Misalnya, jika seorang fotografer menerima job wedding, maka dia harus paham betul run-down acaranya, membagi tugas, mempersiapkan alat dan siap mengabadikan setiap momen yang tidak akan dapat terulang lagi. dalam perencanaan ini waktu harus dihitung dari menit ke menit.
Hal yang sama berlaku juga dalam kategori pemotretan lain, misalnya dalam pemotretan di luar ruangan. Cahaya matahari dari jam ke jam memiliki karakter yang berbeda dan akan menimbulkan tonal, shadow serta mood yang berbeda pula. Berikut contoh foto dari Imanuel di Jakarta. Kameranya digital poket, Samsung ES-15, tapi difoto dengan teknik yang tepat pada momen yang bagus:
Dalam kaitan cahaya matahari dengan fotografi, kita mengenal istilah berikut:
- Golden hour, waktu ketika cahaya matahari berwarna kuning keemasan, terjadi pada pagi hari ketika matahari menjelang terbit atau sore hari saat matahari menjelang terbenam. Momen ini berlangsung sekitar 15 hingga 30 menit
- Soft shadow, bayangan lembut yang muncul saat cahaya matahari jatuh miring, biasanya diperoleh pada pagi hari sebelum pukul 9.00 atau sore hari setelah pukul 15.00
- Harsh shadow, bayangan yang gelap dan membentuk garis batas yang jelas. Bayangan seperti ini muncul antara pukul 09.00 -15.00 dan biasanya tidak dikehendaki. Untuk mengeliminasi bayangan macam ini harus digunakan alat tambahan seperti reflektor atau lighting
- Blue hour, waktu ketika matahari sudah terbenam namun langit masih berwarna biru. Momen ini berlangsung 10-20 menit di Indonesia, tergantung lokasinya. di negara-negara kawasan sub tropis, momen blue hour berlangsung cukup lama pada musim panas
- Night tentunya adalah pemotretan di malam hari saat cahaya matahari tak tersedia lagi. Pemotretan sangat bergantung pada kondisi pencahayaan setempat dengan memanfaatkan aperture lebar atau speed lambat
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar