Dalam berbagai kesempatan, fotografer perlu bertindak seperti seorang Manajer:
“Delegasikan tugas kepada staf yang berkompeten”
Kamera digital saat ini sesungguhnya merupakan sebuah computer super mini yang memproses pengolahan data cahaya menjadi gambar sesuai dengan “kecerdasan” yang ditanam di dalam sistemnya. Namun demikian ada 3 hal yang tidak dapat diputuskan oleh kamera Anda, yaitu:
(1) Momen
Kamera Anda dapat melakukan focusing dan metering, namun tidak dapat menentukan “kapan” shutter harus dilepaskan.
(2) Angle
Perubahan sudut pengambilan gambar akan mengubah arah cahaya dankeseimbangan terang & gelap dan menghasilkan mood yang berbeda. Ini juga mempengaruhi tampilan subyek yang dapat menimbulkan kesan sederhana, agung atau arogan. Ini tidak ada referensinya dengan program dalam kamera.
(3) Komposisi
Susunan elemen-elemen merupakan rangkaian pesan yang hendak disampaikan. Ini juga tidak dapat dipahami oleh kecerdasan kamera.
Faktor-faktor itulah yang akan menegaskan pesan, menentukan nilai “rasa” dan “seni” sebuah foto. Jadi, fokuslah pada ketiga hal di atas dan serahkan pekerjaan lain pada “kecerdasan” kamera Anda, kecuali jika keadaan sedemikian sulitnya, barulah sang Manajer turun tangan menyelesaikan masalah.
Sebagai manajer, Anda bisa menugaskan staf untuk melakukan tugas dengan cara tertentu sehingga target tercapai secara efektif dan efisien. Seorang fotografer dapat memanfaatkan setting yang tersimpan pada beberapa mode untuk memperoleh akses cepat dalam menyesuaikan perbahan kondisi pemotretan. Pada mode priority setting (S/ Tv dan A / Av) kamera akan mengkompensasi perubahan yang dilakukan pada salah satu setting dengan menggerakkan setting lain kea rah berlawanan. Misalnya:
Kondisi awal: ISO 200, shutter speed 1/125, aperture f/8
Perubahan aperture menjadi f/6.3 akan dikompensasi oleh kamera dengan mengubah shutter speed menjadi 1/200
Perubahan speed menjadi 1/60 akan dikompensasi oleh kamera dengan mengubah aperture menjadi f/11
Dengan pemahaman tabiat kamera seperti di atas, saya terbiasa untuk menyimpan setting shutter priority (S, Tv) pada posisi berlawanan dengan setting aperture priority (A, Av). Untuk melakukan hal ini, kita dapat mengacu pada konsep BDE (Bright Daylight Exposure), yaitu
ISO 200, speed 1/250, f/16 atau ISO 100, speed 1/125, f/16
BDE ini juga yang menjadi acuan kamera untuk menentukan setting pada mode P dan dikompensasi berdasarkan kondisi pencahayaan saat dilakukan metering. Artinya, dengan sekali melakukan test pada mode P, Anda dapat menentukan setting pada mode S / Tv atau A / Av untuk mempercepat akses.
Misalkan, hasil pemotretan pada mode P menghasilkan setting ISO 100, speed 1/125, f/8 maka saya akan melakukan setting mode S / Tv pada 1/30 dan A / Av pada f/4 atau S/ Tv pada 1/500 dan A / Av pada f/16. Dengan setting ini kita akan memperoleh setting 2 stop dengan hanya sekali memnggerakkan tombol.
Contohnya begini:
Sesi pemotretan: Balap motor
Lokasi: Outdoor
Light: Ambience
Waktu: 08.00 – 15.00
Kemungkinan pemotretan yang akan terjadi:
1. Action, memotret motor yang bergerak dengan kecepatan tinggi dan perlu melakukan freezing à dicapai dengan memindahkan mode ke Scene Program Sport
2. Panning, memotret motor yang bergerak cepat dengan latar belakang motion blurred à dicapai dengan mode S / Tv (shutter priority) pada speed 1/60 atau 1/80
3. Portrait, untuk memotret para pembalap atau umbrella girl dengan DOF sempit dan latar belakang blurred à dicapai dengan mode A pada aperture lebar. f/4 atau lebih rendah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar