaimana ditulis dalam catatan sebelumnya, fotografer sebaiknya berfokus pada 3 hal yang tidak dapat diputuskan oleh kamera, yaitu:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">(1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Momen</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">(2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Angle</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">(3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Komposisi</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Adapun untuk metering dan setting dapat diserahkan pada kamera dengan mengacu pada hasil yang kita harapkan. Misalnya, Anda hendak melakukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">panning</i> atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">freezing</i> pada obyek yang bergerak. Dalam hal ini setting speed shutter akan menjadi penentu pada foto yang dihasilkan. Jadi, gunakan mode S / Tv dan pilihlah shutter speed yang sesuai, serahkan setting aperture pada kamera.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dalam kasus lain, setting aperture akan menentukan saat <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Anda menghendaki foto landscape yang tajam dari latar depan hingga pegunungan di latar belakang atau justru menghendaki DoF yang sempit pada sesi pemotretan model. Makas gunakan mode A / Av, tentukan setting aperture dan serahkan setting speed pada kamera.</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">Saya sendiri biasanya menghindari penggunaan mode M karena<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“menyimpan” setting yang paling sering dipakai pada mode S dan A. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mode M baru digunakan pada kondisi pemotretan yang “sulit”, yaitu ketika metering kamera menghasilkan gambar tidak sesuai dengan harapan, misalnya:</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b>(1)</b><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><b> </b></span><b>Memotret sunset atau sunrise</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Cahaya matahari yang sedang terbit atau terbenam akan memberikan pantulan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>warna yang indah di langit. Cahaya ini belum cukup menerangi bumi sehingga sebagian besar daratan akan tetap tampak gelap. </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Untuk mengabadikan momen ini, diperlukan shutter speed cepat (1/250 atau lebih tinggi) dan bukaan aperture sempit (f/8 atau f/11 atau lebih tinggi). Ini berlawanan dengan karakter kamera yang akan mengkompensasi bukaan aperture sempit dengan speed rendah, jadi metering tidak dapat diserahkan pada kamera.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b>(2)</b><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><b> </b></span><b>Memotret bulan</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">Bulan adalah benda yang memantulkan cahaya pada saat langit gelap. Cahaya bulan akan tetap dianggap “kurang kuat” oleh kamera sehingga hasil metering akan menghasilkan speed lambat dan bukaan lebar. Padahal, sesungguhnya bulan bergerak terhadap bumi dan terletak pada jarak yang jauh, sehingga untuk memotretnya harus dilakukan dengan speed tinggi (1/200 atau lebih cepat) dan aperture sempit (f/11 atau lebih tinggi). </div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam kondisi yang tidak sesuai dengan karakter kamera itulah kita HARUS menggunakan mode M. Tentu masih ada kondisi-kondisi lain yang memerlukan setting khusus yang diperoleh dari pengalaman karena tidak pernah ada 2 fotografer yang menghasilkan foto yang persis sama.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Patokan mudah untuk memperoleh setting mode M:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">(1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Potret dengan mode P</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">(2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Review dan putuskan tindakan yang harus diambil (under atau over)</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">(3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Putuskan besaran yang akan dipertahankan shutter speed atau aperture</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">(4)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Pindah ke mode M, pertahankan setting salah satu besaran dan sesuaikan besaran lainnya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-6985120784977011792010-10-23T14:47:00.000+07:002010-10-23T14:47:42.279+07:00Respon Cepat dengan Priority Setting<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam berbagai kesempatan, fotografer perlu bertindak seperti seorang Manajer: </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Delegasikan tugas kepada staf yang berkompeten” </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kamera digital saat ini sesungguhnya merupakan sebuah computer super mini yang memproses pengolahan data cahaya menjadi gambar sesuai dengan “kecerdasan” yang ditanam di dalam sistemnya. Namun demikian ada 3 hal yang tidak dapat diputuskan oleh kamera Anda, yaitu:</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">(1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Momen</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">Kamera Anda dapat melakukan focusing dan metering, namun tidak dapat menentukan “kapan” shutter harus dilepaskan. </div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">(2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Angle<o:p></o:p></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">Perubahan sudut pengambilan gambar akan mengubah arah cahaya dankeseimbangan terang & gelap dan menghasilkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mood </i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang berbeda. Ini juga mempengaruhi tampilan subyek yang dapat menimbulkan kesan sederhana, agung atau arogan. Ini tidak ada referensinya dengan program dalam kamera.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">(3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Komposisi</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">Susunan elemen-elemen merupakan rangkaian pesan yang hendak disampaikan. Ini juga tidak dapat dipahami oleh kecerdasan kamera.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Faktor-faktor itulah yang akan menegaskan pesan, menentukan nilai “rasa” dan “seni” sebuah foto. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jadi, fokuslah pada ketiga hal di atas dan serahkan pekerjaan lain pada “kecerdasan” kamera Anda, kecuali jika keadaan sedemikian sulitnya, barulah sang Manajer turun tangan menyelesaikan masalah.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebagai manajer, Anda bisa menugaskan staf untuk melakukan tugas dengan cara tertentu sehingga target tercapai secara efektif dan efisien. Seorang fotografer dapat memanfaatkan setting yang tersimpan pada beberapa mode untuk memperoleh akses cepat dalam menyesuaikan perbahan kondisi pemotretan. Pada mode <i style="mso-bidi-font-style: normal;">priority setting </i>(S/ Tv dan A / Av) kamera akan mengkompensasi perubahan yang dilakukan pada salah satu setting dengan menggerakkan setting lain kea rah berlawanan. Misalnya:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kondisi awal: <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ISO 200, shutter speed 1/125, aperture f/8</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perubahan aperture menjadi f/6.3 akan dikompensasi oleh kamera dengan mengubah shutter speed menjadi 1/200</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perubahan speed menjadi 1/60 akan dikompensasi oleh kamera dengan mengubah aperture menjadi f/11</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan pemahaman tabiat kamera seperti di atas, saya terbiasa untuk menyimpan setting <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shutter priority </i>(S, Tv) pada posisi berlawanan dengan setting <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>aperture priority (A, Av</i>). Untuk melakukan hal ini, kita dapat mengacu pada konsep BDE (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bright Daylight Exposure</i>), yaitu </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">ISO 200, speed 1/250, f/16 atau ISO 100, speed 1/125, f/16</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">BDE ini juga yang menjadi acuan kamera untuk menentukan setting pada mode P dan dikompensasi berdasarkan kondisi pencahayaan saat dilakukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">metering. </i>Artinya, dengan sekali melakukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">test</i> pada mode P, Anda dapat menentukan setting pada mode S / Tv atau A / Av untuk mempercepat akses.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Misalkan, hasil pemotretan pada mode P menghasilkan setting ISO 100, speed 1/125, f/8 maka saya akan melakukan setting mode S / Tv pada 1/30 dan A / Av pada f/4 atau S/ Tv pada 1/500 dan A / Av pada f/16. Dengan setting ini kita akan memperoleh setting 2 stop dengan hanya sekali memnggerakkan tombol.</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">Contohnya begini:</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.5pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">Sesi pemotretan:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Balap motor</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.5pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">Lokasi: Outdoor</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.5pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">Light: Ambience</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.5pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">Waktu: 08.00 – 15.00</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.5pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">Kemungkinan pemotretan yang akan terjadi:</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 67.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Action, memotret motor yang bergerak dengan kecepatan tinggi dan perlu melakukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">freezing</i> <span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Wingdings;">à</span></span> dicapai dengan memindahkan mode ke Scene Program Sport</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 67.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Panning, memotret motor yang bergerak cepat dengan latar belakang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">motion blurred</i> <span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Wingdings;">à</span></span> dicapai dengan mode S / Tv (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">shutter priority</i>) pada speed 1/60 atau 1/80</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 67.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="mso-bidi-font-family: Calibri;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Portrait, untuk memotret para pembalap atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">umbrella girl</i> dengan DOF sempit dan latar belakang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">blurred </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Wingdings;">à</span></span> </i>dicapai dengan mode A pada aperture lebar. f/4 atau lebih rendah</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6581552790145066333.post-35547389959216246352010-10-23T14:43:00.001+07:002010-10-23T14:45:24.803+07:00Tips - Jangan Ketinggalan Momen<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ini pertanyaan yang sering saya baca:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Saya pengen beli kamera, tapi baru punya uang Rp 1juta. Sebaiknya saya beli kamera poket atau tunggu dulu supaya bias beli prosumer?”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Buat saya, kamera diperlukan untuk mengabadikan momen. Walaupun mungkin tidak puas dengan segala keterbatasan kamera poket tipe point & shoot, tapi momen yang dapat diabadikan jauh lebih berharga. Banyak momen indah yang tak bisa diulang akan terlewatkan tanpa kamera. Jadi, saya akan menyarankan:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Beli saja kamera sesuai budget yang ada, tapi pilih kamera dengan kualitas & fitur terbaik pada harga tersebut”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Itu sebabnya saya buat catatan tentang kamera-kamera kompak berharga ekonomis.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jika kamera sudah berada di tangan, tips berikut ini akan berguna bagi Anda agar tak ketinggalan momen. Beberapa tips berlaku umum, beberapa lainnya diberi catatan khusus untuk pemakai DSLR atau khusus pemakai poket.<br />
<br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><b>Tas atau kantong kamera</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Ada berbagai macam disain dan ukuran tas kamera, dari yang model slempang, ransel, dengan banyak variasi ukuran dan ruangan. Yang perlu diperhatikan adalah seberapa cepat Anda dapat menjangkau kamera pada saat diperlukan. Tas model ransel yang berukuran besar memungkinkan Anda membawa banyak perlengkapan, tetapi jika disandang di punggung tentu memerlukan waktu lebih untuk mengambil kamera Anda. Jika sudah berada di lokasi pemotretan, mungkin lebih baik Anda menyandangnya di depan agar kamera lebih mudah dijangkau tanpa perlu menanggalkan tas dari tubuh Anda.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><b>Batere cadangan</b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Batere merupakan elemen vital dalam kamera digital dan salah satu kesalahan yang paling sering terjadi adalah batere yang habis di tengah sesi pemotretan. Daya tahan batere selain dipengaruhi oleh kapasitas batere, juga dipengaruhi oleh:</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">(1)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span> pemakaian flash, </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">(2)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>penggunaan autofocus, </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">(3)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>penggunaan live-view atau review di LCD.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Jadi, meskipun batere Anda sudah discharge full power, tetaplah membawa batere cadangan.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Memory card<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Memory card juga merupakan elemen vital dalam fotografi digital. Kapasitas memory card yang jauh lebih besar daripada rol film memungkinkan fotografer memotret dengan leluasa, namun ternyata sering menjadi batu sandungan, terutama untuk fotografer pemula.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Satu sesi pemotretan bias menghasilkan 200-500 frame foto. Kapasitas penyimpanan memory card ditentukan oleh:</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">(1)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Ukuran resolusi frame (10 MP 6 MP, atau 3 MP, dst)</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">(2)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Kualitas foto (Fine, Normal, Economy)</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">(3)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Format file (RAW atau JPEG)</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; text-align: justify;">Jadi agar setiap momen terekam dengan baik, pastikan ruang kosong di memory card Anda cukup untuk 500 frame, atau bawa memory card cadangan.<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Rencanakan kondisi pemotretan<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Perencanaan kondisi pemotretan yang akan dihadapi akan member Anda persiapan lebih baik untuk menyesuaikan berbagai hal. Yang perlu diperhatikan, di antaranya:</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">(1)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Lokasi: indoor atau outdoor</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">(2)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Waktu: pagi, siang sore, atau malam. Ini akan berpengaruh pada:</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">(3)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Lighting: ambience atau artificial</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; text-align: justify;">Jika pemotretan dilakukan secara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">outdoor</i> dengan mengandalkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ambient light</i>, maka Anda juga harus mempersiapkan penyesuaian dengan kondisi cuaca saat sesi berlangsung.</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kamera setting<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Setelah memiliki gambaran kondisi pemotretan yang akan berlangsung, maka setting kamera harus disesuaikan. Anda dapat menggunakan scene program yang sudah tersedia atau menggunakan priority setting yang ada agar Anda dapat mengantisipasi setiap keadaan secepat mungkin. Saya sendiri biasanya menghindari penggunaan mode M karena “menyimpan” setting yang paling sering dipakai pada mode S (Tv) dan A.(Av)</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Penggunaan mode M akan mengubah setting yang disimpan di posisi A (Av) dan S (Tv) sehingga memerlukan usaha lebih pada pemotretan berikutnya. Mode M ini biasanya hanya saya gunakan pada kondisi-kondisi khusus yang tidak memungkinkan penggunaan mode lainnya.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Setting lain yang harus dipastikan dan nilai yang biasanya saya gunakan adalah:</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">ISO – gunakan ISO terendah sesuai kondisi pemotretan</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">White balance – Auto atau Daylight atau 5500K</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Metering – <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Centr weighted<o:p></o:p></i></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Shutter release – <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Continuous<o:p></o:p></i></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Autofokus – Single </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">6.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Energy saver<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Banyak kamera dilengkapi dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">energy saver</i> yang akan mematikan kamera secara otomatis jika tidak digunakan dalam waktu tertentu. Dalam satu sesi pemotretan, fitur ini kadang menjadi penyebab fotografer tidak sempat menangkap momen karena kameranya terlambat hidup saat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">start-up</i>. Ini terutama terjadi pada kamera kompak & prosumer. </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Jadi, matikan saja fitur <i style="mso-bidi-font-style: normal;">energy saver</i> selama sesi pemotretan.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">7.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Fokus dan zoom<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Pemilihan mode focusing dan zooming akan mempengaruhi kecepatan respon kamera, terutama pada kamera poket yang melakukan zooming dengan motor elektrik. Kecepatan focus juga ditentukan oleh kontras warna antara subyek dengan latar belakang lingkungan di sekitarnya.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">8.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Review<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">Penggunaan live view dan melakukan review pada LCD sering menghabiskan waktu yang menyebabkan terlewatnya momen. LCD viewer hanya cocok untuk melakukan review singkat pencahayaan dan komposisi. Fokuslah pada menangkap momen.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Catatan khusus untuk pengguna DSLR:</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Lensa<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Penggantian lensa merupakan aktivitas yang cukup memakan waktu. Karena itu pakai lensa yang paling tepat supaya tak banyak momen terlewat akibat penggantian lensa. Lensa juga harus diperiksa dan kalau perlu dibersihkan sebelum dipasang agar diperoleh hasil yang memuaskan.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Penutup lensa<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">Jangan lupa melepaskan tutup lensa sebelum mulai memotret. Pastikan di mana Anda menyimpan tutup lensanya agar tidak hilang. Anda juga dapat menggunakan penutup bertali agar lensa tidak lepas dari kameranya.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Aksesoris<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">Aksesoris lain seperti filter dan flash akan sangat berpengaruh pada respon kamera. Penggunaan filter dapat mengkoreksi metering 1-2 f-stop. Penggunaan flash external akan mempercepat respon karena nergy-nya diperoleh dari batere yang terpisah.</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Catatan khusus untuk pengguna poket:</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Start up time<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">S<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tartup time</i> adalah waktu yang diperlukan antara kamera dinyalakan dan kamera siap memotret. Startup time pada kamera poket lebih lama daripada DSLR karena kamera melakukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">checking </i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;"> adjustment </i>pada lensa sebelum siap memoitret. Jika sudah mulai memotret, sebaiknya kamera tetap dalam kondisi menyala dengan mematikan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">nergy saver</i>. Jika hendak menghemat nergi, Anda bias mematikan LCD (tidak bias dilakukan pada kamera tanpa viewfinder).</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Shutter lag<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Shutter lag </i> adalah waktu antara tombol shutter ditekan dan saat kamera merekam gambar. Kamera-kamera baru sudah mampu mengatasi shutter lag ini, tetapi masih tetap harus diperhatikan.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Flash<o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">Flash pada kamera poket sering menjadi sumber kehilangan momen karena kamera tidak dapat memotret saat flash sedang diisi. Sebisa mungkin, matikan flash agar diperoleh respon yang cepat.<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></div>Awan Wisudantohttp://www.blogger.com/profile/09422365070360263676noreply@blogger.com2