Selasa, 12 April 2011

Unsur Gerak Dalam Foto

Hari Minggu, 10 April 2011, saya menghabiskan waktu di lokasi wisata Bukit Naang, Bangkinang, kabupaten kampar. Tempat ini merupakan bumi perkemahan dan tempat outbound dengan flying fox tertinggi di Sumatera. Selain permainan flying fox dari ketinggian 30 meter, ada pula permainan tree top bridge yang mengajak pengunjung merasakan kehidupan Tarzan dengan berjalan dari pohon ke pohon pada ketinggian 5 - 8 meter.

Tujuan berkunjung ke sini adalah untuk melakukan test pada lensa Minolta 75-300 mm.Secara umum, kesimpulannya lensa ini cukup tajam, respon bagus, tapi rentan terhadap fringe.

Hal lain yang cukup menarik untuk sharing adalah bagaimana unsur gerak bisa membuat foto menjadi lebih menarik & "berbicara". Ini diawali ketika saya memotret seorang gadis yang melakukan ayunan ala Tarzan. Ini fotonya:
Setting yang dipakai saat itu adalah:
  • Mode A (aperture priority)
  • ISO 200
  • f/5.6
  • Shutter speed 1/320 s
  • Autofocus mode: AF-C (continuous)
Walaupun hasilnya cukup tajam, tapi foto itu tidak memuaskan saya karena obyek terlihat hanya sekedar menggantung dan tidak bergerak. Maka selanjutnya saya coba untuk menggerakkan kamera sesuai dengan gerakan obyek. Teknik ini biasanya dikenal dengan istilah panning. Hasilnya seperti ini:
Sudah lebih menarik, tapi masih kurang dramatis. Kelihatannya 1/320 s masih terlalu cepat, jadi saya pindahkan modenya dari aperture Priority ke Shutter speed priority (mode S). Kecepatan diturunkan, dipatok di 1/60 s. Dengan metering Centre Weighted, bukaan aperture dapat f/9 atau f/10. Kamera saya gerakaan mengikuti arah gerak obyek. Hasilnya seperti ini:

 Lebih menarik kan?
Setting yang digunakan:

  • Mode S (shutterspeed priority)
  • ISO 200
  • Shutter speed 1/60 s
  • f/9.0
  • Autofocus mode: AF-C (continuous)
Jadi, untuk memotret obyek yang bergerak belum tentu harus menggunakan speed tinggi. Speed rendah bisa menghasilkan efek yang lebih menarik ... :-D

1 komentar: