Rabu, 10 November 2010

HDR Photography 02

Setelah memperoleh "bahan" untuk diolah dengan teknik HDR, langkah selanjutnya adalah menggunakan software untuk melakukan proses. Beberapa software yang dapat digunakan adalah:
1. Adobe Photoshop (dengan File > Automate > Merge to HDR)
2. Photomatix / Pro
3. Nik Software - HDR Efex Pro
4. Dynamic Photo HDRi
5. dan lain-lain

Pada kesempatan ini saya memakai aplikasi Dynamic Photo HDRi. Bagi Anda yang tertarik untuk mencoba menggunakan software ini, silakan kunjungi: http://dynamic-photo-hdr.en.softonic.com/  untuk mendownload.
Setelah aplikasi ini Anda isntall pada komputer, jalankan sehingga diperoleh tampilan seperti berikut:
Untuk memulai proses pembuatan foto HDR, klik tombol Create HDR file pada kolom kanan paling atas
.
Selanjutnya, klik tombol Add Images di atas kotak paling kiri pada pop-up window dan pilih file yang akan diolah dengan melakukan selection pada 3 file  yang dimaksud, lalu klik Open.

Selanjutnya akan source file dan preview hasil proses akan ditunjukkan pada kotak tengah dan kanan. Untuk melanjutkan proses, Anda dapat melakukan penyesuaian pada preview, atau langsung klik OK

Tahap selanjutnya adalah alignment. Jika Anda menggunakan tripod saat memotret, alignment mungkin tidak diperlukan, Anda tinggal klik tombol Align Files di kolom kanan untuk setiap kombinasi gambar. Jika alignment otomatis tidak berhasil, Anda dapat melakukannya secara manual dengan slider vertical, horisontal dan rotation di kolom kanan bawah.

Setelah proses alignment selesai, klik OK. Anda akan dibawa kembali ke window utama dengan preview file yang dipilih. Selanjutnya klik tombol Tone Map HDR pada kolom sebelah kanan. 

Langkah ini akan memunculkan window baru untuk proses Tone Mapping dan sebuah window lain yang berisi Quick Guide sebagai petunjuk proses tone mapping. Anda dapat mengklik OK untuk menutup Quick Guide atau F1 untuk memunculkannya kembali.

Dynamic Photo HDRI menyediakan beberapa mode Tone Mapping yang dapat dipilih pada kolom kiri atas dan fine tuning dengan beberapa slider di kolom kiri bawah. Mode yang tersedia adalah:
>; Eye Catching
>; Ultra Contrast
>; Smooth Processing
>; Photographic
>; Human Eye
Anda bisa mencobanya satu persatu untuk mengetahui perbedaannya. Perubahan ini dapat dilihat pengaruhnya pada preview di kolom tengah. Setelah menentukan mode HDR, pengaturan lebih detil bisa dilakukan dengan slider di kolom kiri bawah dan kolom kanan.

Jika Anda sudah memperoleh file HDR yang sesuai dengan selera, selanjutnya klik tombol Process di kiri bawah. Pilihannya adalah:
>; Process and Save untuk langsung menyimpan file HDR yang telah selesai
>; Process and Edit untuk melanjutkan editing gambar dengan aplikasi Photo Bee



Selamat berkreasi!


HDR Photography 01

Foto HDR biasanya digunakan pada obyek pemotretan dengan kontras cahaya yang lebar. Misalnya obyek yang berwarna gelap dengan latar belakang langit biru pada siang hari, atau sebaliknya obyek dengan lampu berwarna-warni di malam hari.

Pada obyek seperti ini, perbedaan kontras antara daerah shadow dan highlight menyebabkan hilangnya detil pada salah satu aspek. Metering di daerah shadow akan menyebabkan bagian highlight menjadi overexposed dan menghilangkan sebagian detil. Sebaliknya, metering pada bagian highlight menyebabkan hilangnya detil pada area shadow akibat underexposed.  Oleh karena itu, untuk merekam semua detil dilakukan beberapa kali pemotretan untuk merekam detil dari masing-masing daerah yang kemudian digabungkan dalam 1 (satu) gambar.

Untuk membuat foto HDR, prosesnya terdiri dari proses pengambilan gambar dan proses olah digital. Tulisa ini akan berfokus pada proses pengambilan gambarnya dahulu.

Pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan mode BRACKETING - yaitu mengambil 3 atau lebih foto berturut-turut dengan EXPOSURE VALUE yang berbeda-beda. Mode bracketing ini biasanya berada pada menu drive mode, dan dapat diatur melalui tombol akses atau di dalam menu. Contohnya seperti ini:
Foto: Drive Mode Button pada kamera Kodak C533


Foto: Drive mode Bracketing pada menu Sony A200 dengan EV +0.7


Pemotretan dengan mode bracketing akan menghasilkan 3 gambar atau lebih dengan nilai exposure yang dapat diatur antara (+-)0,3 hingga (+-)2.0, bergantung pada jenis kamera yang digunakan. Contoh hasil foto dengan mode bracketing ditunjukkan pada foto-foto berikut:
Contoh foto dengan mode bracketing, klik gambar untuk tampilan lebih besar

Beberapa tips untuk pemotretan dengan mode bracketing:
1. Pilih obyek dan latar belakang yang memiliki detil
2. Setting kamera:
-- (a) Exposure mode P, A, M
-- (b) WB Auto atau Daylight
-- (c) Metering average, multi segment atau centre weighted
-- (d) Lakukan metering pada midtone
-- (e) Gunakan aperture sempit f/8, f/11 dst
3. Lakukan metering pada midtone
4. Hindari obyek yang bergerak
5. Sebaiknya gunakan tripod atau monopod

Jika sudah diperoleh gambar dengan exposure value yang berbeda seperti di atas, maka selanjutnya adalah proses olah digital.

Senin, 08 November 2010

Kamera Kompak vs Kamera Handphone

Kamera poket digital HP M407 - kamera digital pertama yang saya punya - sempat jatuh dan body-nya berantakan. Setelah dicoba untuk disatukan kembali, kamera ini sebetulnya masih bisa berfungsi tetapi LCD-nya mati total. Untuk memotret masih bisa dipakai karena kamera ini punya optical viewfinder, tapi menunya tidak bisa diakses, kecuali dengan penuh perasaan ... hehehe ...
Tadi malam, masih dalam rangka "nostalgia", kamera kecil ini saya bawa jalan-jalan. Ndilalah, saya terjebak hujan. Jadi sambil menunggu hujan reda, saya coba bandingkan hasil jepretan kamera HP M407 ini dengan hasil dari Nokia N95. Setiap gambar dapat di-klik untuk menampilkan ukuran lebih besar. Berikut perbandingannya:

Data EXIF dari masing-masing foto sebagai berikut:

Crop 100% dari masing-masing foto:

Crop 100% dari setiap kamera menunjukkan bahwa hasil dari Nokia N95 lebih tajam dan menampilkan lebih banyak detil. Hal ini mungkin disebabkan oleh penggunaan lensa Carl Zeiss Tessar 2.8/6 dan shutter speed yang lebih tinggi.

Kesimpulan:
Teknologi fotografi senantiasa berkembang. Bukan hanya DSLR entry level modern yang mampu mengimbangi DSLR profesional, tetapi kamera handphone pun telah melewati apa yang dicapai kamera digital kompak beberapa tahun yang lalu.
Jadi, jangan bepergian tanpa kamera. Walaupun hanya kamera handphone, jangan biarkan momen berlalu tanpa diabadikan :-)