Sabtu, 19 Desember 2009

Teknik - White Balance

Putih sebagai Standar Warna


Mungkin ada yang pernah memotret obyek, kemudian menyadari bahwa kamera merakam warna yang salah. Warna merah berubah menjadi jingga, atau hijau menjadi kuning. Ini mungkin disebabkan oleh kesalahan kamera dalam memilih warna 'putih'.
Kamera sebenarnya tidak benar-benar mengenali warna. Yang ditampilkan oleh kamera adalah seberapa jauh perbedaan frekuensi cahaya pantulan dari suatu obyek terhadap suatu frekuensi cahaya lain yang menjadi standar pembanding. Pemahaman mengenai proses reproduksi warna ini sangat penting dalam fotografi yang meemerlukan tingkat akurasi warna tinggi, misalnya dalam foto produk, warna kain, grafis cahaya, dsb.
Berikut ini adalah foto dari obyek yang sama, dipotret dengan beberapa mode white Balance yang berbeda:

Auto White Balance


Warna 'putih' dipilih sebagai standar pembanding karena warna ini bersifat netral. Pada kondisi cahaya berfrekuensi lengkap, warna putih akan memantulkan semua frekuensi cahaya, sehingga obyek berwarna putih adalah obyek yang memantulkan cahaya dengan intensitas paling tinggi. Namun karena sifatnya yang netral, putih akan merah jika diterangi oleh lampu berwarna merah, tampak biru di bawah cahaya lampu biru, dan seterusnya. Berdasarkan kondisi tersebut, Auto-WB pada kamera diatur untuk mengenali 'pantulan obyek dengan intensitas tertinggi' dan menggunakannya sebagai standar warna 'putih' untuk melakukan koreksi warna.
Akibatnya, pada kondisi-kondisi tertentu, kamera dapat mereproduksi warna yang keliru karena tidak ada benda berwarna putih pada obyek yang ditangkapnya. Dalam kondisi ini diperlukan kecermatan fotografer untuk membantu kamera melakukan koreksi warna.

Preset White Balance


Untuk melakukan koreksi warna, biasanya tersedia beberapa pilihan Preset WB pada kamera digital. Misalnya:
  • Fine, digunakan pada kondisi pemotretan outdoor siang hari dengan kondisi cahaya matahari terang
  • Shade,atau dalam beberapa tipe disebut Cloudy digunakan pada kondisi pemotretan outdoor dengan kondisi matahari terhalang atau tertutup awan
  • Fluorescent, digunakan untuk pemotretan dalam ruang dengan pencahayaan lampu neon
  • Incandescent, digunakan untuk pemotretan dalam ruang dengan pencahayaan lampu pijar/ tungsten

Pada dasarnya, urutan dari Fine sampai ke Incandescent didasarkan pada perbedaan suhu dari setiap warna cahaya. Penjelasannya akan disampaikan di bawah.

Kelvin White Balance


Kelvin WB, biasanya terdapat pada kamera DSLR profesional, didasarkan pada pemahaman fisika bahwa benda dengan suhu tertentu akan memancarkan cahaya dengan frekuensi tertentu pula. Cahaya matahari dipancarkan oleh benda dengan suhu 5500K. Lampu neon memiliki suhu 4000K, lampu pijar 3000K.
Kesalahan dalam pengaturan derajat Kelvin akan menghasilkan warna yang keliru. Patokannya:
  • Jika foto yang dihasilkan berwarna kebiruan, berarti setting temperatur terlalu rendah
  • Jika foto yang dihasilkan berwarna kekuningan, berarti setting temperatur terlalu tinggi


Custom White balance


Pemilihan pengaturan WB dengan Preset atau kelvin mungkin dianggap ribet saat fotografer tidak bisa memutuskan setting yang tepat. Beberapa kamera dilengkapi dengan pilihan Custom WB sebagai alternatif terakhir. Pada setting ini, kamera digunakan untuk memotret dan merekam warna yang dijadikan standar putih, dan selanjutnya warna ini akan digunakan untuk melakukan koreksi warna untuk obyek yang lain. Jadi fotografer cukup mengantongi selembar karton putih sebagai standar jika sewaktu-waktu diperlukan.
Uniknya, dengan cara ini, bisa digunakan warna lain selain putih sebagai standar, sehingga dapat dihasilkan 'false color' - kesalahan tonal warna yang disengaja untuk mendapatkan mood bagi sebuah foto. Misalnya untuk memperoleh kesan 'hangat' foto dibuat bernuansa kekuning-kuningan. Sebaliknya, untuk memperoleh kesan 'dingin' foto dibuat bernuansa kebiru-biruan.

Lalu seperti apa sebenarnya warna obyek yang saya potret di atas?
Dengan Custom WB pada sebuah karton putih, ini hasilnya:

Semoga bermanfaat

7 komentar:

  1. informasi yang saya cari2,soal nya saya pengguna canon 500D,saya masih awam dengan semua setingan kamera tersebut,setelah membaca ulasan dari bapak saya jadi paham tentang kamera SLR,treima kasih banyak atas info,salam saya iwan

    BalasHapus
  2. Terima kasih kembali. Senang bisa membantu. Salam kenal juga

    BalasHapus
  3. jadi "dong" dgn white balance stlah dpt penjelasan dr bpk. trima kasih sangat membantu :)

    BalasHapus
  4. ikut ngiklan ya om, kami membuka les belajar fotografi dan editing bagi yang ingin mendalami secara serius.. kunjungi kami http://parmadi.net atau hubungi 08988284262

    BalasHapus
  5. Silakan Mas. Klo mungkin kita bikin acara bareng ... hehehe ...

    BalasHapus
  6. persmisi pak saya mau tanya, gimana caranya kita menentukan/mengukur derajat suhu di suatu tempat misalnya dialam terbuka, waktu siang - malam?? trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang kita perlu lakukan bukan mengetahui derajat suhu tempat kita motret, tapi nuansa warna seperti apa yang ingin kita tampilkan.
      WB normal berkisar d0 5000-5500 K. Ini biasanya akan menampilkan tone warna "normal". WB di bawah itu menampilkan nuansa biru sedangkan di atasnya akan menimbulkan nuansa kuning.
      Saran saya: coba dipraktekkan, ubah2 WB temperature untuk 1 obyek yg sama. Biasanya kamera Nikon punya fitur WB temp, di Canon belum tentu ada :-)

      Hapus